10. new happiness?

60 14 19
                                    


Tanpa gue sadar ini juga kali pertama gue bisa ga mikirin sesaat tentang Flo.

Floretta

Satu bulan telah berlalu. Keadaan mama sudah sangat baik dan juga hubungan gue sejak gue ngomong sama Nic. Selama ini ga ada apa-apa yang terjadi dan 1 bulan ini terasa sangat cepat. Tapi, gue merasa Teo agak menjauh entah kenapa, kita udah gapernah ngobrol lagi dan bahkan nyapa pun engga.

"Napa? Bengong?" Nic mencubit pipi gue.

"Eh, eheheh," gue nyengir malu.

"Makan sate yuk," Ajak Nic. Kenapa harus sate? Batin gue. Kebiasaan Nic sampe sekarang masih sama, gapernah nanya gue mau makan apa. Tapi kalo memang gue mau makan yang lain gue tinggal bilang aja kan? Gue berfikir sebentar dan memberanikan diri.

"Aku mau soto mie, kamu suka ga?" akhirnya gue berani ngomong.

"Oh suka kok," Nic tersenyum. Perasaan gue sekarang lega banget, ternyata segampang ini? Gue tersenyum lebar. Kemudian kita berangkat ke pedagang kaki lima soto mie kesukaan gue.

...

"Widih, makannya lahap banget," Nic terkekeh kecil.

"Ah, oh maaf," ucap gue malu sambil mengelap mulut

"Gapapa santai aja," Nic tersenyum. "Aku gatau kamu suka banget soto mie," Nic melahap sotomienya. Gue hanya membalas Nic dengan senyuman.

Setelah selesai makan Nic mengantar gue pulang. Sesampainya di rumah sebelum gue masuk, seperti biasa Nic mencium kening gue. Ini sudah jadi kebiasaan sama Nic, kata Nic sebagai tanda dia sayang sama gue setiap hari. Gue suka cara dia yang ngebuat senyum gue selalu muncul di akhir hari.

Sampai di dalam rumah, mama masih sama seperti biasanya. Ga jawab sapaan gue. Belakangan ini mama jarang marah tapi semakin dingin sama gue, ini ngebuat gue risih banget. Tapi gue ga terlalu hiraukan karena di rumah selalu ada Brandon yang bisa ngisi waktu luang gue.

"Hai Bran," gue merapikan tas dan barang bawaan gue ke atas kursi.

"Hai Flo" Brandon fokus ke laptopnya.

"Lagi ngerjain apa?" Gue melihat ke arah laptop yang sedang Brandon gunakan.

"Pendaftaran beasiswa lanjut S2 ke singapur," Brandon menengok ke belakang menghadap ke gue tersenyum.

"Hah sumpah?" Gue riang tersenyum lebar, Brandon mengangguk.

"Iya tinggal nunggu IPK aku," Brandon kembali fokus ke laptopnya.

"Wihhh, good luck," gue menepok kepalanya. Gue ke kamar gue dan membaringkan tubuh gue di ranjang. Gue menghela nafas memikirkan Brandon. Kalo misalkan Brandon pergi siapa yang bakal nemenin gue di rumah? Gue tau kemungkinan Brandon dapet beasiswa itu besar karena nilai Brandon yang selalu mendapatkan A dan B di kuliahnya. Tapi mau gimanapun pilihannya gue harus selalu support dia.

Gue membuka hape dan membuka Line, gue melihat chat gue sama Teo yang udah sepi sejak 1 bulan yang lalu. Gue bingung gimana caranya kita makin menjauh gini. Padahal hubungan gue sama Nic sudah membaik tapi sekarang gue jadi memiliki jarak sama Teo. Mungkin Teo sibuk belakangan ini? Pikir gue. Gue bertujuan untuk menyapa Teo, gue mengetik "halo,apa kabar?" tapi gue delete lagi karena terlihat terlalu formal, gue mengetik lagi "hai" gue diam sementara menatap ponsel gue akhirnya gue delete lagi dan memutuskan untuk mematikan hape gue. Gue menghirup kemudian menghela nafas gue dalam. Sejak kapan gue gaberani chat Teo?

Alarm hape gue berbunyi gue terbangun dari tidur gue, melirik ke arah jam menunjukan jam 5:38 am. Gue bersiap-siap seperti biasa untuk berangkat ke sekolah. Membangunkan Brandon dari tidurnya, karena dia gapernah bangun sendiri. Gue sudah rapi siap berangkat, gue mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh mama. Kemudian gue berangkat ke sekolah diantar oleh Brandon. Sesampainya di sekolah gue disambut oleh Nic seperti biasa.

loveplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang