"Tadi kuis Ms. Nina susah gak?" tanya Seohyun sambil mencelupkan kerupuknya ke dalam kuah bakso lalu memakannya dengan lahap.
"Enggak. Guru aku di rumah udah ngajarin semua jadi aku bisa," jawab Chanyeol menusukkan garpunya ke bulatan bakso.
Kedua orang itu sedang berada di kantin sekarang, bergabung dengan keramaian warga sekolah yang sedang menyantap makan siang mereka masing-masing. Chanyeol selalu takjub. Mengenal Seohyun, ia juga jadi mengenal banyak hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya karena terikat aturan yang begitu ketat. Pemuda itu bahkan baru mengenal lezatnya bakso yang dulu selalu dijauhkan oleh Mr. Donghae selaku asisten pribadinya.
Seohyun dan status sosialnya tidak serta merta membuat gadis itu jadi besar kepala. Ia adalah gadis yang lembut dan bersahaja. Asal muasal kenapa Chanyeol bisa kagum padanya.
Sudut mata Chanyeol menangkap bayangan Yoona dan Sooyoung berjalan melewati kantin, dengan diikuti oleh para bodyguard dan personal assistant mereka. Rombongan itu berjalan ke sudut lain gedung, dimana ada ruangan yang disediakan pihak sekolah khusus untuk mereka.
Untuknya juga.
Dan seharusnya dia juga ada disana.
"Chan, kamu dengerin kan?"
Chanyeol mengerjap. Menoleh kembali ke arah Seohyun yang menatapnya penuh tanya. "Eh? Apa?"
"Tuh kan! Kamu tuh ngelamunin apa sih?" rengek Seohyun mengeluh kecil. Gadis itu menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri. Ketika ia tidak menemukan sumber distraksi Chanyeol, ia merengut kecil, "konsen ke aku dong."
"Sorry. Kamu bilang apa?"
"Anterin aku nyari buku ya pulang sekolah."
Chanyeol mengangguk.
"Oh iya abis ini kita ke perpus kan ya? Mr. Jason minta kelasnya digabung di perpus."
Chanyeol kembali mengangguk. Merutuk kecil menyadari sehebat apapun gadis yang ada di hadapannya, fokus utamanya tetaplah gadis itu.
"Ah, right."
"Ya udah makan yang banyak. Biar punya energi lebih dengerin ocehan Mr. Jason."
Chanyeol menolehkan kepalanya lagi ke luar kantin, kali ini menatap ke arah kafetaria di ujung sana dengan pandangan tajam.
Seharusnya dia ada disana.
Tapi dia terlalu marah.
Ia terlalu sakit hati untuk berada dalam satu ruangan yang sama dengan gadis itu.
You asked for this, Yoona. Lo yang bikin gue kayak gini.
/ /
Yoona duduk di seberang Sooyoung dengan meja bundar yang memisahkan mereka. Diatas meja sudah terhidang berbagai macam makanan. Ada dua piring spaghetti aglio e olio, open sandwich dengan topping yang beraneka ragam, semangkok super besar es krim dari Baskin Robbins, serta creme brulee kesukaan Yoona.
Yoona menggulung spaghettinya perlahan. Lalu menyuapkannya ke dalam mulut.
Di sekolah mereka ada kantin dan kafetaria. Di kantin banyak tersedia jajanan-jajanan anak sekolahan pada umumnya dengan harga makanan yang sangat terjangkau. Sedangkan di kafetaria, makanannya sedikit lebih berkelas dengan harga yang agak sedikit berbeda.
"Ruangan" yang dimaksud Sooyoung di Kafetaria adalah sebuah ruangan khusus yang diperuntukkan untuk lima siswa terdaftar yang memang secara spesial dibangun dengan fasilitas mewah didalamnya. Ada Play Station, sebuah televisi layar datar 42 inch, DVD dan CD player lengkap dengan stereo dan deretan kaset-kaset film di samping lemari tv. Makanan di ruangan itu pun harus melewati seleksi ketat Mrs. Hyoyeon sebagai kepala pelayan di keluarga Choi dan dipesan khusus dari sebuah restoran bintang lima milik keluarga Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proelium
FanfictionIt's gonna be their proelium. There's gonna be a fight. For the pride. For the dignity. For the love. So, who's gonna be the winner?