Dua orang pria berseragam biru dongker bergerak membukakan pintu puri kediaman keluarga Park dan mempersilahkan Chanyeol masuk. Di dalam, beberapa staff keluarganya yang mengenakan seragam dengan warna senada, ikut menyambut si tuan muda dengan hangat.
"Silahkan, tuan muda," Hwang Bora, selaku asisten pribadi Nyonya Park, berjalan mendampingi langkah tuan mudanya. "Nyonya Besar, menunggu anda."
Chanyeol melangkah dengan ringan, sesekali mengangkat tangannya membalas sapaan para staff yang bekerja di rumah utama. Dua orang bodyguard yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan sebelum masuk ke ruangan kerja Nyonya Besar, menundukkan kepala mereka dengan hormat ketika ia melewatinya. Mereka menekan pintu lift dan mempersilahkan Chanyeol beserta Mrs. Bora masuk ke dalamnya.
Lift mulai bergerak naik ke dua lantai di atasnya dalam waktu yang singkat. Sesampainya di tempat yang mereka tuju, pintu lift terbuka dan menunjukkan lorong menuju ruangan kerja ibunya, lengkap dengan pengamanan ketat di depannya.
Mrs. Bora melangkah lebih dulu, menempelkan barcode ID yang terletak di bawah rantai jam tangannya dan menekannya perlahan ke panel yang terhubung langsung dengan layar komputer di sebelahnya. Setelah komputer berhasil mengkonfirmasi, foto beserta informasi identitas diri Mrs. Bora muncul di layar. Asisten pribadi yang sudah mengabdi lebih dari puluhan tahun pada keluarga Chanyeol itu menyentuh tombol di layar dan pintu ruangan perlahan terbuka.
Ruang kerja yang didominasi dengan interior klasik bergaya eropa itu mulai terlihat. Begitu juga pemandangan seorang wanita cantik nan elegan yang tengah duduk manis menghadap layar komputer.
Park Minyoung mendongakkan kepalanya mendengar pintu terbuka dan melihat putra semata wayangnya berdiri disana didampingi asisten pribadi kepercayaannya.
Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menganggukkan kepala dan bangkit dari tempat duduknya. Chanyeol ikut mendekat dan memeluk ibunya erat-erat.
"Mami, kapan pulang?"
"Baru tadi siang, sayang."
Nyonya Park membalas pelukan putranya dan menuntun Chanyeol ke arah sofa. "Bawakan kami minuman," perintahnya pada Mrs. Bora, lalu menolehkan wajahnya ke arah Chanyeol, "mango juice, mau gak?"
"Anything is fine, Mi," jawab Chanyeol duduk menyandar ke sofa yang terletak di tengah ruangan kerja ibunya itu.
"Baik, Nyonya."
Mrs. Bora menunduk hormat lalu mundur beberapa langkah, ia mengangkat smart watchnya dan mendial nomor yang terhubung langsung dengan telepon di dapur. "Bawakan dua mango juice ke ruangan Nyonya."
Chanyeol menegakkan tubuhnya, menatap ibunya penuh penasaran dan bertanya, "tumben Mami ada di rumah?"
Nyonya Park menghela nafas. Ia meraih tablet canggih yang diletakkan di atas meja dan menggerakkan jarinya di atas layar, "Mami mau tanya sesuatu sama kamu."
Heran ibunya malah menjawab dengan pertanyaan, Chanyeol menggeser tubuhnya mendekat dan melihat apa yang sedang dilakukan ibunya. Mata pemuda itu seketika melebar. Melihat dengan kepalanya sendiri foto dan informasi profil Seohyun terpampang di layar tablet ibunya.
Nyonya Minyoung menarik nafasnya pelan dan mengulurkan benda pintar itu ke hadapan puteranya. Wanita itu menggeleng-gelengkan kepala pelan menyadari raut wajah anaknya yang terkaget dengan apa yang ada di hadapan mereka. Beliau juga yakin, anaknya tahu apa yang hendak ia tanyakan sebetulnya.
"Kamu lupa Mami juga bagian komite khusus di sekolah?"
Chanyeol mendecak dalam hati. Kenapa bisa ia lupa jika orang tua mereka punya peran penting di sekolahan. Tentu saja berita apapun akan mereka terima, apalagi berita mengenai anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proelium
FanfictionIt's gonna be their proelium. There's gonna be a fight. For the pride. For the dignity. For the love. So, who's gonna be the winner?