"What did you do to Flo?"
Mateo
Di sini gue berdiri di depan rumah Flo. Ngeliat dia nangis. Nangis karena orang yang dia cintai, disakitin sama orang yang dia sayangin. Disini gue cuman bisa ngeliat dan ngedenger tangisan Flo. Gue gabisa ngelakuin apa-apa.
Flo bukan tipe yang gampang nangis.
Tapi sekarang di depan Nic, dia berdiri dan keluarin air matanya.
Gue memakai helm gue, dan langsung menaiki motor gue. Gue tau harusnya gue ga dateng ke rumah Flo. Gue gamau ikut urusan yang bukan jadi masalah gue. Harusnya gue gausah peduliin karena ini bukan masalah gue. Tapi memang perasaan bangsat ini yang selalu ngebuat gue ga bisa lepas dari Flo. Dada gue nyesek banget ngeliat Flo nangis.
Kenapa?
Kenapa Nic yang udah Flo percaya jadi orang yang harusnya ngejagain dia malah nyakitin perasaan Flo?
Gue terus melaju kencang dengan motor gue, mobil yang berlalu lalang mengklakson kencang karena laju motor gue yang tidak menghiraukan sekitar gue. Pikiran gue gabisa stop mikirin dan bertanya-tanya apa yang Nic lakukan ke Flo sampai dia bisa nangis. Sampai akhirnya gue tiba di rumah. Gue banting helm gue kebawah, Margot membukakan pintu rumah.
"Hal-," sapa Margot. Gue udah emosi sehingga gue langsung menerobos masuk tanpa menyapa balik. Wow. Gue gapernah sejahat itu ke Margot, tapi gue gabisa mengontrol emosi gue sekarang.
"Apaan si ka?"
Gue hanya diam dan membuka jaket serta sepatu gue.
"Ka!" Teriak Margot.
Gue diam.
"Ka ngomong lah kalo ada masalah apa, tiba-tiba masuk kayak maling ga nyapa ga ngomong apa gitu," tegor Margot menatap mata gue. Gue memandang Margot dan mengatur emosi gue, gue tetep diem.
"Ka," Margot menatap gue tajam.
Hening.
Sampai akhirnya tawa gue memecah keheningan tadi.
Iya gue ketawa.
Saat gue ketawa Margot langsung menunjukan ekspresi wajahnya yang kesal. Gue yakin sekarang dia mau lempar gue pake galon air. Mungkin gue memang kaka paling nyebelin sedunia.
"Cie bingung," ucap gue sambil ketawa.
"Apaan sih? Ketawa lagi, gajelas banget jadi orang!" Ucap margot kesal dan mendorong gue. Gue gatau kenapa gue ketawa, tapi untuk mengalihkan masalah gue mungkin ini berguna.
"Iya maap maap, aku gapapa,"
Margot menatap lekat mata gue.
"You don't look okay,"
"Sok tau kamu," gue memaksa diri gue untuk tersenyum dan menghindar dari tatapan mata Margot.
"The way u laugh, so fake," lanjut Margot. Gue diem.
"Kenapa Flo?" Lanjut Magot.
Ya gue nge freeze saat ngedenger nama itu disebut lagi.
Secara langsung otak gue flashback ke apa yang gue liat tadi. Dada gue terasa sesak lagi dan tenggorokan gue serat. Tangisan Flo terdengar kembali di telinga gue, terakhir kali gue mendengar Flo menangis yaitu 1 tahun yang lalu karena dia menghadapi masalah yang cukup besar bersama mamanya. Sekarang dia nangis karena Nic.
KAMU SEDANG MEMBACA
loveplicated
RomanceLoveplicated Love-complicated Banyak orang yang bilang cinta itu rumit tapi kenyataanya tidak, kenapa? Karena cinta itu pada dasarnya indah, kitalah yang membuatnya rumit. Di kisah ini akan menceritakan seberapa orang membuat cinta itu rumit, yang m...