Mobil berwarna hitam pekat itu berhenti pada sebuah cafe yang terdapat dipinggir jalan raya. Biasanya cafe ini sedikit sepi namun sekarang berbanding terbalik dan berubah menjadi sangat ramai.
Kadek menghela napas panjang melihat orang-orang yang sedang duduk dikursi masing-masing dari kaca mobil. Sementara Iqbal keluar dari mobil dan masuk kedalam cafe tersebut meninggalkan Kadek yang berada didalam mobil.
Gadis itu berdecak kesal dan berniat keluar dari dalam mobil tetapi tidak bisa. Mungkin dikunci dari luar oleh Iqbal dan itu menambah kekesalan Kadek bertambah. Bagaimana caranya Kadek keluar dan menyusul Iqbal jika dirinya dikunci dari luar seperti ini?
Kadek mengambil ponsel dari dalam tas dan mencari kontak Iqbal untuk menghubungi dan pasti akan mengomelinya. Setelah ditemukan langsung ia pencet tombol gagang telepon hingga sambungan terhubung namun tak ada jawaban.
Gadis itu berdecak kembali dan mencobq menghubungi berkali-kali namun tetap sama sambungan terhubung tetapi tak ada jawaban. Selang sepuluh menit gadis itu melihat Iqbal keluar dari cafe dan mengarah kepintu tempat Kadek berada. Mungkin Iqbal sadar jika Kadek masih berada didalam mobil.
Sesampainya didepan pintu mobilpun Iqbal langsung membukakan pintu. Gadis itu menghela napas dan berkata. "Kok gue ditinggal sih?"
Iqbal tersenyum manis. "Gue lupa."
"Makanya ninggalin gue?"
"Gue gak ninggalin."
"Iya, tapi ditinggal dimobil itu bukan ninggalin namanya?"
Iqbal terkekeh kecil lalu berkata. "Gue sengaja tadi."
"What?!"
"Iya sengaja karena kan rame banget ini cafe, gue fikir gak ada bangku kosong taunya masih ada didalam. Ayok masuk!" jelasnya.
Kadek bangkit dari tempat duduknya dan keluar mobil seraya merapikan pakaiannya. "Gak ada pembenaran."
"Hmm iya gue salah."
"Ok bagus."
Iqbal kembali terkekeh karena merasa gemas dengan tingkah laku Kadek. "Pantes aja Andi betah sama lo..."
"Kadek menoleh kesamping. " Hm?"
"Enggak, gak jadi." ujar Iqbal yang langsung berjalan terlebih dahulu membuat Kadek mengekorinya dari belakang.
Sesampainya didalam cafe mereka menempati kursi yang berada dipojokan karena hanya itulah yang tersisa. Mereka berdua duduk dengan nyaman dan memesan makanan serta minuman yang tersedia.
Kadek mengamati ponselnya yang tidak ada tanda-tanda pesan masuk ataupun panggilan masuk. Gadis itu menghela napas panjang membuat perhatian Iqbal beralih. "Kenapa?" tanya Iqbal.
Kadek mengangkat kepalanya dan berhadapan - hadapan dengan Iqbal. "Gakpapa, Kak."
"Are you okey?"
"Hmm iya."
Iqbal terdiam sebentar seakan berfikir topik apa yang akan dibicarakan terlebih dahulu atau langsung to the point. Pria itu menggenggamkan tangannya dan menatap Kadek mantap. "Gue butuh bantuan lo."
"Apa Kak?"
"Gue mau deket lagi sama Vera." tutur Iqbal.
Kadek berdeham tenang tetapi juga terkejut dengan penuturan yang diberikan oleh Iqbal. Kedua bola mata Iqbal sayu saat mengucapkan kata 'Vera'. Sebenarnya Kadek tak masalah jika dia membantu Iqbal, tetapi yang menjadi masalah takutnya Iqbal mengecewakan Vera kembali. Vera sudah Kadek anggap sebagai sahabat walaupun berbeda kelas tetapi setidaknya satu lingkup tempat tinggal.
"Kasih gue alasan yang jelas, Kak."
Iqbal menarik napas panjang seraya mengerutkan dahi pertanda sedang berfikir keras. "Gue gaktau kenapa tapi yang pasti gue nyesel ninggalin Vera demi Citra."
"Kak Citra mantan lo?"
"Iya, Citra mantan gue. Gue dan Citra pacaran kurang lebih sembilan bulan dan selama lima bulan dia selingkuh dari gue, Dek."
Kadek sangat terkejut mendengarnya, biasanya laki - laki yang akan berselingkuh ketika bosan tetapi kali ini perempuan lah yang berselingkuh. "Lo tau darimana?"
"Darimana itu lo gak perlu tau Dek, yang jelas Citra selingkuh dari gue. Lo tau kan gue pendidikan sekitar lima bulan? Dan selama gue pendidikan itu Citra selingkuh dari gue. " ada jeda "Tadinya dia gak mau gue putusin, tapi gue merasa ini udah gak wajar dalam hubungan percintaan dan gue membenci itu." lanjutnya.
Kadek mendengerkan dengan seksama hingga pesanan mereka tiba. Kali ini mereka berdua memesan satu menu makanan dan satu menu minuman yang masing - masing dua. Iqbal memberi kode apakah akan memakan terlebih dahulu ataukah melanjutkan cerita yang sempat tertunda tadi.
Gadis itu menganggukkan kepala pertanda meminta Iqbal untuk kembali melanjutkan. "Gue gak habis pikir dibalik wajah lugunya ternyata dia ular, Dek. Gue kecewa banget dan gue nyesel ninggalin Vera demi ular seperti Citra."
"Gue paham."
"Sekarang yang gue pikirin apa mungkin Vera mau kembali sama gue kayak dulu?"
"Lo dan Vera gak pernah jadian, Kak."
"Setidaknya kami pernah dekat Dek, banget malah."
"I know it."
"Jadi gimana?" tanya Iqbal memastikan.
"Lo serius?"
"Gue serius, Dek." ujar Iqbal meyakinkan.
Gadis itu membenarkan rambutnya kebelakang dan menghela napas gusar. Apakah lebih baik membantunya saja?
"Oke bakalan gue coba."
Iqbal tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya mengusap puncak kepala Kadek dengan lembut. Gadis itu merasa dejavu dengan adegan tadi lantas terpikirkan sosok Andi. Biasanya hanya Andi yang bersikap seperti itu kepada Kadek, tetapi kali ini Iqbal melakukannya.
Berbicara tentang Andi membuat Kadek memikirkan obrolan mencakup Citra tadi. Apakah benar yang diucapkan Iqbal? Atau hanya sebagai formalitas agar tidak dicap jelek?
Hati Kadek terhenyak merasa sangat tidak setuju dengan kedekatan Andi dan Citra. Gadis itu tau jika Andi adalah laki - laki yang bisa menjaga diri sendiri, tetapi tetap saja perasaan khawatir itu bersemayam didalam otaknya.
***
#A/N
Hallo guys aku balik lagi dengan cerita KADEK yipiiii!!
Siapa yang percaya dengan omongan Iqbal? Atau ada yang berfikir jika Iqbal mengarang? Hayo bingung gak? Hihihi.Btw jangan lupa vote dan comment ya, aku sangat berterimakasih banget untuk readers yang menghargai penulis dengan cara memencet tombol bintang. Luv🖤
![](https://img.wattpad.com/cover/184154974-288-k584160.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kadek [✓✓]
Teen Fiction[ S U D A H R E V I S I ] ->> Berbeda dengan versi wattpad #shskartikatamaseries [R15+] "Kadek Maharani kelas 10IPS3, anak pendiem bahkan ngomong aja ogah. Manusia batu yang selalu memikirkan dirinya sendiri dibanding oranglain, itu lo kan?" tanyan...