Seorang pria memasukki gerbang berwarna putih yang menjulang tinggi di depannya. Memasuki secara perlahan seakan memang itulah tempat biasanya ia berpulang.
Sambutan dari tukang kebun membuat pria itu tersenyum dengan kedua mata menyipit. Suara air yang mengalir dari arah selang itu membuat irama tersendiri. Pria itu menghela napas panjang dan mengeluarkannya dengan kasar. Langkahnya yang besar - besar itu menuju kedalam rumah yang tengah disambut hangat oleh sosok seorang ibu yang sedang bercengkrama dengan salah satu pembantu dirumah tersebut.
"Mama..."
Wanita paruh baya tersebut menoleh sempurna. "Kenapa, Nak?"
"Nanti malam temen abang mau main kerumah Ma, gimana?"
"Cewek atau cowok?"
"Cewek, Ma."
"Kadek?"
Pertanyaan yang dilontarkan oleh Anna selaku orangtua Andi membuat pria tersebut menghela napas panjang. "Bukan, Ma." katanya seraya menggelengkan kepalanya.
"Hm? Terus?"
"Citra." ungkap Andi.
Anna mengerutkan dahinya karena merasa tak pernah mengenal nama yang disebutkan oleh anak laki-lakinya tersebut. "Mama gak kenal?"
Andi menggeleng. "Enggak, nanti abang kenalin."
Anna mengangguk setuju lalu memerintah Andi agar segera mandi karena hari menjelang petang. "Yaudah abang mandi dulu, sekalian Ara suruh mandi ya."
Andi mengangguk antusias lalu menaikki tangga menuju kamar tidurnya yang berada dilantai 2. Rumah tersebut terkesan sangat mewah karena memiliki dominan warna putih yang sangat elegan.
Kini dirinya tengah berada didepan pintu kamar adiknya dan dengan iseng memasukki tanpa permisi. "Lagi ngapain lo?" tanya Andi.
Ara berdecak kesal dengan tingkah laku kakaknya semata wayang, mungkin jika Ara bisa mengGIVEAWAYkan maka akan ia lakukan sedari dulu. Siapa yang sangka jika Ara captain tim cheerleader mengantikan posisi Febri yang sebelumnya menjadi captain karena memasukki jenjang kelas tiga semester dua.
Ara memiliki tubuh yang sangat ramping dan juga berkulit bersih, berbeda dengan Andi yng sedikit berkulit sawo matang. "Abang gak sopan masuk gitu aja ih, Ara gak suka!" ungkap Ara.
Andi menunjukkan giginya yang putih bersih tersebut dan merasa tak bersalah sekalipun. "Abisnya kamu fangirls mulu."
"Abang sirik banget."
"Kamu yang berisik, Ara."
Ara merengutkan bibirnya pertanda kesal karena Andi mengejeknya. Sedangkan Andi tersenyum puas berhasil mengganggu adik kesayangannya tersebut. "Ara nanti turun ya?"
"Apa bang?"
"Nanti ada temen Abang dibawah, Ara mau turun?"
"Kak Kadek?"
Andi menggelengkan kepala. "Bukan, namanya Citra."
"Kenapa bukan Kak Kadek aja?"
"Hmm..." Andi menghentikan ucapannya karena merasa berfikir keras dan bingung ingin menanggapi seperti apa. Lagipula keluarga Andi hanya mengenal teman dekat wanita Andi adalah Kadek, tak ada yang lainnya. Wajar saja bila Ara hanya mengenal Kadek. "Biar Ara tau teman-teman Abang yang lainnya." lanjut Andi.
Ara mengenggukkan kepala. "Jam berapa?"
Andi melihat jam yang melingkar ditangannya. "Mungkin sekitar duapuluh menit lagi."
"Oke." sahut Ara riang dan kembali melanjutkan berfangrils ria. Sedangkan Andi lantas keluar kamar Ara dan memasukki kamarnya sendiri. Hatinya merasa ada yang aneh, tetapi tak ia hiraukan.
***
Suara adzan mulai berkumandang pada sore ini. Jam menunjukkan pukul enam sore hari. Gadis itu masih setia dengan baju yang ia kenakan saat pulang sekolah. Sejak tiga jam yang lalu Kadek tak bangkit dari duduknya didepan kaca yang memantulkan dirinya sendiri.
Pikirannya melayang entah kemana. Senyuman ia tunjukkan sekaligus dengan raut wajah yang gembira walaupun pikirannya tak karuan. Karena tak ingin membuang-buang waktu kembali, akhirnya Kadek bergegas untuk mandi dan bersiap-siap pergi karena ada janji bertemu dengan Kakak kelasnya bernama Iqbal.
Harus Kadek ingatkan kembali jika Iqbal adalah mantan pacar dari Citra yang sekarang sedang dekat dengan Andi. Lingkup pertemanan Kadek sangatlah kecil karena gadis itu termasuk tipe introvert dan tak mengenal banyak orang, berbanding terbalik dengan Andi yang sangat tenar sekali karena ketampanan serta jabatannya menjadi ketua tim basket dulu saat di SMA Kartikatama.
Hampir lima belas menit akhirnya Kadek selesai dengan sempurna. Perpaduan celana jins biru muda dan juga kemeja polos berwarna senada membuat dirinya tampak lebih fresh. Gadis itu kembali duduk dibangkunya dan mengecek ponsel yang beberapa kali berbunyi.
Pesan dari grup kelasnya malam itu sangatlah ramai, ntah membahas apa intinya Kadek tak membukanya dan akan menanyakan hal tersebut kepada Mentari teman satu kelasnya sekaligus teman akrabnya. Pesan dari Iqbal pun mendarat dengan sempurna diponsel milik Kadek yang berisikan jika Iqbal lima menit yang lalu berkata sedang berada dijalan.
Kadek menganggukkan kepala dan tersenyum samar, gadis itu sangat hafal sekali jika perkataan 'on the way' atau dalam bahasa Indonesia yang berarti sedang diperjalanan adalah kalimat penenang agar tidak dihubungi lebih lanjut. Padahal nyatanya bisa saja sedang mandi, makeup, makan, atau bahkan baru bangun tidur.
Jarang sekali menggunakan kalimat 'on the way' dan akhirnya benar-benar sedang dalam perjalanan.
Suara klakson mobil dari arah gerbang membuat Kadek penasaran melihatnya, dan ternyata benar Iqbal sedang menunggu didalam mobil terlihat dari kaca mobil yang terbuka. Kadek keluar dari kamar kost dan tak lupa menguncinya. Perlahan demi perlahan ia menuruni tangga yang sedikit lebih licin karena sejak tadi siang didaerahnya terjadi hujan yang cukup deras. Mungkin itu sebabnya Iqbal menggunakan mobil dibandingkan motor.
Saat sampai didepan gerbang, Kadek dikagetkan dengan aktivitas Iqbal yang membukakan pintunya terlebih dahulu dan menyuruh Kadek masuk kedalam mobil tak lupa menampilkan senyumnya. Setelahnya Iqbal masuk kedalam mobil dan berkata. "Lo cantik hari ini, Dek." katanya yang langsung menancap gas mobilnya dan melewati jalanan beraspal.
Senyuman dibibir Kadek terbit, lagi-lagi Iqbal memujinya dengan sangat sederhana tetapi terkesan manis.
***
#A/N
Hai guys gimana part kali ini? Akutu suka bikin kapal-kapal gitu loh, dan suka sad ending hahaha.
Siapa yang nungguin KADEK update? Huhuhuhu jangan lupa vote dan juga comment ya, luv🐥Oh iya ajak temen - temen kalian buat dukung cerita aku ini ya, karena aku akan menyajikan percintaan antara Kadek-Andi-Citra-Iqbal lebih rumit, yipiiii✨
Sampai jumpa lagi!! ❣
KAMU SEDANG MEMBACA
Kadek [✓✓]
Teen Fiction[ S U D A H R E V I S I ] ->> Berbeda dengan versi wattpad #shskartikatamaseries [R15+] "Kadek Maharani kelas 10IPS3, anak pendiem bahkan ngomong aja ogah. Manusia batu yang selalu memikirkan dirinya sendiri dibanding oranglain, itu lo kan?" tanyan...