7. Ulhar mendadak

435 55 11
                                    

Sebelum membaca alangkah lebih baik votement dulu gaes

🐱🐱🐱

Matahari kali ini lumayan panas. Beberapa murid ada yang mulai mengeluh kepanasan, dan ada juga murid yang pingsan, karena sudah tidak kuat lagi berdiri mengikuti upacara hari senin.

Aggia baris di bagian belakang, karena ia memiliki tubuh yang tinggi. Sesekali Aggia melihat Candra yang sibuk menangani siswi yang pingsan.

"Lama banget sih! amanatnya panjang bener dah!,"Gadis bersungut - sungut dengan tangan mengibas - ngibas rambutnya. Gerah.

"Bentaran juga beres,"ucap Aggia menoleh ke sampingnya.

"Eh, Gi tau gosip terbaru gak? " bisik Gadis menyenggol lengan Aggia. Menghilangkan rasa bosan.

"Nggak, "ucap Aggia, pandangannya masih kedepan melihat kepala sekolah yang menyudahi amanatnya.

"Nggak mau nanya? "tanya Gadis masih berbisik.

"Apaan emang? "

"Ck! Baru peka,"ucap Gadis berdecak, "Ada cogan baru loh! " lanjut Gadis tersenyum senang.

"Apa hubunganya sama gue? " tanya Aggi heran.

"Ya... Siapa tau lo suka! "ucap Gadis.

"Gak minat, "ucap Aggia acuh tak acuh.

"Awas lo, ngejilat liur sendiri! " ucap Gadis kesal, Aggia hanya memutar bola matanya malas.

"Gadis! "tegur Pak Asep, yang sudah berdiri di belakang Gadis.

"Eh-iya Pak? "tanya Gadis tersenyum kikuk seperti orang bodoh.

"Yang bener Upacaranya, jangan ngobrol terus! "tegur Pak Asep, memukul pelan bahu Gadis dengan penggaris kayu yang sering dibawanya kemana - mana.

Pak Asep merupakan salah satu guru ppkn yang mengajar kelas sepuluh, dan sekarang ia ditugaskan untuk mengajar kelas sebelas. Jadi ia selalu mengajar pelajaran ppkn angkatan Aggia.

Melihat Gadis di tegur, Aggia langsung merapikan barisannya, dan menatap lurus kedepan mendengarkan pembacaan do'a.

***

Pelajaran pertama akan segera dimulai, Aggia masih bertukaran bangku dengan Bagas. Ia ingin menghindar dulu dari Friska, entah itu sampai kapan.

"Gi! "panggil Gadis, sudah duduk di bangkunya.

"Apa? "tanya Aggia menengok ke belakang.

"Duduk sini Gi, gue sendiri! " ucap Gadis melihatkan bangku Candra yang kosong.

"Emang si Caca kemana? "tanya Aggia.

"Dia masih sibuk, ngurusin orang sakit,"ucap Gadis, "cepet Gi! keburu ada Bu ida nanti "lanjut Gadis melihat ke arah pintu kelas.

Aggia tak menjawab, ia menuruti perkataan Gadis. Ketika ia pindah ke bangku Gadis, ia sempat bertatapan denga Friska yang duduk di belakang bangku Gadis. Friska langsung membuang pandangannya, tapi Aggia bersikap biasa saja. Seolah - olah mereka sedang tidak bermusuhan.

Tepat ketika Aggia baru duduk, dari arah pintu seorang cowok berlari sambil teriak.

"Bu Ida dateng! "ucap cowok itu, yang Aggia tahu namanya adalah Aryo.

Refleks. Teman - teman sekelas Aggia langsung merapikan duduknya. Tak butuh waktu lama, Bu Ida datang memasuki kelas Aggia.

"Selamat pagi Bu... "ucap semua murid mipa 2 serempak.

AggiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang