3. ever after?

88 16 1
                                    

Gue kaget. Teo gamasuk dari kamis kemaren? Kenapa dia ga kasih tau gue? Dia sakit? Dia kenapa-kenapa? Semua pertanyaan muncul di kepala gue .

Shit.

"Makasih dav," jawab gue sambil berlari menuju arah keluar dari gedung sekolah, tanpa berpikir panjang gue langsung telfon nomor hapenya Teo.

Tut.. tut.. nomor yang anda hubungi sedang sibuk coba lah beberapa saat lagi

Tut.. tut... sedang sibuk coba lah beberapa saat lagi.

Gue mencoba telfon Teo selama 5 kali berturut-turut tidak aja jawaban, gue panik. Gue langsung mencari nomor telfon lain yang yang bisa gue tanyakan tentang keadaan Teo. Terlintas di pikiran gue, Margot! Gue langsung menelfon nomornya.

"Halo ka?" Yes dijawab.

"Halo Mar"

"Kenapa ka?" Tanya nya

"Kaka kamu dimana? Kok ga masuk sekolah dari hari Kamis?" Tanya gue

"Oh dia kena demam mendadak pas Rabu malem ka, jadi Kamisnya ga masuk, ka Teo ga kasih tau kaka?" Tanya nya bingung. Karena memang setiap terjadi suatu hal, Teo pasti kasih tau gue.

"Iya.., kayaknya dia lupa deh..," jawab gue pelan setengah merenung, kenapa dia ga kasih tau gue. Kesal.

"Ohh tumben, yaudah ka aku harus masuk sekolah dulu ya bye.."

"Iya, makasih banget Mar," bales gue, kemudian telfon mati. Tanpa ragu gue langsung memutuskan untuk bolos sekolah dan langsung memesan gojek menuju ke apotek terdekat.

Sesampainya di apotek gue turun dari motor dan membayar mas gojeknya.

"Makasih mas"

"Sama-sama de," balesnya

Gue berjalan masuk ke apotek, gue masih memikirkan kenapa Teo ga kasih tau gue kalo dia sakit. Jujur gue kesel karena ini jarang banget terjadi and yes ofcourse sekesel-keselnya gue, gue bakal tetep care.

"Permisi mba, obat panadol nya satu ya," minta gue kepada mba apotek tersebut

"Oke sebentar, di tunggu ya," jawabnya sambil terseyum. Saat mba apotek tersebut sedang mengambil obatnya, gue mengecek hape.

3 missed call from Nic.

Melihat missed call dari Nic, ngebuat gue sadar kalo gue udah buat dia khawatir. Sorry Nic lu jadi khawatir.

*Nic maaf ya hari ini aku ada urusan jadi aku terpaksa harus bolos sekolah,* gue mengirim pesan itu ke Nic

"Permisi ka, ini obatnya panadol nya ya, jadi 23.000," ucap mba pelayan apotek tersebut

"Oke ini uangnya, kembaliannya ambil saja"

"Makasih ya ka," bales mba apotek tersebut sambil tersenyum, gue membalas senyumannya. Gue langsung berjalan menuju rumah Teo yang jaraknya engga jauh dari apotek tersebut.

Sesampainya di rumah Teo, gue langsung masuk membuka pintu gerbang rumah nya yang tidak terkunci dan gue langsung mengambil kunci pintu rumahnya dari tas gue, iya gue ada kunci rumah Teo, Teo menyuruh gue menyimpan satu agar kalo gue mau ke rumah nya gue bisa langsung masuk aja. Iya gue tau kayak maling aja tapi Teo yang menyuruh Gue.

Saat gue masuk ke dalam rumahnya gue langsung menaruh tas gue di atas sofanya dan mengambil segelas air minum untuk Teo meminum obatnya, setelah itu gue naik ke atas menuju kamarnya.

Saat gue membuka pintu kamarnya telihatlah wujud badan jangkung yang tidak kurus dan tidak gemuk, bisa di bilang pas, tergeletak di atas ranjangnya dengan rambut messy nya yang berwarna coklat tua itu dan matanya yang masih terpejamkan. Gue meletakan obat dan gelas berisi air tersebut di meja kecil sebelah ranjangnya secara perlahan.

loveplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang