Aura mencekam menyelimuti Chanyeol yang duduk dengan wajah keruh di sudut waiting room. Tangannya bergerak kasar, menyentuh layar tablet tipis canggihnya dengan emosi. Pegawai yang lain berdiri sedikit menjauh menyadari tuan mereka sedang dalam mood yang buruk. Sementara itu Mr. Donghae berusaha sehalus mungkin menjelaskan laporan pemasukan bulanan sebuah store atas nama Chanyeol dan menjawab pertanyaan pemuda itu pelan-pelan."Yang di Phuket tutup aja," putus Chanyeol akhirnya. Matanya masih bergerak mengamati grafik laporan bulanan yang baru masuk ke email, kiriman staffnya yang ada di Thailand.
Mr. Donghae mendongak, menaikkan sebelah alisnya, "Maaf? Ditutup tuan?"
Chanyeol mengangguk singkat.
"Maaf tuan muda, selama dua hari kemarin kita memang mengalami penurunan pemasukan. Tapi tuan, beberapa bulan ini store itu mengalami peningkatan pengunjung," Mr. Donghae mencoba mempertahankan. Ia tahu Chanyeol sedang kesal dan keputusan yang diambil tuan mudanya hanyalah imbas kecil dari lepasnya kendali diri akan emosinya.
"Tutup aja!" sahut Chanyeol kekeuh. "No more questions," sambungnya ketika Mr. Donghae membuka mulut hendak membantah lagi.
"Ya, baik tuan," mau tak mau Mr. Donghae mengangguk, mematuhi perintah sang tuan muda. Kemudian mulai sibuk dengan ponsel di tangannya, menghubungi bagian management untuk berkoordinasi soal penutupan store yang dimaksud si tuan muda.
"Cewek itu kemana sih?!" tanya Chanyeol tak tahan juga pada akhirnya. Pemuda itu mendengus kesal sambil melemparkan tabletnya ke atas meja. "Lewat dari sepuluh menit, kita tinggal!"
Mr. Donghae yang tengah menunduk lantas menggelengkan kepalanya samar. Lelaki itu mencibir di dalam hati, menyayangkan sikap si tuan muda yang selalu bersikap acuh di depan nona muda, padahal sebenarnya diam-diam dia peduli.
"Hah! Lama banget jalan kemana dulu sih?!"
Chanyeol menolehkan kepalanya ke arah luar waiting room. Terlihat beberapa pegawainya berjalan mondar-mandir, sibuk mempersiapkan pesawat yang akan mereka gunakan. Membuat pemuda itu kembali mendecak sebal.
Hingga tatapan mata Chanyeol terhenti pada sosok yang sedang ia dan pegawainya tunggu. Gadis itu berjalan berdampingan mesra dengan Taehyung. Terlibat dalam percakapan yang seru karena beberapa kali Yoona tertawa manis dan tangan gadis itu terayun, memukul-mukul bahu ataupun lengan Taehyung.
Tangan Chanyeol terkepal.
Sesuatu dalam dirinya tiba-tiba bergolak. Amarahnya meletup. Ia mendecih sambil terus memperhatikan gerak-gerik kedua orang itu.
Dari sudut matanya ia melihat Taehyung bergerak mendekat dan memeluk Yoona erat, yang dibalas tawaan gadis itu dan toyoran di kepala Taehyung sebelum Yoona masuk ke dalam rengkuhannya.
Sialan!
Chanyeol bergerak gelisah dalam duduknya.
"Apa tuan perlu sesuatu?" tanya Mr. Donghae yang melihat pergerakan tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proelium
FanfictionIt's gonna be their proelium. There's gonna be a fight. For the pride. For the dignity. For the love. So, who's gonna be the winner?