Ch. 18 Putus (Part 3)

2.6K 279 130
                                    

Gun's pov

Sudah ku cari ponselku dimana-mana tapi tidak juga ku temukan. Terakhir ku pakai tadi malam, aku sedang membaca ulang pesan-pesanku dengan Mark sebelum akhirnya hubungan kami berakhir, ketika tiba-tiba phi Rhun masuk kekamarku tanpa permisi. Aku sontak menutup ponselku.

Kemudian phi Rhun mengajak makan malam diluar karena Mama dan Papa sedang pergi makan malam juga berdua tanpa mau mengajak kedua anak mereka, makan malam romantis kata Papa. Dan sepulangnya dari makan, karena terlalu malam aku langsung tidur.

Dan saat aku terbangun aku tidak menemukan ponselku. Aku tidak inget meletakkannya dimana.

"Phi !!" Panggilku sambil mengetuk pintu kamarnya. Tapi tidak ada jawaban. Berkali-kali aku mengetuk dan memanggilnya tetap tidak ada jawaban. Akhirnya aku memangilnya dengan berteriak.

"Sayang, jangan teriak-teriak di dalam rumah!!" Kata Mama dari arah dapur. "Kebiasaan sekali!!"

Mama melarangku berteriak didalam rumah tapi teriakannya lebih kencang 2 kali dariku.

Aku berlari kecil menuruni tangga, menuju dapur menghampiri wanita yang paling cantik di dunia ini. Aku melihatnya sedang menyiapkan sarapan kami, Khao Tom.

"Mam, phi Rhun belum bangun?" Tanyaku, menarik satu kursi dan duduk. Meraih sendok di tengah meja dan berencana menyendokkan sarapan di depanku sebelum Mama merebut sendokku.

"Phi mu sedang menemani Papa lari pagi. Kita mulai sarapan setelah Papa dan Phi mu kembali, jangan mencuri start."

"Aku hanya ingin mencicipi sedikit Mam," Kataku beralasan. Dan aku tau Mama tidak percaya.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" Tanyanya. Aku sebenarnya berbohong kalau aku sakit, meminta Phi Rhun menjemputku kemarin lusa di kampus. Tidak sepenuhnya berbohong sebenarnya karena memang dadaku sering nyeri akhir-akhir ini. Kalian tahu lah uah siapa.

"Jangan khawatir Mam, dia hanya pura-pura sakit saja." Celetuk Phi Rhun yang baru muncul dari pintu samping disusul Papa di belakang.

"Oooyy Phi jangan seenaknya, kan kau yang mengantarku ke dokter kemarin." Kataku.

"Ya, dan dokter saja bingung mendiagnosa karena kau memang tidak sakit." Jawabnya dengan senyum kemenangan yang menyebalkan.

"Pap!!" Aku melihat Papa, meminta pembelaan karena seringkali Mama akan membela pi Rhun dan Papa akan selalu membelaku, tapi Papa malah tertawa.

"Sudah sudah, ayo kita sarapan. Kalian selalu saja bertengkar. Kalian ini sudah dewasa." Kata Mama.

------------

Aku masuk ke kamar phi Rhun tanpa permisi, seperti yang sering dia lakukan saat masuk kamarku.

"Nong, sudah phi bilang. Jangan asal masuk kamar orang sembarangan!!" Protesnya. Dia baru selesai mandi.

"Aku hanya melakukan semua hal yang phi contohkan." Jawabku. "Phi, dimana ponselku?"

"Kenapa tanya pada Phi? Itu kan ponselmu."

"Jangan bohong, terakhir aku ingat sekali meletakkan ditemoat tidurku saat phi ke kamarku, lalu saat aku keluar kamar mandi. Ponselku sudah sudah tidak ada. Phi menyembunyikannya kan?" Tuduhku.

"Kau yakin?" Tanya Phi Rhun. Aku mengangguk sangat yakin. Dia menatapku dengan malas. "Lalu ponsel siapa yang tadi malam kau pakai untuk telp di mobil?"

Aku baru ingat tadi malam aku menelpon Third ketika dimobil saat arah pulang. Kemudian aku mengecek pesan dan tidak sengaja membaca lagi pesan yang dikirimkan oleh Mark. Aku kesal dan melemparnya ke jok belakang. Kenapa baru kuingat sekarang, bikin malu saja.

Walk With You [MarkGun] - COMPLETE -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang