Jarum jam sudah menunjukan pukul 07:55 wib, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi nyaring. Candra dan Gadis belum melihat batang hidung Aggia, padahal jam pelajaran pertama akan segera dimulai.
Aggia merutuki dirinya sendiri karena tadi pagi bangun siang akibat bergadang semalaman. Jadinya ia kini harus berjalan kaki sampai sekolah dengan tergesa-gesa. Sebenarnya ia terpaksa jalan kaki, karena terjebak macet.
Gerbang SMA 01 Bangsa mulai terlihat, Aggia berlari ketika melihat Pak Salim a.k.a guru piket akan menutup gerbang. Dengan nafas menderu Aggia memohon pada Pak Salim untuk di bukakan gerbangnya.
"Huh. Hah. Huh. Pak bukain dong gerbangnya, lagian kan Gia cuma telat lima menit. "lirih Aggia menstabilkan nafasnya.
"Lima menit juga waktu, "ucap Pak Salim tak mau kalah.
"Lah emang siapa yang bilang itu uang? "
"Kamu juga sama aja, tahu masih murid baru udah kesiangan! "Tegur Pak Salim.
Aggia merasa heran, kenapa Pak Salim menyebut dirinya murid baru? Padahal kan dirinya sudah lama sekolah di Sabang. Aggia menatap mata Pak Salim, mata Pak Salim tak menatap pada dirinya melainkan pada orang yang berada di belakangnya. Refleks, Aggia menoleh pada orang yang berada di belakangnya.
"Farel? "tanya Aggia yang mendapati Farel berdiri di belakangnya, yang di tanya malah memutarkan bola matanya.
"Sudah-sudah kalian boleh masuk, tapi dengan syarat kalian harus bersihin rumput-rumput di lapangan, sebelum hukuman kalian selesai kalian tidak boleh kembali ke kelas. "jelas pak Salim.
"Pak masa lapangan? Lapangan kan luas?! "keluh Aggia tak terima.
"Lah memang luas siapa bilang sempit? "ucap pak Salim mengikuti gaya bicara Aggia.
"Ish... "dengus Aggia.
"Yaudah cepet sana, kalau masih diem di situ saya tambahin hukumannya!"ucap pak Salim.
"Iya-iya!"ucap Aggia langsung pergi meninggalkan pak Salim yang masih terdiri di dekat gerbang.
"Huh anak zaman sekarang bisanya cuma marah-marah."dumel pak Salim.
***
Aggia sudah mengenakan baju olahraganya begitupun dengan Farel. Mereka berdua sudah siap dengan memegang alat pemotong rumput dan juga tangan yang dibaluti sarung tangan.
Farel mulai memotong rumput yang ada di lapangan bagian ujung kiri, dengan dibantu Aggia yang memunguti rumput yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah organik.
"Pake ada acara telat segala, terus harus di hukum bareng si ketus Farel lagi!"sungut Aggia terus mengoceh.
"Bilang aja Lo seneng kan di hukum bareng gue?"ucap Farel tidak mengalihkan penglihatannya.
"Yaelah percaya diri amat lo!"sanggah Aggia mendorong bahu Farel.
"Gue emang ganteng."ucap Farel dengan yakin.
"Dih?gak nyambung lo!"ucap Aggia seraya melemparkan potongan-potongan rumput ke wajah Farel.
"Sialan!"desis Farel.
Tanpa Aggia sadari Farel akan membalas perbuatan jahilnya tadi. Ia mengambil potongan rumput yang berserakan, secara diam-diam Farel mendekati Aggia yang sedang berjongkok fokus memunguti rumput.
Tiba-tiba...
Bledag!
Farel menumpahkan semua sampah rumput yang berada di tempat sampah seraya memukul tempat sampah itu tepat di atas kepala Aggia. Sontak Aggia berteriak kaget hingga terjungkal ke belakang.
"Hahaha,"tawa Farel pecah, tanpa ia sadari juga ia telah tertawa terbahak- bahak karena seorang cewek yang dijahilinya.
"FAREL!"geram Aggia menyadari bahwa Farel yang menjahili dirinya.
Mendengar amukan Aggia, Farel berhenti tertawa sejenak lalu berlari menghindari Aggia yang mengejarnya membawa serokan sampah yang akan memukulnya.
"Gue bunuh Lo Farel!"ucap Aggia mengejar-ngejar Farel.
Aggia terus mengejar Farel yang menghindar, ia tidak menyerah sampai ia bisa menarik kerah belakang baju Farel. Aggia memukul kaki Farel menggunakan serokan sampah, sedangkan yang di pukul hanya meringis dan terus menghindar.
Tanpa mereka sadari ada beberapa siswa yang memerhatikan dengan berbisik iri dan ada juga yang melihat tidak suka.
"Hey kalian berdua!"suara teriakan pak Salim menghentikan aksi kejar-kejaran Aggia dan Farel.
"Saya hukum kalian bersihin rumput lapangan, eh malah asik lari-larian!"ocehan pak Salim marah.
"Maaf pak, tadi saya kejar kucing yang ganggu saya."ucap Aggia beralasan.
"Alasan kamu!kalau gitu saya tambah hukuman kalian lari lima kali putaran lapangan!"tegas pak Salim.
"Lah pak yang ini aja belum beres."keluh Aggia menunjuk rumput yang berserakan.
"Bapak nggak mau tahu, kalau nggak di kerjain bapak laporkan kalian ke guru BK."ancam pak Salim mengakhiri percakapan.
"Ini semua gara-gara Lo tahu!"kesal Aggia menyalahkan Farel.
"Kok gue?"
"Iya Lo!"
"Serah deh, mending sekarang kita beresin hukuman kita daripada debat terus nggak bakal ada ujungnya."putus Farel yang sudah jengah, mengakhiri pembicaraan.
Aggia hanya mengangguk. Mereka kembali membersihkan sampah-sampah rumput yang berserakan tadi. Setelah setengah jam akhirnya hukuman pertama mereka selesai.
"Huft," Aggia bernapas lega.
"Masih ada satu hukuman lagi." ucap Farel mengingati.
"Ah, ya Tuhan kenapa nasib hamba seperti ini." keluh Aggia dengan nada sedramatis mungkin.
"Lebay,"cibir Farel, alhasil Farel mendapat tatapan tajam dari Aggia.
Aggia tak menanggapi, ia lebih memilih untuk melanjutkan hukumannya. Aggia mulai berlari mengelilingi lapangan dengan Farel yang mengikuti di belakangnya.
Setelah lima menit, mereka sudah berlari tiga putaran dengan keringat yang sudah bercucuran membasahi baju olahraga. Ketika menuju putaran ke empat, Aggia berhenti berlari karena merasa pusing dan keringat dingin mulai menghampirinya. Penglihatan Aggia mulai kabur, dan akhirnya...
Bruk!!!
Badan Aggia tumbang karena tak kuasa menahan beban tubuhnya lagi. Farel yang melihat kejadian itu langsung kaget, tanpa berpikir panjang ia mengangkat tubuh Aggia ala bridel style dan membawanya ke UKS.
Banyak pasang mata yang melihat mereka, termasuk kedua temannya Farel, Galang dan Alex. Mereka berdua tak menyangka Farel akan sepeduli itu pada cewek, apalagi cewek itu adalah Aggia yang belakangan ini sering terlihat tidak akur dengan Farel dan juga salah satu orang dari sekian banyaknya orang yang Farel anggap pembawa sial.
***
Aggia mengerjapkan matanya, silau. Ia memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Pandangannya mulai menelusuri setiap sudut ruangan yang hening, hidungnya mulai mencium aroma bau obat. UKS. Satu kata yang langsung muncul dibenak Aggia. Ia bertanya- tanya dalam pikirannya, kenapa bisa berada di sini? Dan apa yang terjadi dengannya?
Pikirannya langsung buyar, ketika melihat siluet seseorang yang muncul di ambang pintu UKS. Orang itu berjalan menghampiri Aggia dengan salah satu tangannya yang membawa sekantung plastik putih.
"Lo udah sadar?"tanya orang itu yang tak lain adalah Farel.
Aggia mengerutkan keningnya, "Emangnya gue kenapa?" tanya Aggia bingung.
"Lo tadi pingsan."
"Nih!"lanjutnya seraya mengasongkan kantung plastik yang dibawanya.
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa tinggalkan jejak🖤Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aggia
Teen Fiction"Oh iya satu lagi, mulai sekarang kita putus! "ucap Aggia. "Kalau lo selingkuh, gue juga bisa dapet cowok buat gantiin lo! sekarang juga. Jadi kita imbang 'kan?"ucap Aggia kembali tersenyum puas. Aggia menoleh ke samping kirinya. Ia melihat cowok...