6. her

75 14 11
                                    

Ohh jadi itu lo...

"Tara kan?" Tanya gue

Tara

"Tara kan?" Ucap Teo. Dia tau nama aku? Kenapa aku sekarang bisa ngomong hadep-hadepan sama Teo? Aduhh aku ngapain? Semoga dia gainget kejadian kemaren.

"Uhm.. iya.." jawab aku gugup

"Lo yang kemaren anterin gue pulang?" Ucap Teo. Deg.
Aduh dia inget

"Uhm.. hm.. i-"

"Makasih" ucap Teo sebelum aku dapat menyelesaikan ucapanku. Teo tersenyum kecil. Senyum nya yang manis, walaupun dia hanya tersenyum kecil lesung pipinya masih terlihat.

"Sama-sama, aku harus balik ke kelas" bales aku tersenyum lebar. "Bye" ucap aku lagi, Teo mengangguk dan dia berbalik jalan setelah itu aku juga langsung berbalik jalan.

What just happened? Ucap batin aku.

Mateo

Setelah gue ngeliat Tara, dia keliatannya anak polos yang gatau apa-apa ngomongnya bahkan masih pake aku, kamu dan kayaknya memang gasengaja ketemu gue saat gue mabok. I think i can trust her enough not to tell the teacher about what happen.

Saat pulang sekolah Leon langsung datang dan menghampiri gue di kelas.

"Te, anjir gue kira lu ngilang tiba-tiba pas mabok, gue kira lu kenapa-napa" Ucap Leon ke gue

"Sok khawatir lo" ucap gue

"Iya anjir itu club men terus lu mabok lagi, gue sampe nelfon Flo nanyain lo tau ga si?" Ucap Leon yang sangat mengejutkan gue.

"HAH? Lu nelfon Flo??" Ucap gue terkejut

"Iya emang kena-"

"Gila lo anjir" ucap gue memotong perkataanya, dalam sekejap gue langsung mengambil hape gue di kantong celana gue dan mengecek notifikasi

8 Missed call from Leon
24 Missed call from bebeb

Gue panik. Gue ngebuat Flo khawatir gila gue harus gimana ? Tiba-tiba gue mendengar suara orang berlari tergesa-gesa menuju kelas gue. Flo.

"LE, GIMANA ADA TE-" ucap Flo panik, kemudian terhenti saat melihat gue. Kemudian Flo langsung berjalan ke arah gue, dia menatap gue sebentar. Tiba-tiba dia memeluk gue, badan mungil hangatnya, gue kangen, kangen banget. Gue membalas pelukannya.

"Gue gapapa, sorry udah buat khawatir" ucap gue berbisik di telinganya.

"Ehem" ucap Leon memecah keheningan.

Kemudian Flo melepaskan pelukannya. Padahal gue gamau lepas, gue masih mau memeluknya, gue kangen banget sama kehangatan ini, rasanya udah seperti berabad-abad gue udah ga merasakan hangat ini. Karena yang gue rasakan sekarang itu dingin, dingin tanpa dia. Seperti berada di musim gugur yang hangat kemudian berganti menjadi musim salju dan dalam kedinginan ini hangat itu seakan datang kembali tapi hanya untuk bersinggah.

"Gue kira lu kenapa-napa, gue nelfon Margot dia pun juga gatau lu dimana. Gue panik Te" ucap Flo pelan yang ngebuat rasa bersalah besar di batin gue. Lu harus nya marah sama gue Flo, harusnya sekarang lu udah maki gue. Tapi kenapa lu kaga ngelakuin itu melainkan sebaliknya?

Kemudian tiba-tiba ada seorang yang datang ke depan pintu kelas gue.

"Flo" ucap orang itu pelan. Suara berat itu, suara yang gamau gue denger saat gue sedang bersama Flo. Karena dengan kedatangan orang itu gaada lagi "kita" diantara gue dan Flo, melainkan menjadi "mereka".

"Mau pulang?" Tanya Nic ke Flo. Setelah gue inget-inget ternyata udah lama juga gue gapernah anterin Flo. Kalo bisa sih gue pasti mau.

"Hm, oke de" jawab Flo lembut

loveplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang