Mark's Pov
Aku membuka ponsel dan membaca lagi pesan dari Perth yang dikirimnya tadi pagi.
Tenang lah, aku sudah mengaturnya.
Dan sekarang bagaimana aku bisa tenang?
Sudah hampir jam 12 dan Gun belum memberitahuku kalau perempuan itu membatalkan rencananya ke toko buku.
"Kau sudah selesai Nong?" Aku terkejut tiba-tiba Gun sudah ada di belakangku.
"Sudah Phi." Kataku, lalu mengajakanya meninggalkan kasir.
Ponselnya berbunyi, aku bisa menebak itu dari siapa. Perempuan ganjen, pasti.
"Swadde kha Phi"
Samar-samar aku bisa mendengar suara perempuan pengganggu itu.
Tapi setelah itu tidak bisa lagi mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya.
"Kita langsung ke toko buku Nong, Nong Fay sedang dijalan menuju kesana." Katanya. Aku hanya mengangguk dan mengiringinya berjalan menuju parkiran.
Perth sialan. Apa yang sedang dia lakukan sekarang? Apa ini yang dimaksud sudah diatur?
"Nong, sudah lah. Kenapa masih saja marah?" Tanya pacarku yg baru saja memasang sabuk pengamannya. Sepertinya khawatir dengan raut muka yang kupasang.
"Aku tidak marah Phi." Jawabku bersiap melajukan mobilku.
"Aku benar-benar tidak marah padamu Phi." Jawabku sambil tersenyum untuk meyakinkannya. Aku ingat bagaimana terakhir dia menangis saat mengira aku marah padanya. Dan itu tidak akan terjadi lagi.
Hampir 45menit perjalanan akhirnya kami sampai ke depan toko buku. Sebenarnya cukup dalam 20 menit seharusnya, tapi aku sengaja mencari jalan yang macet agar perempuan itu bosan menunggu.
Aku memarkirkan mobilku di pinggir jalan, cukup dekat dari toko.
Gun langsung keluar dan berjalan menuju perempuan yang memakai kaos oblong berwarna putih dipadukan rok pendek hitam yang sangat cocok dengannya.
Menjengkelkan sekali melihat mereka mengobrol seakrab itu.
"Sialan kau Perth."
"Hey, kenapa tiba-tiba mengumpat?" Suara protes yang terdengar dari ponselku.
"Kau bilang kau sudah mengaturnya."
"Maksudmu? Perempuan itu tidak membatalkannya?"
Sepertinya pertanyaann ini tidak perlu ku jawab.
"Ah sial. Sepertinya aku salah perhitungan."
"Seharusnya memang aku tidak mempercayakan ini pada orang payah seper..." Aku tidak meneruskan perkataanku saat Gun tiba-tiba masuk lagi ke dalam mobil.
"Kenapa Phi?"
"Fay tadi mengirimiku pesan kalau dia sudah pulang. Aneh sekali." Katanya.
"Perempuan tadi bukan Fay?"
"Bukan, dia teman sekelas Phi. Kebetulan sekali melihatnya disini jadi bisa mengembalikan flashdisc yang kupinjam kemarin."
Mark tersenyum lega. Setelah ini dia akan membeli beberapa flashdic agar Gun tidak meminjam dari perempuan itu lagi.
"Kita cari makan sekitar sini saja Nong, Phi sudah lapar." Lanjutnya.
"Ya." Jawabku.
Ponselku bergetar, ada pesan masuk dari Perth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk With You [MarkGun] - COMPLETE -
FanfictionAku membencinya. Sangat membencinya. Dia terlalu tampan dan terlalu manis secara bersamaan, terlalu kaya, terlalu menyenangkan dan dia mempunyai segala alasan untuk disukai semua orang. Tapi aku membencinya. "Kenapa? Apa dia melakukan kesalahan pada...