Chapter 3

773 42 10
                                        

(typo area)

Happy reading.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mencintai bukan lah sesedernaha kau milik ku dan aku milik mu. Tapi cinta ada karena sebuah rasa sakit, rasa kecewa, rasa benci, rasa khawatir, rasa ingin menjaga dan melindungi. Jangan mengatakan kau mencintai jika belum merasakan pahit nya cinta itu.

Seperti sekotak coklat. Kita tidak bisa menebak semua coklat itu manis. Pada kenyataan ada rasa pahit yang tersembunyi disana.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

***
Wajah lelaki itu mengeras saat pertama kali tiba di pentahouse nya. Dia mencampakkan Jas kerja nya dan kunci mobilnya.

" Brengsek!!! Kau menantang kan Sehun-sshi? Baik lah... Aku ikuti permainan mu. " desis nya sambil mengambil telpon genggam nya dan bergegas menghubungi seseorang.

" Halo?"

"...."

Seringai kecil tercetak jelas pada wajah tampan nya. Saat sambungan itu terputus.

" Showtime !!!" teriak nya tertahan.

" Kau kenapa?" tanya seseorang yang keluar dari kamar atas.

Wajah itu berubah dingin saat melihat siapa yang bicara. " Bukan urusan mu." cetus nya lalu berjalan memasuki kamar sebelah nya.

" Aku istri mu jika kau lupa." sindir wanita itu tak suka.

" Lalu? Apa aku meminta mu menikah dengan ku? Jika kau menyesal kata kan pada tua bangka itu." balas nya tak kalah pedas.

" Yoo Yeon Seok!!! Jaga bicara mu. Dia ayah mu !" marah nya.

Yeon seok memutar bola matanya. Selalu asal dia pulang ke rumah ini, hanya argumen tak bermutu yang menyambut nya. Dia hanya minta suasana hening, damai , tapi wanita ini selalu merecoki nya.

" Dengar... Nyonya Seo hyujin-ssi, Aku lelah setiap pulang kerumah ini selalu berdebat dengan mu. Tak bisa kah kau pahami? Bahwa aku tak suka di bantah!"

" Kau pikir aku perduli?"

Yeon seok mendecih " Kau membuat ku semakin ingin mencerai kan mu secepat nya." tekan kan nya.

" Kau pikir kau bisa? Agar kau bisa kembali dengan karyawan baru mu itu? Cinta pertama mu. Iyakan? Kau pikir aku membiarkan nya? Dalam mimpi mu yeon seok -ah. Karena ayah mu sudah mengikat kita. Kau juga jangan lupa tentang ahli waris. Jika kau menceraikan ku, maka semua harta nya jatuh ketangan ku. Kau tidak melupakan nya kan?" wanita itu-seo hyujin terlihat seperti iblis di mata yeon seok.

" Mari kita lihat. Kau lupa sedang berhadapan pada siapa? Tak ada yang bisa menghalangi keinginan ku. Bahkan pria tua yang sudah ada di dalam tanah itu sekalipun." seringai di wajah yeon seok membuat seo hyujin merinding seketika.

" Di-dia ayah mu. Kau tak mungkin mengkhianati nya kan?" panik seo hyujin.

Yo yeon seok tertawa jahat. " Kau mungkin tidak memahami siapa dia bagi ku. Belum saat nya. Ikuti saja permainan pak tua itu. Walau pun dia sudah di neraka sana, titisan nya masih ada di sekitar kita. Jadi... Mau bermain? Siapa pemenang yang bisa menangkap titisan nya itu. Akan menyenangkan seperti nya." ucap yeon seok.

Dia bisa melihat tubuh seo hyujin menegang. Lagi yeon seok tertawa melihat  wajah ketakutan seo hyujin. " Dari sekarang aku peringat kan untuk mu agar tidak menyentuh calon istri ku. Atau... Kau tau aku orang seperti apa. " ucap nya penuh ancaman.

" Aku msih istri mu! Kau pikir aku akan menyetujui surat perceraian mu?" marah seo hyujin dan menatap nyalang yo yeon seok.

" Menyedihkan." remeh yoo yeon seok.

My Life Is You  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang