4. Pertemuan Singkat

12 2 7
                                    

Hy para reader,
Aku ngucapin terimakasih buat yang udah baca cerita ini.
Target aku sudah terpenuhi, semoga setelah aku publish chapter ini readernya jadi 50.
maunya sih publish setiap hari kalau gak ada kesibukan.
Tapi kemungkinan minggu ini aku bakal sibuk, jadi tolong bersabar yaa😊😉😘

Salam hangat buat kalian
Aku harap kalian suka dengan alur cerita dichapter ini, cerita makin menarik tentunya.
Happy reading😊😘

kalau kalian ngelihat Andika ekspresi dan penampilannya kayak gini menurut kalian gimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kalau kalian ngelihat Andika ekspresi dan penampilannya kayak gini menurut kalian gimana?

***

Jam sudah menunjukan pukul 15.48, waktunya untuk berkemas pulang. Karena sekolah Anita menerapkan sistem fullday school, jadi pulangnya 16.00, sedikit melelahkan bagi orang-orang yang belum terbiasa seperti Anita.
Suasana kelaspun menjadi gaduh. Semua penghuni kelas, serasa cepat-cepat meninggalkan ruangan.
Canda gurau teman-teman Anita masih menghiyasi ruangan. Tetapi Anita tak peduli dengan situasi dikelas saat itu, ia bergegas keluar dan dipikirnya cepat-cepat menuju kantin karena ia sudah ada janji dengan Andika, untuk bertemu dikantin saat pulang sekolah.
.
.
.
Beranjak dari ruang kelas, tak di sangka Andika sudah menghampiri Anita, tanpa ia sadari.
"Hey...'' Sapanya denang lembut.
''Hey...'' Dengan kagetnya Anita mendengar sapaan itu, terdengar lembut tapi mampu menggoyahkan hati.
''Bolehkah aku pergi ke kantin bersamamu?" Tanyanya sembari melukiskan sebuah harapan.
Anita masih kebingungan dengan pertanyaan yang dilontarkan Andika kepadanya. Sembari mengalihkan pandangannya, agar tak terkesan gugup dihadapan Andika.

Tanpa disadari Anita, Evi yang sedang berjalan menuju kearah mereka berdua, tak sengaja mendengar percakapan mereka. Dan tak terpikir di benaknya ia langsung menjawab pertanyaan Andika yang dilontarkan kepada Anita, serasa menyelamatkan sahabatnya, agar dia tak terkesan gugup saat bertemu lelaki yang ia segani itu.
"Tentu boleh'' Jawab Evi tergesa-gesa.
Anita terkaget, dan bernafas lega, karena tak di sangka, pertanyaan yang menyulitkannya sudah dijawab Evi, sahabatnya sendiri.
Sembari menyenggol lengan Evi, Anita pun berkata.
''Kamu ini, kebiasaan deh, nyambung mulu'' Sembari mengecilkan suaranya. "Kabel kan dimana-mana selalu nyambung goblok, kalau gk nyambung gimana listriknya mau tersalurkan'' Tegas Evi sembari tersenyum lebar.

"Sialan Evi, brani-braninya jawab pertanyaan Andika, orang aku yang dia ajak ke kantik bukannya Evi, tapi syukurlah'' Gumamnya dalam hati.
.


.
.
Beranjak untuk pergi bersama
seketika Evi mengatakan sesuatu.

"Oya... Kalian kekantin aja duluan, aku tar nyusul, soalnya aku ada janji mau ke temu Nova dulu di tempat biasa'' Ucapnya tanpa ada keraguan.
''Ih.. Gak bisa gitu dong, kamu yang bilang boleh barengan ke kantin tadi, sekarang kamu tinggal aku sendiri, gak adil tau Vi!!!'' Bentak Anita
Seketika tanpa berpikir panjang Andika yang masih didekat mereka mengatakan ''Gak apa Ta, kita ke kantin berdua saja, kan aku perlunya sama kamu bukan sama Evi'' Jawab Andika serasa tak mau diganggu.
'' Noh,,, Andika aja nyuruh kayak gitu, sudah lah .... Daaa aku pergi dulu'' Sembari berlari kecil meninggalkan Anita.
.
.
.
Sembari berjalan menuju kantin, Andika terhenti sejenak, terasa ada yang menganggu pikirannya.
"Kamu kenapa?." Tanya Anita,
Sembari tersenyum Andika menjawab, "Gak apa kok''
''Oya Ta, dikantin ramai lo, kita cari tempat di luar sekolah aja yuk, biar leluasa'' Tambah Andika.
Anita berpikir sejenak dengan ajakan Andika yang terkesan mendadak, tapi tak mau menunggu lama Anita hanya mengangguk saja. '' Baiklah, aku yang tentuin tempatnya yaa, dan kamu gak perlu sungkan nantik masalah kesananya aku yang bonceng'' Sahut Andika bersemangat. Anita bernafas panjang, dan berpikir '' Kenapa Andika tahu aku gak bawa motor yaa''
Tanpa berpikir panjang, Andika meraih tangan Anita dan bergegas untuk keparkiran. Dan menaiki motor yang gagah seperti orang yang mengendarai.
.
.
.
Tak butuh waktu lama untuk menentukan tempat, sampailah mereka disuatu cafe. Sesudah melepas helm dan melepas jaket, tangan Anita kembali di raihnya serasa tak mau lepas dari genggaman tangan yang kekar itu. Merekapun duduk berdampingan.
Tanpa mengulur waktu Andika memanggil waiter dan memesan 1 ice cream dan cappucino.
Sembari menunggu pesanannya datang, Anita membuka obrolan terlebih dahulu.
"Dika''
'' Iya Ta?''
''Kok kamu repot-repot datang kesini cuman buat ngobrol ma aku?''
'' Ya karena kamu spesial menurutku''
"Spesial apanya?"
"Jujur ya Ta, aku suka ma kamu, mungkin ini terlalu cepat menurutmu, tapi menurutku ini hal yang begitu aku nantikan, dari pertama masuk sekolah ini aku dah tertarik ma kamu, mulai mencari tau apa yang kamu suka, yang kamu tidak suka, kebiasaan kamu, dan banyak hal tentangmu, tapi bodohnya aku, aku selalu gagal mengetahui namamu, dan akhirnya kemarin semuanya tercapai" Sembari bernafas lega.
Anita yang mendengar penjelasan Andika hanya bisa terdiam dan pemikirannya melayang-layang entah kemana.

Seketika suasana menjadi hening, dan untung saja pesanan yang di pesan tadi sudah datang dan tanpa di komando, Anita langsung menikmati ice cream yang di pesan Andika. ''Ice creamnya enak yaa"
Sembari mengalihkan pembicaraan.
"Tentunya, kamu kan suka ice cream'' Andika langsung menjawab dengan bangga.
"Ta, kok kamu gak ngerespon omongan aku? " Tanya Andika serasa ingin kepastian

Anita hanya tersenyum kecil sembari menikmati ice cream di depannya.
Butuh waktu untuk memikirkan hal yang diutarakan Andika kepadanya tadi.
''Dika.. Bukannya aku menolakmu, tapi aku baru saja kenal kamu, aku belum tau gimana kamu dan semua tentang kamu, jadi aku butuh waktu buat menjawab pertanyaan dari kamu, boleh kah ??'' Jawab Anita sembari menjelaskan.
''Butuh berapa lama'' Tanya Andika serasa ragu.
''Aku belum tahu, dan aku gak tahu butuh berapa lama penyesuaian diri sama kamu" Jawab Anita. ''Bisakah?'' Tanyanya lagi.
''Tentu, tapi jangan lama-lama ya Ta, asal kamu tau aku gak sanggup dan gak rela jika kamu bersama orang lain'' Tegasnya
''Duh kok kamu bawel banget yaa" sembari mencubit kecil pipi Andika.
'' Pulang yuk Dik, udah sore jugaan" Ajak Anita.
"Baiklah'' Sembari beranjak dari tempat duduk dan bergegas kekasir.
.
.
.
Anita tak mengira Andika mau mengantarnya sampai rumah. Karena jarak antara sekolah dengan rumahnya lumayan jauh, dikiranya Andika akan meninggalkan dia dicafe tadi, ternyata tidak. Sesampainya Anita di depan rumah, tak lupa iya mengucapkan terimakasih pada Andika dan beranjak untuk meninggalkan Andika tanpa menyuruh dia mampir.

Bergegas untuk meninggalkan Andika
seketika tangan Anita di tarik dan tak terbayang dan tak dia sadari Anita sudah berada dipelukan Andika.
Bagitu hangat terasa pelukan itu, begitu nyaman serasa tak ingin menyudahi, tapi tak butuh waktu lama Anita pun teringat ia berada dilingkungan rumah dan begitu banyak orang yang dia kenal, bagaimana jika ada orang melihatnya. Seketika Anita mendorong tubuh Andika menjauh dari tubuhnya.
''Maafkan aku'' Ujar Andika.
Tanpa membalas perkataannya, Anita meninggalkan Andika dan masuk kerumah.

Sekian dulu yaa
Karena Anitanya gak mau diganggu, soalnya dia mau menghayal gak jelas abis di peluk Andika😂😂

gimana reaksi dia abis di peluk ya?
Kalian pasti kepo
Tunggu di chapter selanjutnya
Ok

Kritik dan sarannya masih aku tunggu, untuk membangun cerita lebih baik kedepannya
Makasi buat yang udah baca
Love you 💖😘

Broken DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang