7. I Need

18 1 5
                                    

PENTAGON - Nothing I Can Do

Hy para reader setiaku, aku balik lagi maaf ya aku mau jadwalin publish ceritaku sesuai saran dari salah satu reader setiaku. Publishnya tu senin jumat yaa... Jangan sampai kelewatan.

Aku ngucapin terimakasih buat reader setiaku udah tembus 50 reader bahkan lebih, aku harap kalian suka cerita di chapter ini

Happy reading😙


.


.
.
Sang surya pun mulai meredup pertanda hari mulai gelap.

Sembari duduk berdampingan, agar tak menyita waktu, Andika pun memulai pembicaraan.

"Ta, kamu gak mau jawab pertanyaanku waktu itu?"

"Ah... Pertanyaan yang mana?" Terkejut, membuat Anita bingung.  Sembari membenahkan rambutnya dan mengingat pertanyaan apa yang di maksud oleh Andika.
Anita menjawab apa yang di ucap Andika. "Bukan begitu Dik, ini terlalu cepat menurutku, kita juga baru kenal, gak mungkin juga aku bakal segampang itu suka makamu" Jawab Anita tegas.

"Setidaknya kita bisa jalanin aja dulu, kalau gak cocok ya udah kalau cocok kan bisa lanjut" Imbuh Andika menegaskan.

"Memang ada hubungan kayak gitu, aku sih gak mau main-main Dik, ini soal hati bukan yang lain"

"Iya aku tau, tapi aku sayang ma kamu Ta, udah sayang banget malahan, dan saat ini cuman kamu yang ada dipikiran aku"

Anita mengela nafas panjang, tak habis pikir dengan apa yang di katakan Andika. Kepalanya terasa pusing tuju keliling, memikirkan jawaban yang harus dilontarkan agar Andika tidak merasa kecewa.

Suasana hening menyelimuti mereka berdua. Tanpa adanya sepatah katapun.
Andika mulai geram, dengan tingkah laku Anita yang bimbang, dipikirnya "Apakah Anita masih ragu kepadaku"
Sauntak Andika menarik rambutnya dan menggelengkan kepala, sembari meraih tangan Anita.
"Ta, kamu belum percaya ya? Apa yang aku katakan itu? Apa kamu perlu bukti, bahwa aku serius dan sungguh-sungguh sayang ke kamu!! Apa perlu aku sekarang menyayat tanganku atau aku terjun dari atas tebing !!" Ucap Andika sembari menatap mata Anita.

Anita melotot menatap balik mata Andika.
Perkataan Andika terlihat sungguh-sungguh, apa yang di ucapnya waktu itu benar tulus dari dalam hati. Anita menghembuskan nafas lega dan mulutnya serasa ingin melontarkan beberapa kalimat kepada Andika.
"Dika" Sembari membalas genggaman tangan Andika dengan lembut.
"Aku percaya kok, kamu gak boleh ngomong gitu dan gak boleh ngelakuin hal bodoh, belum tentu apa yang kamu lakukan itu baik buat kamu lo, malahan aku gak bakal terima kamu kalau kamu bilang kek gitu, jangan karena wanita kamu bertindak bodoh" Tegas Anita kepada Andika.
"Men, aku harus gimana, aku ngomong baik-baik kamu gak ada jawaban, aku ngomong kayak gitu kamu jawabnya halus gini gimana aku gak frustasi. Melihat kamu seperti ini, aku luluh melihat tinggah laku kamu kayak gini, sungguh aku gak tahan melihatnya Ta, rasanya ingin memilikimu" Jawab Andika geram sembari mengusap rambut Anita.

15 menit berlalu saat Andika berdebat dengan Anita. Serasa
Anita kehilangan akal untuk menjawab semua perkataan yang dilontarkan Andika kepadanya. Dan tanpa berlama-lama,
Anita berkata "Dika, aku .... Aaaa... Aku mau" ucapnya terbata-bata.

Mendengar kalimat yang dilontarkan Anita secara tiba-tiba membuat Andika merasa degdegan "Iya ... Mau apa Ta, jawab dengan jelas, jangan buat jantungku berhenti berdetak" Jawabnya.

Anita melepaskan genggaman tangannya, dan berkata "Aku mau jalanin hubungan ini, tanpa ada paksaan tanpa ada rasa kasihan, aku tulus jalaninnya, tapi seperti yang kamu bilang, jika aku gak suka aku bisa menghakiri hubungan ini kan? Jadi kita jalani aja dulu, lihat ke depan gimana jadinya. Sudah jelaskah?" Jawab Anita dengan tegas.

Broken DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang