Chanyeol tertegun menyadari pemandangan di luar mulai familiar tanda sebentar lagi mereka akan sampai. Pemuda itu menoleh ke arah Yoona dan berdeham, "lo udah siap?"
Yoona yang sedang melamun, tersentak kecil menyadari Chanyeol bertanya ke arahnya. Gadis itu mengangguk singkat dengan tangan mulai bergerak memperbaiki geraian rambutnya, "Hm. Aku siap."
Chanyeol mengangguk, tak berbicara banyak dan kembali menyandarkan punggungnya ke kursi mobil.
"Tuan, nona, kita sudah sampai."
Chanyeol menaikkan tangan, bergerak merapikan kemeja dan jas hitam yang ia kenakan. Pemuda itu mulai melangkah turun ketika seseorang membukakan pintu untuknya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menoleh ke arah Yoona yang juga sudah turun dari limousine dan berjalan ke arahnya. Terlihat cantik seperti biasa.
Chanyeol berniat mengulurkan tangannya pada Yoona saat gadis itu malah berjalan lebih dulu mendahuluinya. Tangan Chanyeol akhirnya terulur menahan tangan Yoona. Dengan gerakan lembut ia melingkarkan lengan kanannya ke sekeliling pinggang Yoona yang dibalas dengan tatapan kaget gadis itu.
"Kita kan dateng bareng. Harus gandengan dong," ujar Chanyeol kali ini dengan nada lembut. Pemuda itu melangkah sambil menuntun Yoona menaiki anak tangga dengan hati-hati. Beberapa pegawai restoran sudah bersiap di samping kanan dan kiri, menyambut mereka yang baru saja melewati pintu otomatis.
Yoona meneguk ludahnya perlahan. Ia lupa, mereka akan segera memulai sandiwaranya. Orang-orang mulai memperhatikan mereka dan Yoona akhirnya membiarkan Chanyeol menuntunnya. Gadis itu bahkan ikut melingkarkan lengannya ke pinggang Chanyeol.
"Terserah," sahutnya singkat, memasang senyum pada pegawai yang menyambut mereka berdua di pintu utama.
Kedatangan mereka langsung menjadi pusat perhatian semua orang. Dua pegawai mempersilahkan mereka dan menunjukkan kursi yang disiapkan khusus untuk mereka. Di meja yang terletak agak di tengah ruangan tersebut, sudah duduk kedua orang tua mereka lengkap dengan nenek Chanyeol yang menatap mereka antusias. Sooyoung juga sudah datang, kali ini sendiri tanpa ditemani tunangannya.
"Oohh! Finally, anak-anak kesayangan Mami are here," sambut Ny. Park riang.
Nenek Chanyeol berdiri dari kursinya, membuat Chanyeol segera menarik Yoona mendekat dan menyalami nenek dari pihak ayahnya tersebut.
"Ama sangat rindu kalian," kata Nenek memeluk erat tubuh mungil Yoona. Gadis itu tersenyum dan balas mengeratkan pelukannya.
"Aku juga rindu Ama," pelukan terlepas dan Yoona memegang kedua tangan Nenek erat-erat, "Ama apa kabar? Sehat? Maaf aku dan Chanyeol tidak bisa sering-sering datang kesini," lanjut gadis itu dengan nada bersalah.
Nenek menggeleng, "tidak apa-apa, Ama tahu kalian sibuk sekolah." Wanita yang sudah renta itu lantas memeluk Chanyeol erat dan menepuk-nepuk pipi cucunya penuh sayang.
"Duduklah," tunjuk Nenek ke arah kursi kosong di samping Ny. Im, menyuruh Yoona dan Chanyeol duduk agar makan malam bisa segera dimulai.
Chanyeol menggandeng tangan Yoona, menuntun gadis itu untuk mendekat dan menyalami Mami dan Papi-nya. Ny. Park mencium pipi kanan dan kiri Yoona singkat lalu menjauh sedikit untuk mengamati riasan Yoona hari ini.
"Cantik banget. Pilihan Mami emang gak pernah salah. Iya kan Pi?"
Tuan Park tertawa kecil, "emang dasarnya Yoona udah cantik, Mi. Jadi diapain aja tetep cantik," lelaki paruh baya itu maju memeluk Yoona dan membiarkan gadis itu menyalami tangannya dengan hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proelium
FanfictionIt's gonna be their proelium. There's gonna be a fight. For the pride. For the dignity. For the love. So, who's gonna be the winner?