11. Bad decision

73 14 11
                                    

*Warning innapropriate content*

Teo sedang berdiri di belakangnya dengan senyum khasnya dilengkapi lesung pipinya yang dalam.

"Teo?" Flo terkejut seakan melihat suatu hal yang sulit dipercaya. Teo hanya tersenyum dengan lesung pipinya yang dalam. Flo masih sangat bingung dengan perasaanya atas kejadian yang menimpanya hari ini dan sekarang secara tidak sengaja dia bertemu Teo. Bertemu dengan Teo membuat perasaan Flo tentu bingung karena selama 1 bulan ini mereka memperlakukan satu sama lain seperti orang asing.

"Kok ke sini?"

"Kan kangen sama mas cilor, ya ga mas?" Teo nyengir lebar sedangkan mas cilor hanya tertawa mendengar perkataanya. Kalau Teo jujur dengan perasaanya sendiri dia akan menjawab Flo dengan "gue kepikiran sama lo, gue kangen hangout sama lo dan ini tempat yang ngebuat gue bisa inget sama kita" tapi tidak ada satu kalimat seperti itu yang keluar dari mulutnya.

Keadaan agak canggung, ini pertama kalinya Teo dan Flo merasa canggung dengan satu sama lain. Teo menggaruk bagian belakang lehernya yang tidak gatal.

"Jadi.., gimana kabar lo sama Nic?"

"Baik-baik aja," jawab Flo dengan ekspresi yang tidak bisa di baca.

"Gimana kabar lo?" Flo mengalihkan untuk menghindari pertanyaan hubungan dia dengan Nic.

"So far so good," Teo tersenyum. Bohong.

Mereka duduk bersebelahan di pinggiran dan melahap cilor yang mereka beli. Tidak ada salah satu dari mereka yang memulai pembicaraan, mereka hanya menatap ke arah jalan dengan banyak kendaraan yang berlalu lalang. Sampai mas penjual cilor tersebut pulang karena sudah larut malam.

"Bintang nya lagi terang ya," Teo menatap ke atas langit memecah keheningan.

"Iya, cantik," Flo ikut menatap langit.

"Flo,"

"Hm?" Flo menengok ke arah Teo yang terus manatap ke atas langit.

"Lo bisa itung ga berapa banyak bintang di atas sana?" Teo terus menatap ke atas.

"Ya kagak lha,"

Teo hanya terdiam dan tatapanya tidak lepas dari atas. Flo menatap Teo dengan bingung.

"Suatu saat nanti kalo gue udah yakin sama orang yang gue pilih gue bakal bawa dia keluar tengah malem," Teo tersenyum.

"Buat apa?" Flo bingung.

"Suruh dia lihat bintang di atas," Teo menatap ke mata Flo.

"Gitu aja?"

Teo kembali menatap ke atas langit.

"Gue bakal suruh dia itung banyak bintang di langit dan kalo dia gabisa hitung berapa banyak bintang di atas gue bakal cium keningnya dan kasih tau dia kalo cinta gue sebanyak itu," Teo tersenyum. Flo terus menatap Teo dengan bingung.

"Memang lo udah pilih siapa?" Tanya Flo. Teo terdiam agak lama dan menatap mata Flo.

"Udah kok," Teo tersenyum dengan lesung pipinya yang dalam tetapi setelah itu dia mengalihkan tatapanya ke bawah, " tapi gue ga yakin," Teo tersenyum tipis.

Mateo

"Kenapa ga yakin?" Flo menatap ke arah gue. Karena orang yang gue pilih di depan mata gue ini udah punya orang lain.

"Hmm"

"Ga yakin aja," gue mengendikan bahu.

Gue ga yakin soalnya dia udah bahagia sama yang lain. Gue ga yakin karena hati dia udah di tangan orang lain. Gue ga yakin karena suatu saat nanti orang lain yang akan mengucapkan itu dan bukan gue. Gue ga yakin karena itu lo, Floretta.

loveplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang