Gun's pov
Aku menghabiskan makan malamku dan langsung menuju ke kamar, sudah tidak berpura-pura sakit lagi karena besok aku berniat ke kampus. Aku tidak mau tertinggal materi kuliahku karena sekali lagi ku beritahu, aku tidak sepintar Third. Lagipula aku harus menemui seseorang.
Aku ingin menelponnya atau setidaknya mengirimnya pesan. Tapi aku tidak bisa, lebih tepatnya tidak boleh sampai besok membahasnya dengan yang lain.
Jangan lakukan apapun. Jangan juga mencoba menghubunginya. Bersabarlah sampai besok. Dengan kebodohanmu kau akan melakukan hal konyol lainnya. Pesan Plan sebelum meninggalkan rumahku sore tadi.
Aku menghela nafas, aku baru sadar aku tidak hanya bodoh dalam pelajaran tapi dalam semua hal.
Nah sekarang apa yang harus kulakukan?
Biasanya saat tidak ada kegiatan apapun, aku sibuk mengganggu Mark yang sedang mengerjakan tugasnya. Dan menyenangkannya, dia tidak akan pernah bisa benar-benar kesal. Anak itu.
Mark, tidak bisakah kita kembali seperti sebelumnya?
Aku mengambil ponsel, membuka youtu**be untuk menghilangkan kebosananku.
Tidak lama phi Rhun mengetuk pintu kamarku.
"Nong !!"
Aku tidak menjawab, lebih baik pura-pura tidur saja.
Tapi ketukannya lebih kencang. Kakakku mencoba membuka pintuku yang terkunci.
"Nong Gun. Aku tahu kau belum tidur. Hey Nong !!"
Aku tahu dia tidak akan menyerah.
"Apa phi? Jangan ganggu aku." Kubuat suaraku seperti orang yg sedang mengantuk berat, meskipun ini lebih seperti orang yang sedang mabuk.
"Keluarlah sekarang."
"Aku mengantuk, besok aku ada kelas. Jangan ganggu aku na." Teriakku.
"Jadi kau dua hari tidak ke kampus karena diputuskan pacarmu, huh?"
Aku berkesiap bangun dari rebahanku. Bagaimana dia tahu? Jelas sekali saat aku di dapur aku melihatnya pergi dari rumah. Dan baru kembali tadi sebelum makan siang.
Pasti hanya ingin meledekku.
"Kau mengigau phi? Aku sakit, masih tidak percaya?"
"Sakit hati maksudmu? Sudahlah jangan berpura-pura lagi, phi punya tips yang lebih bagus. Cepat lah keluar." Katanya, lalu mengetuk-ketuk pintu kamarku lagi.
Apa dia memang tadi tidak jadi pergi saat aku dan teman-temanku membahas tentang Mark?
Tapi aku benar-benar melihat dia keluar rumah dengan baju rapih tadi siang.
"Sebenarnya apa yang kau bicarakan Phi? Tips apa? Aku tidak mengerti."
"Hey Nong, youtu**be mu terhubung dengan TV. Semua tahu kau sedang menonton 'Tips balikan dengan mantan'."
Aku dengan cepat mengecek ponselku. Langsung mematikan video yang masih terputar itu.
"PHIII !!!! Kenapa tidak bilang dari tadi???" Aku berteriak dengan kencang.
"Keluarlah, Mama & Papa menunggumu. Tamatlah riwayatmu Nong." Katanya lalu tertawa puas. Semakin lama tawanya makin menjauh.
Sialan. Sialan. Bagaimana ini?
Bukan karena videonya, tapi masalah aku berbohong tentang sakitku. Mati lah aku sekarang.
Dengan was was aku keluar dari kamarku menuju tempat orang tuaku dan kakak 'tercinta' ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk With You [MarkGun] - COMPLETE -
FanfictionAku membencinya. Sangat membencinya. Dia terlalu tampan dan terlalu manis secara bersamaan, terlalu kaya, terlalu menyenangkan dan dia mempunyai segala alasan untuk disukai semua orang. Tapi aku membencinya. "Kenapa? Apa dia melakukan kesalahan pada...