13

68 3 0
                                    

Aku termenung mendengar pertanyaannya.

Masalah ya...

Aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang sedang aku rasakan.

Selama ini apa yang aku lakukan?

Apa aku bahagia?

Apa aku melakukan hal yang benar?

Terlalu banyak pertanyaan untuk diriku sendiri. Yang bahkan entah bisa aku jawab atau tidak.

Aku tertawa seperti orang sinting menatap gadis yang sedang duduk di sebelahku.

"Apa yang kau bicarakan? Aku hanya ingin kesana. Ya, hanya ingin.." jawabku.

Kami diam beberapa saat. Sudah dekat.

"Ayo turun" kataku tepat setelah selesai memarkirkan mobil.

Ia terlihat bingung, namun mengikutiku untuk turun dan menyusulku dari belakang.

Jujur saja, dia terlihat sedikit imut.

"Whoaaahh Pantai?" aku mengangguk

"Kak, aku kesana ya.." katanya menunjuk ke tepi pantai.

Tepat setelah aku menyetujuinya, ia berlari ke arah tepi pantai meninggalkanku.

Kebetulan sekali hari ini aku tidak ada mata kuliah dan sekolah Trivia juga diliburkan karena ada kegiatan yang dilakukan para guru. Sehingga aku bisa mengajaknya pergi ke sini.

Ini adalah tempat kesukaanku. Pantai ini sangat sepi dan jaraknya cukup jauh dari pusat kota.

Dari sini aku bisa melihat burung-burung yang terbang untuk bermigrasi.

Lagipula sekarang sudah mendekati musim dingin. Jadi wajar mereka pergi menuju tempat yang lebih hangat.

Dulu aku pernah ke tempat ini bersama ibuku. Ya, wanita itu pernah sekali mengajakku ke sini.

Ia pernah mengatakan sesuatu disini. Namun aku melupakannya. Seakan otak'ku secara otomatis menghapus ingatanku tentang dirinya pada saat itu.

Ohya, kalian belum mengenal ibuku bukan? Aku akan sedikit menceritakan tentang dirinya.

Ibuku adalah seorang pianis terkenal. Ia memiliki rambut panjang, ia sangat cantik juga harum. Aku menyukai aromanya.

Ia sangat pandai memasak. Saat aku kecil ia selalu memasakan makanan lezat untukku. Aku menyayanginya, sungguh. Sangat-sangat menyayanginya.

Tapi, aku juga membencinya.

Ia berubah

Ia bertengkar dengan ayahku. Dan entah bagaimana, terjadi suatu insiden yang membuat ibuku tak bisa memainkan piano lagi.

Padahal aku tau. Piano adalah separuh nafasnya. Hal yang menjadi kebanggaannya.

Ia tidak ingin aku memanggil dirinya dengan 'ibu'. Ia membenci itu.

Ia mengatakan aku menjijikan. Dan menyusahkan hidupnya.

Oleh karena itu aku berusaha menjadi anak baik. Anak yang penurut. Ia mengatakan aku menjijikan, sehingga aku sering sekali membersihkan diriku.

Aku juga menjadi anak yang tidak menuntut apapun.

Aku terkekeh. Terkekeh dengan ribuan rasa sakit pada hatiku.

Aku tak mengingat hal lain selain ini.

Seringkali bayangan dirinya muncul dalam ingatanku. Namun itu semua buram, tak jelas sama sekali.

Aku berjalan ke arah Trivia. Ia sedang duduk di tepi pantai, sambil memejamkan matanya.

Aku duduk di sebelahnya.

"Kakak sering kesini?" tanya'nya padaku.

Aku menggeleng. "Sudah tidak lagi. Sekarang aku sibuk. Kenapa?"

"Tidak. Hanya penasarannya saja" katanya dengan senyum mengembang.

Sepertinya ia sangat bahagia.

"Kenapa senang sekali sih, Seperti baru pernah ke pantai saja" candaku

"Haha iyaa..."

"Kenapa?"

"aku...sudah lama tidak pergi ke pantai. Kurasa ini adalah kali ke-3 aku datang. Pertama dengan kakakku, kedua sendirian, dan ketiga bersama denganmu" katanya kemudian tersenyum

Aku bertanya padanya. Kenapa ia hanya pergi beberapa kali, yang bahkan bisa dihitung dengan jari.

Dan kalian tau jawabannya?

"rahasia.."

___________________Tbc__________________

___________________Tbc__________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa voment ya -kim taehyung

Jadii, part sebelumnya adalah ingatan dri trivia kecil. Akan ada beberapa part seperti itu nantinya. Love U~ All 😍

[All Of My Life] ☣️kimtaehyung Fanfiction☣️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang