Mark's pov
Sial sial sial.
kenapa dia sudah ada disini? Bukankah seharusnya masih ada sekitar 10menit sebelum dia datang ??Aku membuka pintu mobil yang terparkir tak jauh dari kantin. Tapi tetap berdiri diluarnya.
"Cepat masuklah." Perintah Perth dengan nada yang kudengar sangat menjengkelkan. Melihat wajah penuh ledekannya membuatku reflek melemparkan tas kearahnya. Dia malah tertawa lepas.
"Brengsek kau Perth!! Kau bilang dia tidak akan disana sebelum aku selesai." Ingin kutendang bocah ini.
"Hey aku tidak berbohong, dijadwal, bus itu memang seharusnya baru sampai di terminal depan jam 7. Dan setidaknya butuh 10 menit untuk sampai disini." Jawab Perth masih dengan ketawa renyahnya. Sama sekali tidak merasa bersalah, huh?
"Lupakanlah."
Aku memang kesal karena info yang salah dari Perth, tapi ada yang membuatku lebih kesal. Dua minggu aku menemani ayahku mempersiapkan peresmian cabang baru perusahaannya, terpaksa aku harus membagi fokus dan melonggarkan penjagaanku. Tapi baru kemarin aku kembali kota ini, sudah ada wanita jalang yang berani mendekati Gunku? Ya Gunku, milikku.
Akhirnya tadi pagi kuputuskan datang kekampus ini untuk menggagalkan 'sarapan romantis' itu. Tidak akan aku biarkan ada yang menggoda Gun. Tidak ada seorangpun.
"Kau terlalu lambat boy" Ujar Perth, mulai melajukan mobilnya. Aku tidak menghiraukannya. Nasehat seorang amatir tidak akan berguna. Yah walau terpaksa ku akui, si amatir ini sudah lebih dulu berhasil menaklukkan hati seseorang yang diimpikannya.
Aku menghidupkan radio, terdengar lagu 'song request' dari Lee Sora. Aku tidak terlalu suka lagu melow tapi lagu ini membutku merasa sedikit tenang.
Aku memejamkan mata. Setelah di ingat-ingat selama setahun ini aku tidak pernah bertatapan dengannya meskipun aku sering sekali melihatnya, ah bukan setahun, tapi dua tahun karena setahun terakhir sebelum dia lulus pun kami tidak pernah bertemu pandang. Aneh, aku merasa dia menghindariku.
Lucu sekali tadi dia tiba-tiba berjongkok waktu aku melihatnya. Mungkin dia kaget melihat gadis yang membuat janji dengannya malah asyik mengobrol dengan laki-laki lain. Baguslah, ini memudahkanku untuk menjauhkan mereka.
Gun, aku sangat merindukanmu.
Ciiitttt .... !!!!!
"Oooiii kau mau kita mati?" Teriakku kaget saat Perth mengerem mendadak. Dengan santai dia melajukan lagi mobilnya.
"Aku dari tadi mengajakmu berbicara dan lihat, kau senyum-senyum sendiri seperti orang gila." Katanya jengkel. Memang apa yang dia bicarakan?
"Kapan kau akan memulai usahamu untuk mendapatkan Gun?" Tanya Perth setelah beberapa lama kami diam.
"Aku sudah berusaha sejak awal, kau sudah tau itu"
"Usaha apa yang kau maksud? Tiga tahun ini yang kau lakukan hanya menjauhkan orang-orang yang mencoba untuk mendekatinya"
"Hey, itu juga disebut usaha." Protesku. "Dan bukan hanya itu, aku berusaha menjaganya setiap waktu. Kau tau sendiri dia ceroboh dan sering membuat kekacauan, kau kira siapa yang membereskan semua kekacauan yg dia buat kalau bukan aku?" Ya meskipun aku melakukannya dengan suka rela.
"Dan hampir setiap hari aku harus membangunkannya, karena jika tidak, dia bisa terlambat setiap ada kelas pagi. Dia tidak pernah mendengar alarm yang dipasang dengan volume sekencang apapun." Lanjutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk With You [MarkGun] - COMPLETE -
FanfictionAku membencinya. Sangat membencinya. Dia terlalu tampan dan terlalu manis secara bersamaan, terlalu kaya, terlalu menyenangkan dan dia mempunyai segala alasan untuk disukai semua orang. Tapi aku membencinya. "Kenapa? Apa dia melakukan kesalahan pada...