Author's pov
Suasana kantin teknik ramai seperti biasanya. Dia bergabung dengan beberapa mahasiswa yang duduk berkelompok dalam satu meja panjang. Teman-teman sekelasnya.
"Hey Mark, masih mencari istrimu?" Tanya Perth yang tiba-tiba muncul dan duduk disampingnya saat dia sedang sibuk dengan ponselnya.
Melihat seniornya datang, semua yang ada disitu langsung memberikan wai padanya. Tentunya tidak termasuk Mark.
"Dimana dia?"
Perth yang ditanya hanya mengangkat bahunya dan dengan santai mengambil makanan didepan Mark. Makanlah, aku tidak nafsu makan.
Gun menghilang, ah tepatnya menghindarinya sejak hari itu. Ya, dia sadar ini salahnya. Dia tidak bisa mengendalikan diri.
Hari minggu itu saat Gun masih dipelukannya, dia dengan bodohnya mencium leher bagian belakang Gun. Itu membuat Gun segera menarik diri dari pelukannya dan seperti tersadar akan sesuatu yang janggal.
Setelah itu suasana menjadi canggung, bahkan tanpa memberi kesempatan Mark untuk menjelaskan atau setidaknya mengucapkan kata maaf, Gun pamit pulang kerumahnya dengan alasan kakaknya lupa mengunci jendela kamarnya saat akan pergi, sehingga dia harus pulang untuk mengecek rumah.
"Sudah ku peringatkan untuk menahan dirimu, brengsek !!" Dia hanya bisa memaki dirinya sendiri.
Sampai sekarang, sudah tiga hari Gun belum kembali ke asrama. Dan Mark masih belum bisa menemuinya karena tidak ada jadwal kelas mereka yang sesuai.
Seharusnya sekarang hubungan kita menjadi jauh lebih dekat seandainya saja aku bisa menahan diri. Bahkan kencan impianku gagal untuk kedua kalinya.
Berkali-kali dia mengecek ponselnya, tidak ada satupun balasan pesan dari Phi nya itu. Dan tidak juga dibaca walaupun dia online.
Siapa yang kemarin meminta agar pesannya tidak diabaikan, huh?
"Berikan ponselmu." Tangannya sudah menadah ke arah Perth. Pandangan Perth beralih dari tangan ke tatapan malas Mark. Dia mengambil ponsel dari saku celana dan memberikan padanya. Tidak ada gunanya berdebat dengan Mark saat ini.
Dimana kau?
Pesan terkirim ke Gun. Dan tidak pelu menunggu lama, ada satu pesan baru datang. Tapi dari Saint. Sialan.
Dilemparkannya ponsel itu kedepan Perth. Pemiliknya segera tahu kalau ada pesan dari pacarnya, dering notifikasinya dibuat berbeda dari yang lain. Senyumnya mengembang saat dia membaca pesan itu. Lalu buru-buru berdiri dan bersiap pergi.
"Menjemput majikan, huh?" Ledek Mark.
"Sialan !!" Pukulannya mendarat di kepala Mark, membuat Mark terpingkal. Perth pergi dengan memberikan wai pada junior-juniornya itu.
Perth berlari pergi, dia sangat bersemangat jika ingin bertemu Saint. Dasar bucin.
Ponsel Mark berbunyi membuatnya dengan segera membuka pesan yang masuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk With You [MarkGun] - COMPLETE -
FanfictionAku membencinya. Sangat membencinya. Dia terlalu tampan dan terlalu manis secara bersamaan, terlalu kaya, terlalu menyenangkan dan dia mempunyai segala alasan untuk disukai semua orang. Tapi aku membencinya. "Kenapa? Apa dia melakukan kesalahan pada...