9. Preman

416 42 8
                                    

"Aggia... "panggil orang itu dengan suara paruh bayanya.

Merasa namanya di panggil Aggia menoleh ke arah sumber suara. Ternyata orang yang memanggilnya adalah Bu Ida, Aggia dan kedua sahabatnya menghampiri Bu Ida dan menyalaminya.

"Ada apa ya Bu? "tanya Aggia heran, padahal ia tidak membuat kesalahan pada Bu Ida.

"Bisa tolong Ibu sebentar? " tanya Bu Ida tersenyum.

"Boleh, tolong apa? "tanya Aggia, lagi.

"Hm, bantu Ibu memeriksa ulangan tadi"ucap Bu Ida, ia melihat Candra dan Gadis yang berdiri di belakang Aggia, "Oh iya Candra, kamu belum ulangan 'kan? "lanjutnya bertanya pada Candra.

"Eh- iya Bu, "ucap Candra, ekspresinya langsung berubah panik.

"Yaudah kamu sekarang ikut ke kantor, ulanganya di kantor! "ucap Bu Ida hendak pergi ke kantor.

"Bu... "bukan Candra yang memanggil melainkan Gadis.

"Iya?,"tanya Bu Ida mengangkat sebelah alisnya.

"Saya ngapain Bu? "tanya Gadis dengan bodohnya.

"Ya... kamu pulang lah!, saya tidak ada urusan denganmu!"ucap Bu Ida.

Aggia dan Candra yang melihat itu tak kuat ingin tertawa, tapi mereka urungkan karena tidak tepat dengan situasinya, yang ada mereka nanti kena omel Bu Ida.

"Ish nyebelin banget sih! "umpat Gadis menghentakan kakinya.

"Lagian lo ngapain nanya kek gitu!"cibir Aggia.

"Iya, keliatan begonya tau gak?! " ucap Candra menahan tawa.

"Terus gue pulang gimana? " tanya Gadis mengerucutkan bibirnya.

"Ya... sendiri, kalau mau sih nunggu kita ya gak? "tanya Candra, dan diangguki oleh Aggia.

"Aggia, Candra, ngapain masih diam disitu? "ucap Bu Ida hendak menaiki tangga.

"Eh iya bu! "ucap Aggia dan Candra serempak, mereka langsung mengikuti Bu Ida dari belakang.

"Gue nunggu kalian aja deh! " ucap Gadis mengalah meski wajahnya masih ditekuk.

Sudah dua puluh menit berlalu, Aggia masih sibuk memeriksa lembaran soal ulangan kelas sebelas. Dan Candra pun masih berkutat mengerjakan soal - soal ulangannya. Sejak tadi Gadis sudah merasa bosan, terlihat dari bibirnya yang dari tadi komat - kamit tidak jelas.

"Bu, ini saya sudah beres ulangannya, "ucap Candra menyerahkan lembaran soal plus dengan jawabanya.

"Oh iya, taruh di situ,"ucap Bu ida menunjuk pada meja yang penuh dengan soal - soal dan ia kembali sibuk memeriksa soal lain.

"Bu saya duluan, "pamit Candra menyalami punggung tangan Bu Ida.

"Iya,"ucap Bu Ida mengangguk, "Aggia, kamu jangan dulu pulang yah bantu Ibu dulu sampai selesai, "lanjutnya melirik Aggia.

"Iya Bu, "ucap Aggia, padahal di dalam hatinya ia mengeluh ingin cepat pulang bersama Candra dan Gadis.

"Gi gue duluan ya? Nyokap gue udah jemput, dah... "ucap Candra melambaikan tangannya seraya pamit pulang duluan.

"Oke, hati - hati! "ucap Aggia membalas lambaian tangan Candra.

Candra berjalan keluar dari ruang guru dan menghampiri Gadis yang sedang duduk di bangku dekat pintu ruang guru.

"Lah Aggia nya mana? "tanya Gadis bangkit dari duduknya menghampiri Candra.

"Dia masih ditahan sama Bu Ida, "ucap Candra.

AggiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang