Ruangan bercat putih tulang itu tampak sedikit lebih ramai dari biasanya. Anggota keluarga Dirga telah kumpul seperti Andi, Dirga, Anna, dan juga Ara tengah duduk bersantai diruang keluarga. Sementara itu, seorang gadis baru saja datang diantara mereka.
"Jadi ini yang mau Abang kenalin ke Mama?" tanya Anna menggoda.
Andi mengangguk membenarkan sedangkan Citra tersenyum malu - malu. "Kenalin Tante nama saya Citra." ujarnya memperkenalkan diri.
Anna tersenyum dan menganggukkan kepalanya ramah. Citra dengan body yang menjulang tinggi membuat Anna lagi - lagi merasa terpana akan kecantikkan yang terpancarkan itu. Biasanya anak bujangnya ini hanya membawa Kadek yang memiliku pipi chubby sedangkan sekarang berbanding terbalik sekali. Sepertinya selera anaknya ini sudah berubah.
Citra dipersilahkan duduk disamping Ara yang menatapnya dengan heran. Bisa - bisanya memiliki postur tubuh yang ideal seperti itu membuat Ara sedikit merasa gagal menjadi wanita. "Gue Ara." ujar Ara memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan.
Citra menyambutnya dengan ramah. "Citra."
Mereka berdua berjabat tangan dan tersenyum manis. Anna menawarkan beberapa cemilan dari dalam kulkas, biasanya Anna sering membuat kue bersamaan dengan Kadek. Tetapi entah kenapa akhir - akhir ini Kadek jarang kerumah seperti biasanya. Mungkin akan Anna tanyakan kepada Andi nanti setelah tamu istimewa nya pulang.
Melihat cara Anna memandangan Citra, dapat disimpulkan jika Citra adalah gadis cantik dengan paras yang menawan. Kulit putih bersih dan memiliki postur tubuh bak model. "Ahh nak Citra itu dimakan ya cemilannya, maklum Tante cuma bisa ngasih itu soalnya lagi kosong juga kulkasnya."
Citra mengangguk sempurna. "Iya Tante." ujarnya tetapi tak sekalipun memyentuh cemilan yang disuguhkan.
Anna sedikit kecewa seperti makanan yang ia hidangkan sama sekali tak menarik, tetapi Andi yang melihat perubahan ekspresi Mama nya pun ikut bersuara. "Ma maaf Citra lagi diet."
Anna menoleh kearah Citra dan Andi bergantian lalu menganggukkan kepalanya paham. "Iya gakpapa sayang."
"Btw kesibukannya apa nak Citra?" tanya Dirga yang sedari tadi hanya memantau.
"Ah saya model, Om."
"Wah pasti sibuk ya kalo diselingi dengan kuliah?"
"Hmm sedikit, Om."
"Kuliahnya gimana lancar?"
"Alhamdulillah Om lancar."
Mendengar kalimat tersebut membuat Dirga mengernyit, baru menyadari jika gadis yang sedang berdekatan dengan putranya adalah muslim. "Your muslim?"
"Iya, Om."
"Kak gimana sih biar bisa jadi model?" tanya Ara penasaran.
"Banyak - banyakkin followers instagram, Dek." jawab Andi.
Ara mengerucutkan bibirnya. "Ma liat tuh abang jahat banget kan sama Ara..."
"Tapi emang followers instagram itu berpengaruh." elak Andi.
"Mana ada Abang? Followers instagram itu bisa dibeli, tau."
"Iya, makanya sangat berpengaruh."
"Tapi kan semua orang bisa jadi selebgram kalo banyak - banyakkin followers mah."
"Yaudah sana jadi selebgram."
"Ah Abang gak membantu banget." ada jeda "Kak Citra aja yang jawab, Abang gak ada akhlak."
Citra yang mendengarnya pun terkekeh kecil. Disampingnya ini adalah sosok gadis remaja SMA yang memiliki postur tubuh tinggi, tetapi tingkah lakunya nampak seperti anak kecil. Mungkin efek anak bungsu, jadi tingkah lakunya seperti itu.
"Jadi model atau selebgram nih?" tanya Citra menggoda.
"Jadi model, Kak."
"Tadi katanya mau selebgram." potong Andi.
"Abang gak bisa diem dulu apa?!"
Andi tertawa terbahak - bahak karena menjaili adik semata wayangnya itu. Sifat adiknya tersebut membuat Andi teringat pada seseorang.
Ah iya benar, Kadek.
Andi baru menyadari beberapa hari ini tidak bertemu dengan sosok Kadek yang biasanya tak pernah absen berkuliner bersama. Terkadang juga menjadi chef dadakan dirumahnya.
Pria itu diam saja tanpa mendengarkan dua gadis yang berceloteh panjang lebar, pikirannya melayang entah kemana.Ia merindukkan sosok gadis yang selalu ada disaat ia butuh.
Tanpa menunggu waktu lama Andi mengambil ponselnya didalam saku dan mengetikkan beberapa kalimat untuk mencari nomor yang ingin dihubungi.
Setelah ketemu barulah ia mengirimi pesan singkat berharap segera mendapatkan jawaban.
Andirgantara
-Dek.
-Besok malam kosong? Gue mau ngajakkin makan.
-Ada pameran.
-Gue jemput.***
Siapa yang sangka jika pertemuan malam ini akan berlanjut hingga hampir tiga jam lebih? Setelah duatahun lamanya tidak berjumpa, kini dipertemukan kembali.
Bisa Kadek perjelas jikalau Iqbal jauh lebih dewasa dibanding dulu. Jika diibaratkan Andi dan Iqbal adalah dua manusia yang tak jauh berbeda. Iqbal dengan kejahilannya sedangkan Andi dengan tingkah badboy nya. Ah iya lupa, siapa yang tidak mengenal dengan Iqbal sang Ketua Osis idaman para gadis.
Kali ini didepan Kadek berdiri sosok Iqbal dengan mobilnya terparkir didepan gerbang kost putri samping SMA Kartikatama. "Mau masuk dulu atau langsung pulang?" tanya Iqbal menggoda.
Gadis didepannya itu mencebikkan bibirnya merasa tak enak hati karena ditraktir makan tetapi tak bisa mengajaknya masuk teras kost karena sudah lewat jam 9 yang berarti kost tidak terima tamu kembali. "Maaf kak gak bisa nawarin masuk, tapi gue usahain buat bisa deket lagi sama Vera." ucap Kadek.
Iqbal menganggukkan kepalanya. "Gakpapa gue ngerti kok, Dek."
"Makasih kak pengertiannya."
Iqbal mengangguk kembali lalu mengusap puncak kepala Kadek dengan lembut bak mengusap adik kandungnya sendiri. "Kalo gitu nanti kabarin aja ya, gue pamit pulang dulu."
Kini giliran Kadek yang mengangguk. Setelahnya mobil tersebut menghilang dari balik persimpangan didepan sana. Kadek membalikkan badan memasukki gerbang dan menutupnya kembali dengan rapat. Melangkah menaiki tangga, getaran di ponselnya membuat gafis itu mengeceknya. Beberapa pesan masuk Kadek abaikan, tetapi sebuah pesan dari Andi membuat gadis itu menghela napas dan hanya membacanya saja lalu masuk kedalam kost.
***
#A/N
KADEK update lagi nih siapa yang nungguin?!
Part selanjutnya aku mau buat teka teki jadi siap-siap mecahin ya, aku tau kalian baik hati jadi readers yang vote yuk🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/184154974-288-k584160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kadek [✓✓]
Teen Fiction[ S U D A H R E V I S I ] ->> Berbeda dengan versi wattpad #shskartikatamaseries [R15+] "Kadek Maharani kelas 10IPS3, anak pendiem bahkan ngomong aja ogah. Manusia batu yang selalu memikirkan dirinya sendiri dibanding oranglain, itu lo kan?" tanyan...