3. Selingkuh?

560 82 27
                                    

Aggia berjalan menuruni tangga cafe, ketika ia akan ke toilet, mata Aggia membelalak kaget. Ia tak menyangka melihat permandangan yang seharusnya tidak ia lihat didepannya itu.

Ternyata benar apa yang diucapkan oleh Dimas dan Candra. Reyhan tidak mengikuti ekstrakurikuler, ia berbohong. Tapi ia malah sedang bermesraan dengan wanita lain.

Tapi tunggu, bukankah wanita yang bersama Reyhan itu Friska? Ah tidak, mana mungkin itu Friska. Friska 'kan sedang mengikuti ekskul. Tapi jika itu benar Friska, mungkin mereka ada urusan tentang ekskul lagian mereka satu ekskul. Pikir Aggia, ia menggelengkan kepalanya membuang jauh - jauh prasangka buruk itu. Tapi mereka mesra sekeli, hubungan mereka seperti bukan sekedar teman.

Lebih baik Aggia menghampiri meja Reyhan untuk memastikan bahwa yang dilihatnya itu tidak benar. Tapi emosi Aggia langsung meluap tak kuasa ditahan. Aggia berjalan menghampiri mereka semakin dekat, semakin dekat dan...

Brak!!!

Aggia menggebrak meja mereka, tanpa memedulikan keadaan sekitarnya. Entahlah perasaan Aggia sekarang jadi campur aduk, rasanya ia ingin marah tapi juga sedih.

Tentu saja Reyhan kaget melihat Aggia menangkap basah mereka berdua. Apalagi wanita yang bersama Reyhan, yang tadinya sedang tertawa menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Sekarang ekspresi wanita itu langsung pucat pasi.

"A- aggia lo- lo kenapa ada disini?"tanya Reyhan terbata - bata.

"Harusnya gue yang bilang gitu!kenapa kalian disini hah?!"bentak Aggia tak bisa menahan amarahnya.

"G-gue... "

"Oh gue tau... lo selingkuh sama Friska hah?"lanjut Aggia geram memotong ucapan Reyhan.

"Gi g- gue bisa jelasin ini semua"ucap Reyhan memegang pergelangan tangan Aggia.

"Jelasin apalagi sih!udah jelas kalian tuh selingkuh!"ucap Aggia menepis lengan Reyhan.

Aggia menatap wanita itu dengan tatapan tajam.

"Dan lo! Lo bisa -bisanya ya..."bentak Aggia kehabisan kata - kata.

"Lo juga kenapa harus selingkuh sama Friska? Lo tau 'kan dia tuh sahabat gue! "ucap Aggia menunjuk Reyhan.

Keributan yang Aggia buat mengundang perhatian pengunjung lainnya yang berada di cafe tersebut. Termasuk Farel dan Galang yang sejak tadi memerhatikan Aggia.

Terlebih lagi Farel mendengar dengan jelas semua percakapan Aggia. Karena meja yang ia duduki tak jauh dari meja kejadian, hanya terhalang oleh dua atau tiga meja.

Bagi Farel wajah wanita itu seperti familiar. Tapi siapa?. Ah iya, itu cewek yang buat masalah dengannya tadi di bus.

Entah kenapa Farel ingin menghampiri wanita itu, apa mungkin karena masa lalunya?. Tanpa berfikir panjang, Farel menghampiri Aggia.

"Eh Rel lo mau kemana? "tanya Galang menyadari Farel beranjak dari duduknya.

Tapi Farel menghiraukan ucapan Galang.

"Argh... "teriak Aggia mengacak rambutnya sendiri frustasi.

Ketika Aggia akan meninggalkan Reyhan dan Friska, kakinya tersandung membuat Aggia duduk dilantai.

Sial. Umpat Aggia, kenapa hidupnya miris sekali. Sudah diselingkuhi pake acara jatuh segala lagi.

Tanpa sepengetahuan Aggia, air matanya jatuh menelusuri pipi chabinya. Ia langsung menghapus air matanya dengan kasar. Ia tidak ingin terlihat lemah.

Aggia sempat lupa bahwa dirinya masih terduduk dilantai. Ketika akan bangun, tiba - tiba sebuah tangan terulur. Aggia berdiri dengan bantuan memegang uluran tangan tadi. Ia belum menyadari siapa pemilik tangan tersebut.

AggiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang