28. Persahabatan

77 54 58
                                    

Andirgantara : Udah dapet titipan gue?

Sebuah pesan masuk melalui ponsel membuat Kadek mengeceknya dengan cepat. Senyum dibibir Kadek mulai terbit kembali, namun segera lenyap saat tegoran dari Nirmala terdengar.

"Dari Kak Andi?" tanya Nirmala

Kadek menganggukkan kepala. "Iya, nanya titipin doang."

"Gak nanya keadan lo?"

"Emang keadaan gue kenapa?" tanya Kadek balik.

Nirmala menghela napas panjang lalu memberikan pena kepada Kinara yang sedari tadi meminta dipinjamkan. "Lo gak perlu pura-pura didepan kita, Dek. Gue tau lo banyak pikiran akhir-akhir ini.."

"Hmm bener."

"Pasti capek kan?"

"Iya, biasanya otak gue gak mikir sedalam ini, giliran gue pake mikir kayak gini auto buntu," ada jeda, "ini kalo dikartun, mungkin kepala gue keluar asap." lanjutnya.

"Kayak gini?" tanya Viko dari belakang Kadek dengan mulut penuh asap vape, disemburkan kekepala Kadek sehingga membuat kepala Kadek berasap seperti yang gadis itu pikirkan.

"Rese lo."

"Gue ganteng, bukan rese."

"Serah." putus Kadek kesal membuat Viko terkekeh kecil.

"Sensi banget kayak pantat bayi."

Nirmala menahan tangan Kadek yang ingin mencekik Viko saat itu juga. "Kita satu kelas, kalo lo ada masalah, InsyaAllah kita bisa bantu semaksimal kita."

"Postingan diinstagram itu jujur buat gue gak nyaman, Mal."

Nirmala menganggukkan kepala lalu mengambil ponselnya yang entah berkirim pesan kepada siapa. "Ada lagi?" tanya Nirmala.

"Gue penasaran siapa pelaku yang motret gue kayak gitu.."

"Gue juga penasaran," sahut Mentari yang sedari tadi hanya menyimak. "Lo gak penasaran, Sin?"

Sintania menipiskan bibirnya dan berkata. "Penasaran."

"Menurut lo siapa?" tanya Mentari kepada Sintania yang nampak pucat pasi. "Gue yakin orang itu pasti dendam sama Kadek, iya kan Sin?"

Sinta kembali menipiskan bibir sebelum menjawab. "Mungkin, iya."

"Atau mungkin pelakunya suka sama Kak Andi dan gak suka Kadek deket sama Kak Andi, sehingga menggunakan taktik itu?" jelas Nirmala seraya bertanya.

"Lancar banget Mal, kayak lo aja yang buat rencana jebak Kadek," kata Mentari.

Nirmala menatap Mentari tajam lalu menyentil dahinya. "Otak lo mikir apa?"

Mentari terkekeh kecil lalu tersenyum. "Jangan-jangan lo udah berbuat salah, Dek."

Kadek melirik Mentari yang mengajaknya berbicara lalu kembali mengingat-ingat kejadian akhir-akhir ini yang mungkin ada salah perbuatan. Beberapa menit kemudian Kadek menggeleng pelan. "Gue gak ngelakuin apa-apa."

"Nyomot eskrim dari tangan gue termasuk kesalahan," ujar Viko yang datang lagi dari arah belakang.

"Lo datang tiba-tiba gitu biar apa? Biar hantu dikelas insecure karena lo mirip mereka tapi versi ganteng?" hardik Sintania.

Viko terkekeh pelan lalu mengusap puncak kepala Sintania dengan lembut. "Sensi banget lo emak hantu."

"Eh enak aja!"

Gempa yang baru saja memasukki ruang kelas langsung melotot kaget dan berjalan cepat untuk menepis tangan Viko yang masih bertengger dipuncak kepala Sintania. "Waduh bos, punya gue ini jangan dipegang dong.."

Viko menarik tangannya yang terkena tepisan Gempa. "Udah jadian lo berdua?"

Refleks Gempa menutup mulut Viko dan membawanya pergi sejauh mungkin. "Maaf ya mulutnya gak disaring nih kecoa," ujar Gempa seraya membawa Viko keluar kelas.

Sedangkan Sintania terkekeh pelan menarik perhatian ketiga temannya yang menatap curiga. "Lo jadian?" tanya Mentari mewakili isi pikiran teman-temannya.

Sintania menggelengkan kepala. "Emang muka gue terlihat suka sama Gempa?" tanya Sintania meyakinkan teman-temannya.

"Iya!" jawab Mentari, Nirmala, dan Kadek serempak.

"Dih." elak Sintania seraya membenarkan posisi duduknya karena salah tingkah. Menyebalkan sekali merasa dipojokkan seperti ini.

Getaran diponsel Nirmala yang berada diatas meja membuat Kadek menoleh. Sebuah pesan dengan pengirim Fero terpampang jelas disana. Sudut mata Kadek tertuju pada Fero yang berada dibelakang Nirmala pas.

Kadek berfikir, untuk apa Nirmala dan Fero bertukar pesan saat keduanya berada tak jauh seperti ini?

Nirmala mengambil ponselnya dan fokus pada layar ponsel tersebut. Setelah mengetikkan sesuatu, barulah Nirmala bersuara. "Beres kok, postingan itu udah dihapus," kata Nirmala dengan nada sedikit senang.

Mentari langsung mengecek ponselnya dan melihat postingan diakun instagram media sekolahnya tersebut sudah tidak menampilkan foto Kadek dengan salah satu lelaki tersebut. "Wih keren!" ujar Mentari bangga.

"Udah gak ada kan?" tanya Nirmala memastikan.

Mentari dan Sintania mengangguk semangat membuat Nirmala tersenyum seraya menoleh kearah Kadek yang sedari tadi menatapnya.

"Kenapa?"

"Lo siapa Mal?" tanya Kadek penasaran.

Nirmala terkejut mendengar pertanyaan tersebut. "Siapa apanya? Gue Nirmala teman kelian.."

"Lo siapa Mal?" tanya Kadek lagi.

Nirmala mengerutkan keningnya bingung harus menjawab apa. "Maksud lo?"

Kadek menghela napas panjang lalu memeluk Nirmala dengan kencang. "Lo pinter begini berguna juga jadi teman..."

Nirmala menjitak kepala Kadek. "Ngomong apa lo barusan?"

Kadek menggelengkan kepala masih memeluk Nirmala dengan kecang membuat Nirmala mau tak mau membalas memeluk Kadek tak kalah kencangnya disusul oleh Mentari dan juga  Sintania yang merasa bangga.


***

#A/N

Hai guys aku balik lagi setelah sekian lamanya tak muncul didunia orange ini:'))

Ada yang kangen sama cerita KADEK gak? Kangen dong huhu:')

Gimana part ini? Semoga suka ya^^

Jangan lupa vote dan comment ya, aku tunggu notifnya💅

Kadek [✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang