1 1

1.1K 249 51
                                    

Chanyeol termenung di ruangan belajar miliknya. Pemuda itu seharusnya belajar dan mempersiapkan materi karena guru les private nya akan segera datang seperti yang sudah tertera di jadwal. Tapi yang tuan muda Park itu lakukan sedari tadi hanya memainkan pulpen di tangannya dan melamun. Pikirannya melayang kembali pada percakapan tadi siang antara ia dengan ibunya.

"Mami akan beri kamu waktu sampai nanti malam. Klarifikasi semuanya dan katakan yang sesungguhnya pada semua orang," Nyonya Minyoung mengelus rambut Chanyeol dengan sayang. "Dan yang paling penting, kamu harus minta maaf pada Yoona. Bicarakan masalah kalian baik-baik, oke?"

Benar.

Ia harus bertemu dengan Yoona.

Mereka harus segera menyelesaikan masalah ini. Chanyeol akan meminta kejelasan atas apa yang sebenarnya terjadi dua tahun yang lalu.

Pemuda itu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan ke kamar pribadinya dan meraih jaket hitam yang tergantung disana. Mr. Donghae yang baru datang membawa makanan pesanan si tuan muda sontak mengernyitkan kening melihat Chanyeol sudah rapi.

"Maaf tuan muda, anda mau kemana?"

Chanyeol menepuk pundak Donghae pelan. "Gue pergi dulu. Tolong cancel les hari ini."

"Tapi tuan muda——"

teriakan Mr. Donghae tidak digubris Chanyeol. Ia berjalan keluar ke arah parkiran dan naik ke motor hitamnya. Setelah kunci diputar, pemuda itu mulai mengendarai motornya melaju ke arah rumah Yoona.

/ / /

Getaran itu kembali Taehyung rasakan, membuatnya enggan memalingkan pandangan, balas menatap dalam Yoona juga yang memandangnya dengan puppy eyes yang akan selalu terlihat menggemaskan baginya.

Tak bisa ia pungkiri, detak jantungnya, getaran aneh di tubuhnya, akan selalu menjadi milik Yoona. Bahkan meskipun setelah dua tahun berlalu.

"Gue sayang sama lo, Na."

Pernyataan cinta Taehyung terungkap ketika mereka sedang berduaan, menikmati puding coklat di gazebo belakang rumah Yoona. Diiringi dengan angin yang menghembus pelan, pemandangan taman yang indah, Taehyung rasa itu adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

Sedikit terlalu berani karena ia tahu konsekuensi apa yang akan ia terima. Tapi Taehyung sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa apapun yang terjadi ia akan memperjuangkan rasa cintanya. Ia hanya perlu mengungkapkannya, keputusan selanjutnya tetaplah kuasa Yoona.

Yang tak ia sangka selanjutnya adalah Yoona yang tersenyum manis, membalas genggaman tangannya.

Masih teringat ucapan lembut Yoona yang menyapa telinganya setelah pernyataan cinta itu.

"Gue juga sayang sama lo, Taehyung. Lo berhasil bikin gue ngerasain nyaman di dekat lo."

Meksipun hanya untuk sementara, tapi Taehyung selalu bersyukur ia diberikan kesempatan untuk merasakan bahagianya merajut jalinan cinta dan kasih dengan gadis itu. Walau ia sadar sepenuhnya apa yang mereka lakukan tidak bisa dibenarkan.

Yoona menipiskan bibir. Ia menunduk, menghindari tatapan Taehyung yang mulai menatapnya dengan pandangan yang tak ia ketahui maknanya.

Taehyung diam. Rahangnya menegas, kebiasaan pemuda itu ketika ia mulai serius. Taehyung mengulurkan tangannya menyentuh rambut Yoona lembut dengan satu tangannya yang bebas, "kalo lo ngomong gitu, gue beneran bawa kabur nih, Na."

ProeliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang