Chapter 15

430 20 0
                                    

Terasa asing pada rumah sendiri, namun akrab pada rumah orang lain. Hidup memang seperti itu, tak ada yang dapat memprediksi bagaimana kehidupan di masa depan, namun seperti apa pun jadinya, mereka punya porsi masing masing dalam perjalanan hidup. Ntah sebagai hal yang baik atau buruk, untuk bahagia atau sedih, untuk pelajaran atau hukuman. atau.... Cinta maupun benci.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah insiden penyelamatan yang di lakukan sehun, banyak warga berbondong- bondong untuk menemui dan berobat kepadanya dan wooseok.

Sapaan- Pak dokter, sudah begitu akrab dengan sehun. Banyak juga para ibu yang mengingin kan anak nya menikah dengan lelaki itu. Seperti biasa, para ibu itu akan membawa kan makanan dan pakaian bagus untuk sehun. Juga memberikan selimut, bantal dan lain nya. Mereka sangat di manja kan oleh warga.

Sehun dan woo seok tidak pernah mengeluh, betapa repot nya mereka menghadapi masyarakat di perkarangan mereka.

Selalu ada senyum tulus untuk membantu rakyat yang tidak mampu. Hal itu lah yang membuat daya tarik penduduk untuk menyambangi mereka.

Malam menjemput dan mereka baru selesai memeriksa seorang nenek yang terkena flu.

" Minum ramuan ny 3x sehari ya nek. biar cepat sembuh dan bisa kembali bertani. Nenek menyukai pekerjaan itu,kan?"

" Iya nak, nenek tua dengan sisa umur nya yang tak lama lagi ini, hanya ingin melakukan apa yang dia sukai. Begitu lah kami menikmati hidup ini." balas si nenek.

" Tentu, maka dari itu jangan lupa minum obat nya. Aku akan membantu nenek jika tidak sibuk disini." ucap sehun sambil mengantar sang nenek ke luar.

Sang nenek memberhentikan langkah nya dan menatap sehun. Juga matanya melirik pada kalung yang di pakai sehun. Seutas senyum terumbar dari wajah usang sang nenek.

" Sudah waktu nya nak, Kau terlalu lama berada jauh di luar. Kembali lah jika kau tak ingin kehilangan nya untuk kedua kali." ucap nya dengan pandangan menerawang.

Sehun mengernyit mendengar diagnosa sang nenek, tapi dia memilih tidak terlalu menanggapi ucapan si nenek. " Baiklah, sudah malam. aku akan mengantar nenek." tawar sehun dan si nenek hanya mengangguk.

Selama di perjalanan mereka berjalan dengan gembira, dan kadang sehun sampai menutup mulut nya karena tawa saat mendengar lelucon sang nenek.

Saat sampai di rumah sang nenek, sehun akan pamit untuk pulang, namun sang nenek menahan tangan sehun.

" Aku melihat bayak kebahagiaan di hidup mu. Kerabat, sahabat, dan kekasih menunggu mu. Namun banyak pecahan beling yang harus kau lalui, akan ada hal merugikan dan menguntungkan mu. Tapi satu hal kekuatan mu.. "

' apa nenek ini cenayang? dia berbicara seolah sudah melihat masa depan. Daebak!'  batin sehun, namun dia tetap membalasnya.

" Apa itu nek?"

"Hati mu nak." setelah itu nenek masuk dan menutup pintu. meninggal kan sehun dalam keadaan bingung tingkat tinggi.

***
" sayang... Kau mencintai ku?"

" Kau sudah tahu jawaban nya sehun, kenapa bertanya lagi?"

"Hanya memastikan saja. "

Seohyun menatap sehun, dia menelisik raut wajah yang tak terbaca itu.

" Ada apa dengan mu, kenapa wajah mu seperti itu?"

Sehun mengalihkan pandangang nya kearah seohyun, menikmati betapa indah nya wanita itu. Wanita yang dia pastikan akan menjadi surga nya, hidup nya, dan mati nya.

My Life Is You  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang