Tara terlihat kaget mendengar pertanyaan gue.
"Uhm..." ucap Tara ragu-ragu, gue membalasnya dengan muka bingung.
"A-ak-aku" ucap Tara melihat ke bawah tidak menatap mata gue
"Kalo lo gamau jawab gapapa, tenang aja gue gabakal mikir yang aneh-aneh tentang lo" ucap gue untuk menenangkannya
"Papa aku yang punya club ini" jawabnya sangat cepat sampai hampir tidak jelas
"Oh" jawab gue singkat tercengang, jadi selama ini bokapnya Tara bos tempat ini ?
"Jadinya lo ke sini ngapain?" Tanya gue
"Aku bantu papa ngecek keadaan club tiap minggu" ucap Tara
"Ohh" ucap gue lagi kehabisan kata-kata. "Btw lo mau pulang?" Lanjut gue
"Iya" jawabnya
"Naik apa?" Tanya gue
"Aku di jemput supir, tapi kayaknya belom sampai" jawab Tara
"Udah malem lho? Mau gue anterin ga?" Tanya gue
"OH, ah- gausah ka, makasih ka, paling bentar lagi sampe" ucap Tara setengah kaget dan ragu
"Udah ayo sans aja, rumah lo dimana?" Tanya gue
"Ah ka.. gausah gapapa, pasti lagi jalan ke sini, bentar aku coba telfon" ucap Tara kemudian Tara mengambil hape nya dari tasnya.
"Halo pak? Bapak udah sampai dimana?" Tanya Tara saat menelfon supirnya
"Oh..., oke" jawab Tara kemudian mematikan ponselnya
"Gimana?" Tanya gue
"Belom jalan ternyata..." ucap Tara pelan
"Yaudah ayok ikut gue aja, jangan malem-malem di tempat begini" ucap gue
Tara hanya menatap gue bengong
"Hoi, ayo naik" ucap gue
"Oh-oke" ucap Tara tersadar
Kemudian Tara naik ke motor gue kemudian gue langsung jalan.
"Rumah lo dimana?" Tanya gue
"Di Villa Gading Indah ka" jawab Tara di belakang
"Oh, lumayan jauh juga dong" ucap gue
"Iya" jawab Tara
"Nanti udah sampe kompleknya lo arahin gue yak" ucap gue
"Oke" jawab Tara
Kemudian kita akhirnya sampai di depan rumah Tara. Wow. Gue kehabisan kata-kata saat melihat rumahnya Tara. Gede banget. Bahkan ini baru di depan rumahnya belom masuk ke dalem.
Kemudian Tara mengarahkan tangannya ke arah scanner gerbang pintunya, pintu gerbang rumah tersebut langsung terbuka secara otomatis.
"Makasih banget ka buat tumpangannya" ucap Tara tersenyum tapi tidak menatap gue
"Iyo, masama" bales gue
Kemudian gue melihat ada seorang bapak-bapak paruh baya yang langsung datang menghampiri Tara dan mencium kening Tara.
"Wah anak papa udah balik" ucapnya. Kemudian dia menatap ke arah gue.
"Halo om" ucap gue sambil menuju ke arah Om tersebut dan menjabat tanganya
"Wah siapa nih?" Ucap Ayahnya Tara
"Saya Mateo, temenya Tara" ucap gue tersenyum lebar
"Wah, Tara jarang bawa temen ke rumah, apalagi yang ganteng kayak kamu" jawab om sambil nyengir kemudian Tara memukul tangan ayahnya dan ayahnya tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
loveplicated
RomanceLoveplicated Love-complicated Banyak orang yang bilang cinta itu rumit tapi kenyataanya tidak, kenapa? Karena cinta itu pada dasarnya indah, kitalah yang membuatnya rumit. Di kisah ini akan menceritakan seberapa orang membuat cinta itu rumit, yang m...