16. Belajar bareng

441 30 5
                                    

"Lo tadi pingsan."

"Nih!"lanjutnya seraya mengasongkan kantung plastik yang dibawanya.

"Makasih." Ucap Aggia seraya mengambil kantong plastik yang diberikan Farel.

Suasana UKS yang hening, membuat suasana diantara Aggia dan Farel pun menjadi canggung.

"Ini semua tuh gara-gara Lo tahu?" Ucap Aggia lagi, menyalahkan Farel dan mencoba memecah rasa canggung diantara mereka berdua.

"Kok gue?"

"Iya, coba aja lo nggak tumpahin daun-daun itu ke gue, nggak bakal tuh gue kejar-kejar Lo sampai ketahuan Pak Salim, terus jadi ditambah lagi hukumannya!" Cerocos Aggia.

"Nggak usah ungkit yang udah terjadi deh!" Sewot Farel.

Sebelum Aggia bicara lagi, suara seseorang yang sedikit melengking sudah bersuara memecah keheningan UKS.

"Aggia!" Teriak Gadis yang diikuti Candra dibelakangnya.

Melihat teman-teman Aggia datang, Farel langsung meninggalkan UKS tanpa sepatah kata pun.

"Gila ya Lo! Katanya nggak tertarik tapi udah gercep aja?" Ucap Gadis yang sudah duduk disamping Aggia.

"Iya kok bisa?" Tanya Candra penasaran.

"Bentar deh, kalian kok bisa tahu gue ada disini?" Tanya balik Aggia.

"Yeu kan Candra ketua UKS nya, dia pasti dapet laporanlah dari antek-anteknya, iya nggak?" Tanya Gadis pada Candra.

"Iya, ditambah pas kita tadi mau ke kantin orang-orang pada ngomongin Lo yang digendong sama kak Farel." Jelas Candra.

"Gue digendong Farel?" Kaget Aggia.

"Iya!" Jawab Gadis dan Candra kompak.

"Ohiya Lo panggil kak Farel nggak pake embel-embel "kak" gitu? Nggak sopan tahu." Ucap Candra.

"Iya Gi, dia kan lebih tua dari kita." Tambah Gadis.

"Lebih tua darimana? Orang cuma beda satu tahun kok!"

"Seenggaknya Gi." Ucap Candra.

"Lo udah istirahat belum? Kita bawain roti nih!" Lanjut Candra memberikan roti yang dibawanya.

"Makasih yak, gue suka nih sama sahabat yang kek gini." Ucap Aggia tertawa.

"Yeu bisa aja loh!" Ucap Gadis menoyor jidat Aggia, dan ikut tertawa.

***

Pelajaran hari ini pun berjalan lancar, hanya saja ketika pelajaran Pak Ihsan guru Kimia. Dan di pertemuan minggu ini bagian kuis, Pak Ihsan mengocok gelas yang sudah terisi kertas-kertas bertuliskan nama murid kelas XI-MIPA-1.

Salah satu kertas keluar, Pak ihsan langsung membuka gulungan kertas, "Friska Adriani." Ucapnya.

"Saya Pak?" Tanya Friska.

"Lah iya, disini kan yang namanya Friska cuma satu." Jelas Pak Ihsan.

Friska maju kedepan kelas, ia mengambil spidol yang diberikan Pak Ihsan, dan mulai mengerjakan soal yang sudah tertera di white board. Ditengah mengerjakan soal Friska lupa harus memakai rumus yang mana, ia sempat berhenti, mengingat-ingat rumus yang diberikan.

"Masa soal kayak gitu aja lama ngerjainnya?" Tanya Pak Ihsan tidak sabaran.

"Saya lupa rumusnya Pak." Jujur Friska.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AggiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang