10. Si ketus Farel

413 39 13
                                    

"Duh, mereka udah nggak ngejar kok! gue capek lari terus"ucap Aggia berjongkok menstabilkan napasnya.

"Yaudah gue tinggal, "ucap cowok mesum itu, yang tak lain adalah Farel.

"Eh tunggu!"ucap Aggia mencegah Farel.

"Apa? "tanya Farel.

"Lo cowok mesum yang di bus dan yang nolongin gue di cafe waktu itu kan? "tanya Aggia memastikan.

"Iya, "ucapnya dengan nada dingin.

"Kembaliin ponsel gue! "ucap Aggia.

"Ponsel apa? "tanya Farel bingung.

"Ponsel gue! yang ketinggalan di bus, lo kan yang ngambil? "tanya Aggia lagi.

"Oh... itu, "ucap Farel baru ingat, "ada di rumah gue! "lanjut Farel.

"Pokoknya gue gak mau tau sekarang juga balikin ponsel gue! "ucap Aggia melipatkan kedua lengannya.

"Yaudah, lo ikut gue!"ucap Farel akan meninggalkan Aggia.

"Kemana? "tanya Aggia.

"Rumah!"

"Rumah siapa? "tanya Aggia lagi.

"Gue lah, lo bawel banget sih! " ucap Farel risih.

"Lagian lo!ngomongnya tanggung banget sih! "cibir Aggia tak mau kalah.

Farel hanya memutar bola mata malas. Tadinya Aggia ingin bertanya lagi, tapi ia urungkan niatnya itu. Sekarang mereka sedang berjalan menuju rumah Farel, Aggia tidak tahu sama sekali rumah orang mesum ini dimana, ia terus mengikuti langkah Farel dari belakang.

Sekitar 20 meter mereka berajalan, dan sekarang mereka berada di komplek perumahan blok B yang berarti rumah orang mesum ini tidak jauh dari rumah Friska yang berada di blok A.

Aggia memasuki rumah dengan nuansa cat berwarna monokrom. Terlihat dari dinding dekat tangga yang di penuhi dengan beberapa foto keluarga yang terpajang.

"Orang tua lo mana? "ucap Aggia menyadari bahwa dirumah orang mesum ini sangat sepi.

"Bunda gue kerja! "ucap Farel acuh tak acuh.

"Emangnya ayah lo kemana? "tanya Aggia lagi.

"Ayah gue udah meninggal, "ucap Farel.

"Sorry, gue gak tau"ucap Aggia merasa bersalah.

"It is okay! "ucap Farel, "tunggu, gue ambil dulu ponsel lo! "lanjutnya.

"Oke! "ucap Aggi, ia duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu.

Tidak membutuhkan waktu lama, Farel turun dari tangga dengan membawa ponsel hitam milik Aggia.

"Nih! "ucap Farel memberikan ponsel Aggia.

"Thank's ya, lo udah banyak bantu gue,"ucap Aggia tersenyum dan hanya dibalas dengan deheman.

"Bentar, "ucap Aggia memegang rahang pipi Farel, "bibir lo berdarah! "ucap Aggia kaget.

"Gak usah pegang - pegang! "ucap Farel menepis lengan Aggia.

"Sini gue obatin, obat merahnya dimana? "tanya Aggia.

"Gak usah, "tolak Farel mentah - mentah.

"Gue obatin ya, itung - itung ucapan terima kasih gue karena lo udah nolong gue, please... "ucap Aggia melihatkan pupy eyes nya.

Entah kenapa Farel tidak bisa menolak tawaran Aggia ia malah mengangguk begitu saja, ia mengambilkan kotak p3k dan menyodorkan pada Aggia.

Aggia mengambil kotak p3k yang diberikan oleh Farel, ia langsung mengeluarkan cotton bud, alkohol dan obat merah, Aggia mulai membersihkan darah yang ada di sudut bibir Farel walaupun sesekali Farel meringis sakit karena perih.

Tanpa Farel sadari ia terus memandangi wajah Aggia yang hanya berjarak beberapa jengkal darinya. 'Cantik' satu kata itu yang ada di benak Farel sekarang, ia langsung menggelengkan kepalanya membuang pikirannya jauh - jauh.

"Diem dong! "tegur Aggia melihat Farel yang tiba - tiba menggelengkan kepala.

"Btw, kita belum kenalan loh? "tanya Aggia yang masih fokus mengobati Farel, "oke gue duluan, kenalin nama gue Aggia, lo? "lanjut Aggia bertanya seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Farel, "ucapnya singkat, padat, dan jelas.

"Oh, "ucap Aggia ber 'oh'dengan mengangguk - anggukan kepala. Dan suasana kembali hening.

Setelah Aggia memberikan obat merah, ia langsung membenahkan kotak p3k. Tanpa Aggia sadari, sejak tadi Farel tertidur, sepertinya ia kelelahan. Pikir Aggia. Tapi ia harus pulang karena sudah larut malam.

Bagaimana ia pamit?, masa ia langsung pulang begitu saja, seperti jailangkung datang tak diundang pulang tak diantar.

Entah mendapat ide dari mana Aggia mengeluarkan sticky notes miliknya dan menuliskan sesutu di kertas itu lalu menaruhnya di meja dekat sofa yang ditiduri Farel.

***

Aggia sampai di rumah Friska sekitar pukul sepuluh malam, ia menggunakan ojeg online karena tidak ingin bertemu dengan anak berandalan tadi.

Ketika membuka pintu rumah, pandangan Aggia langsung melihat ke ruang tamu. Di sana sudah ada tante Vera yang sedang menonton tv.

"Assalamualaikum... "ucap Aggia memberi salam dan menyalami punggung tangan tante Vera.

"Aggia kamu dari mana saja? kok baru pulang? sekarang sudah jam sepuluh loh?"tanya tante Vera langsung membanjiri Aggia dengan banyak pertannyaan.

"Eh iya tante, tadi Aggia ada kerja kelompok dulu hehe"ucap Aggia berbohong dan tersenyum kikuk, "tante pulang kapan? "lanjut Aggia bertanya.

"Tante sampai jakarta sekitar pukul tujuh malam, "jawab tante Vera.

"Om Aris nya mana?kok gak kelihatan? "tanya Aggia lagi, matanya menelusuri setiap sudut rumah.

"Oh, om Aris belum pulang, dia masih di Surabaya"ucap tante Vera, "kamu cepet istirahat, besok kamu harus sekolah kan? "lanjut tante Vera bertanya.

"Iya tan, aku ke kamar dulu, " ucap Aggia meninggalkan tante Vera yang kembali melanjutkan menonton sinetronnya.

Aggia menaiki tangga, letak kamarnya barada di samping kamar Friska. Ketika ia akan memasuki kamarnya, ia berpapasan dengan Friska.

Friska memalingkan wajahnya dan terus berjalan melewati Aggia seakan ia tak melihat Aggia. Begitu pun Aggia ia tidak menyapa atau pun tersenyum.

Mereka sedang perang dingin, yang tadinya akrab sekarang malah seperti orang asing, yang tadinya sering bercanda tawa sekarang mereka selalu diam seribu bahasa jika bertemu.

Entahlah sampai kapan mereka seperti itu. Aggia sangat kecewa terhadap Friska, tadinya Aggia pikir Friska akan meminta maaf tapi kenyataannya tidak. Walaupun begitu Aggia tetap memaafkan Friska, meski di lubuk hatinya ia sedikit terluka karena apa yang telah di lakukan sahabatnya itu.

***

Farel membuka matanya, ia meregangkan otot - ototnya yang pegal karena posisi tidur yang tidak nyaman.

"Kenapa gue tidur disini? " batinnya mengingat - ngingat apa yang terjadi.

Ah, iya, dia baru ingat sebelum ia tidur ia sedang diobati oleh Aggia dan ia sudah mengantuk hingga tertidur pulas.

Tapi tunggu, tidak seperti biasanya ia bisa tertidur tanpa harus minum obat. Ya, Farel mengidap insomnia sejak ia ditinggal oleh ayahnya.

Sejak kejadian dua tahun silam, ia jadi susah tidur lebih tepatnya ia tidak ingin tidur karena ia takut orang yang ia sayangi pergi meninggalkan dirinya seperti ayahnya dulu.

_

_

_

_

Jangan lupa Votemen nya
Ditunggu...

Salam manis
Ifieee😘

AggiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang