4. Gadis Jendela

154 115 144
                                    

*flashback on*

Seorang gadis berseragam sekolah itu melewati koridor sekolah yang nampak ramai sekali. Beberapa orang berkumpul seraya membicarakan topik hangat disekolahnya. Mengghibah istilahnya.

Nampak seorang pria melambaikan tangan dan berjalan kepadanya. "Lo tau ruangan 10ipa5?" tanya pria tersebut.

Kadek menggeleng lantas ikut bertanya balik. "Tau ruangan 10ips3?"

"Tau."

"Dimana?"

"Lurus aja mentok belok kiri, ruangan ketiga itu ips3."

"Ahh ok... Btw, gue Kadek, lo?"

"Senja. Senja Attafendra."

Kadek mengangguk lalu berjalan mengikuti intruksi yang telah disampaikan Senja. Sementara pria itu tengah sibuk mengamati nama - nama yang tertera didepan masing - masing kelas, berharap ia akan segera menemukan ruangannya tersebut.

Gadis itu berhenti didepan kelas, seakan ragu untuk memasuki ruang kelas tersebut yang sangat ramai. Kemungkinan ada sekitar 20 orang sudah berada didalam kelas tersebut. Ia melamun, sampai saat sebuah tangan menepuk pundak membuatnya sedikut terlonjak kaget.

"Hei... kaget?" tanya seorang gadis dengan rambut sepinggang diurai bebas seraya memegang kucing kecil dipelukkannya membuat Kadek sedikit menjauh karena merasa geli.

Gadis tersebut mengerti perubahan itu dan menaruh anak kucing yang ia bawa dari toilet disebrang sana. Mengeluarkan sebuah sosis ponggiran tas yang biasanya terisikan air minum, kini tergantikan oleh beberapa sosis lalu memberikan kucing tersebut dengan kasih sayang seraya mengelusnya. "Lo kelas ips3?" tanyanya lagi.

Kadek mengangguk kemudian bertanya. "Lo kelas ips3 juga?"

"Iya, benar." ada jeda, "Ah ternyata kita sekalas!" soraknya sedikit heboh.

Kadek mengerutkan dahinya membuat gadis rambut sepinggang itu tersenyum hingga matanya menyipit. "Gue Nirmala Arsyinta, biasa dipanggil Mala. Nama lo siapa?"

"Kadek," imbuhnya, "Kadek Maharani."

"Hmm? Non?"

Kadek mengangguk lalu mengulurkan tangannya pertanda ingin berjabat tangan. Nirmala sedikit ragu mengulurkan tangannya juga lalu bertanya. "Gue abis megang kucing, dan kayaknya lo gak terlalu suka kucing, gakpapa?"

"It's oke, gak masalah." ujarnya yang langsung disambut jabat tangan oleh Nirmala. "Salam kenal!"

Mereka berdua tersenyum lalu terkekeh pelan merasa klop saat hari pertama masuk SMA. Hingga sebuah suara membuat mereka berdua menoleh. "Kalian mau didepan kelas aja? Anak OSIS udah jalan menuju kelas ini, yakin?" tanya seorang pria bernametag 'Fajar Bintaro' dengan lesungpipit terlihat jelas dipipi kanannya.

"Eh? Iya juga." saut Nirmala dan langsung masuk kedalam kelas seraya diikuti oleh Kadek dibelakangnya. Sayangnya mereka tidak sebangku, tetapi depan belakang.

Dua orang laki - laki memasukki ruangan tersebut. Seakan punya aura maskulin membuat seisi kelas yang mayoritas kaum hawa ini sedikit berteriak tertahan, antara ambyar dan takut dimarah nantinya.

Dengan nametag 'Andirgantara' itu memberi intruksi agar diperhatikan satu kelas. "Hai semuanya, gue Andi salah satu anggota OSIS yang ditugaskan menjadi wali kalian semua dikelas ini. Dan juga disebelah gue namanya Iqbal, dia wakil ketua OSIS di SMA Kartikatama ini. Sebelumnya kalian tau peraturan sekolah ini?"

Kadek [✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang