1. Pesan

296 143 262
                                    

Kadek melangkahkan kakinya keluar dari kamar kost-an yang ada didekat sekolah.

Kadek tersenyum saat menerima pesan dari ponselnya yang bertuliskan 'Kak Andi'

Andirgantara
-Nanti plg sekolah gue jemput.

Kadek membalasnya 'iya' dengan secepat kilat. Lalu melanjutkan perjalanannya menuju koridor.

"Kadek!" Suara itu membuat Kadek berhenti lalu menoleh.

"Ha?" Sautnya.

Gadis dengan kuncir dua itu berlari mendekatinya lalu berhenti saat di dekatnya. "Tunggu!"

"Oy paan?"

Gadis itu berhenti di samping Kadek dan mengatur napasnya dengan perlahan. "Lo dicariin sama Senja"

Kadek menepuk kepalanya pelan lalu memasukkan ponselnya kedalam saku lalu ikut melangkah dikoridor diikuti oleh Kinara. "Paan? Dia ngutang apalagi sama lo?"

Kinara mendelik lalu tersenyum penuh arti. Kadek ini bisa membaca pikiran orang lain ya? "Iya, kemaren dia lagi pdkt-in anak ipa 1 itu, eh paketannya abis. Alhasil dia gedor-gedor rumah gue dan ngutang paketan sama gue" Ada jeda. "Lo tau kan tu anak mager banget keluar rumah apalagi naek motor gitu" Jelasnya.

Memang benar. Hanya ada beberapa siswa dan siswi saja yang tahu kedekatan Kadek, Kinara dan Senja.

Kinara dan Senja satu komplek bahkan rumahnya bersebelahan. Sedangkan dengan Kadek yang notabene anak kost itu terlebih dahulu kenal dengan Senja karena saat mendaftar sekolah 3tahun yang lalu dihari yang sama.

"Gue heran deh sama Senja. Tumben banget tu anak gas sama cewek. Biasanya kan gas sama cetak doang" Kinara kembali berbicara. "Lo ikutan heran gak sih, dek? Is lo mah diem aja anjir"

Kadek menghela napas lalu memasuki ruang kelas bersamaan dengan Kinara disampingnya. "Lo itu.....terlalu berisik, Na"

Setelah mengatakan seperti itu, Kinara mencibir lalu membalikkan badan dan duduk dibangkunya.

Kadek ini benar - benar yaaa....
Sifatnya gak berubah dari 3tahun yang lalu.

Sevin yang baru memasuki kelas, tak henti - hentinya menanyakan Rani karena mereka memasuki kelas berbarengan. "Ran is lo diem mulu anjir, tanggepin gue ngomong kek"

Rani mendesis lalu mengibaskan rambutnya kebelakang dengan jengah. "Astaga Sepin, ini udah dikelas. Lo gak usah ngikutin gue mulu napa"

"Kepedean ih, ini juga kelas gue" Kata Sevin percaya diri.

"Lo gas ke Widi aja sana. Jangan ke gue astaga, gak bakal gue tanggepin Pin. Gue gak murka karna lo masih temen gue"

Widi yang namanya terpanggil pun bangkit lalu mengejar Rani hingga keluar kelas.

Kelas ini benar - benar tak ada sepi-nya. Kecuali jika Fero, Ayla, Angel menjadi satu. 3 manusia batu itu jika disatu ruangan, Kadek yakin pasti tak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu.

Sinta di depannya dan juga bersama dengan Mentari sudah memulai menghibah. Membicarakan hubungan Armos dan Bintang yang sudah ada perubahan selama hampir dua tahun ini.

Sedangkan Nirmala asik tersenyum dengan ponsel di tangannya. Kadek jamin, itu anak pasti lagi stalk oppa korea yang selalu diagung-agungkan itu.

"He kalian tau gak sih, Lutfi sama Gio masih aja hts" Kata Mentari menoleh ke arah Kadek dan Sinta bergantian.

Sinta membenarkan poninya lalu ikut menanggapi. "Iya anjir, kemarin sih gue liat mereka balik bareng"

"Tuhkan apa gue bilang, mereka itu sama - sama gas tapi sama - sama gak peka juga"

Kadek [✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang