Author's Pov
93 cafe sudah ramai pengunjung, cafe ini memang selalu lebih ramai di banding cafe-cafe lainnya di sekitar kampus karena selain menu andalannya yang sangat disukai, tempatnya nyaman dan luas.
Gun masuk ke dalam cafe, matanya menyusuri setiap sudut ruangan tetapi tidak melihat satupun dari teman-temannya. Dia mengambil ponsel dan mengirim pesan di grup chat yang sedari tadi sepi.
Me
Kalian dimana?Tapi tidak ada yang membalas. Seharusnya sudah ada beberapa yang ada disini karena dia sengaja datang terlambat.
Me
Sepertinya kita kehabisan tempat,
Kalian belum datang atau pindah cafe?Masih belum ada yang membalas juga.
"Untuk berapa orang, Nong?" Tanya pelayan cafe menghampirinya.
"Dua belas orang, Phi."
"Maaf, tapi meja untuk 10-15orang sudah full. Keberatan untuk masuk list antrian?"
Gun bingung menjawabnya karena belum ada yang membalas pesan di grup chat. Dia khawatir jika mereka sudah di cafe lain.
"Mmm aku coba telp teman-temanku dulu, Phi."
"Ah baiklah." Kata Phi pelayan mengundurkan diri menghampiri pelanggan lainnya yang baru datang.
Gun mencoba menelpon satu per satu penghuni grup tetapi tak ada satupun yang mengangkat.
Apa mereka lupa?
Karena memang janjian di grup dibahas tadi malam dan setelah itu tertumpuk dengan percakapan-percakapan tidak bermanfaat seperti biasa.
"Nong Gun !!" Panggil seseorang yang berada di meja dibelakangnya. Gun menoleh dan mendapati dua orang sedang duduk. Tapi bukan teman-temannya.
Orang itu melambaikan tangan, mengundang Gun untuk bergabung.
"Duduklah, kau sendirian?" Tanyanya saat Gun sudah menghampirinya.
"Iya Phi, aku tidak tahu dimana teman-temanku. Seharusnya mereka sudah datang tapi tidak nampak seorangpun." Kata Gun, matanya masih mencoba mencari kesana kesini, siapa tahu dia melewatkan meja temannya.
"Duduklah." Pintanya untuk kedua kali, akhirnya Gun duduk. Tidak ada salahnya bergabung dengan mereka sembari menunggu yang lain.
"Waddi Nong, namaku White." Kata seseorang yang belum pernah ditemuinya.
"suwaddi Phi White, aku Gun." Jawab Gun memperkenalkan dirinya.
"Ini junior yang kemarin kau ceritakan?" Tanya Phi White ke Phi Earth yang ada didepannya.
"Ooyy Phi, aku kan sudah minta maaf. Kenapa kau ceritakan?" Kata Gun yang tiba-tiba panik, dia sudah tahu pasti ini mengenai insiden pemukulan yang dilakukan Mark waktu itu.
"Tak apa Nong, aku yang memaksanya bercerita, kemarin aku melihat bekas pukulan di wajahnya." Phi White yang menjawab. "Sayang sekali, seharusnya kau meminta pacarmu memukul lebih keras lagi." Lanjutnya bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk With You [MarkGun] - COMPLETE -
FanfictionAku membencinya. Sangat membencinya. Dia terlalu tampan dan terlalu manis secara bersamaan, terlalu kaya, terlalu menyenangkan dan dia mempunyai segala alasan untuk disukai semua orang. Tapi aku membencinya. "Kenapa? Apa dia melakukan kesalahan pada...