Mr. Jason duduk menyandar di kursinya. Tangan kanannya ia gerakkan ke atas touchpad, mengarahkan kursor ke rangkaian materi yang terpampang di depan ruang perpustakaan. Pelajaran Sejarah kali ini, Mr. Jason meminta kelas laki-laki dan perempuan digabung menjadi satu. Untuk memudahkan proses belajar mengajar beliau mengumpulkan anak-anak kelas 11 di ruangan perpustakaan, duduk berderet rapi di ruangan seminar, terhalang rangkaian rak berisi buku-buku pendidikan.
Chanyeol mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Beberapa temannya sudah duduk menunduk dengan kepala menempel ke bangku, menahan kantuk mendengar ocehan Mr. Jason yang fokus dengan laptopnya. Beberapa lagi malah sudah tertidur, bersembunyi di balik badan siswa yang duduk di depannya. Berbeda dari yang lain, Seohyun yang duduk terpisah dua meja darinya, memperhatikan layar di depan dengan serius. Sesekali gadis itu akan mencatat di bukunya, lalu kembali mendongak memperhatikan.
Chanyeol tersenyum kecil melihatnya.
Seohyun memang berbeda.
Getaran ponsel di saku celananya menyadarkan Chanyeol dari rasa kagumnya. Pemuda itu merogoh ponsel dan mengangkat alis melihat ada notifikasi chat masuk.
Dari Mami.
Chanyeol menggeserkan jarinya, membuka kunci layar dan menekan notifikasi chat masuk itu.
Hanya pesan singkat, rangkaian dari beberapa kata tapi sanggup membuat wajah Chanyeol mengeras seketika.
Pemuda itu mendecak pelan. Dengan segera ia menekan tombol power di samping ponselnya dan melemparkan benda pintar itu kembali ke dalam tas. Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, mencari sosok seseorang. Dan ia menemukan gadis yang ia cari duduk sebaris dengan Seohyun, terhalang tiga bangku di belakangnya.
Dan gadis itu juga tengah menatapnya. Dengan ponsel dalam genggaman tangannya. Disertai pandangan yang Chanyeol tak tahu apa artinya.
Detik berlalu tapi mereka masih bertahan dengan kontak mata masing-masing. Saling menyelami berbagai arti dan pesan yang mereka coba sampaikan lewat tatapan mereka.
Chanyeol berniat mengalihkan wajah, tapi urung dilakukan. Pemuda itu tercekat ketika melihat Yoona tersenyum tipis ke arahnya. Gadis itu mengangkat sudut bibirnya dengan tatapan mata yang perlahan-lahan melembut.
Chanyeol tertegun dan tak tahu harus membalas apa. Gerakan refleks yang ia lakukan selanjutnya adalah memalingkan wajah, menatap Seohyun sekilas sebelum mengembalikan perhatiannya pada layar di depan. Sebisa mungkin berkonsentrasi pada materi yang diajarkan Mr. Jason. Mengabaikan Yoona yang masih mengarahkan pandangan ke arahnya.
Yoona menghembuskan nafas perlahan. Matanya masih tetap bertahan menatap punggung Chanyeol yang kini menghadap ke depan, memperhatikan layar.
Ponsel gadis itu kembali bergetar, membuat Yoona melirik ke layarnya yang masih menyala. Satu notifikasi chat masuk terpampang di layar. Tapi ketika melihat nama kontak yang tertera, Yoona mengurungkan niat untuk membukanya. Gadis itu kemudian membalikkan layar ponsel dan meletakkannya asal ke atas meja.
Sooyoung yang duduk di samping Yoona menyenggol pinggang gadis itu pelan.
"Siapa?" bisik gadis jangkung itu sambil tatapannya masih terpaku ke depan.
Yoona menghembuskan nafas dan menggeleng kecil, "bukan siapa-siapa."
Tapi ponselnya kembali bergetar, membuat gadis itu mau tak mau meraihnya karena menimbulkan getaran yang keras di atas meja.
Sooyoung kali ini meliriknya dengan alis terangkat, yang dijawab (kembali) dengan gelengan kepala oleh Yoona.
Layar ponsel Yoona berkelip. Menunjukkan notifikasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proelium
FanfictionIt's gonna be their proelium. There's gonna be a fight. For the pride. For the dignity. For the love. So, who's gonna be the winner?