Mereka menaiki motor dan menyusuri jalanan beraspal malam itu. Hampir 15 menit akhirnya mereka sampai dipameran yang diadakan dilapangan. Mereka berdua turun dari motor dan menyaksikan lapangan dipenuhi oleh orang - orang yang asik bermain maupun kuliner.
"Gua mau beli permen kapas warna pink sama biru di sebelah sana." katanya menunjuk penjual permen kapas disebelah kanan. "Lo beli permen kapas warna putih di sebelah sana." lanjutnya seraya menunjuk penjual permen kapas disebelah kiri.
"Kenapa gak barengan aja?"
"Gak adil, kasian yang jualan..."
"Yaudah iya." putusnya seraya melangkah kearah berlawanan dengan Kadek. Hanya karena permen kapas, mereka terpisah.
Andi membeli permen kapas berwarna putih sesuai pesanan Kadek, namun matanya melirik permen kapas berwarna abu - abu yang asing menurutnya. Pria itu ikut serta membelinya dan berjalan ketempat semula mereka berdua berpisah.
Disana sudah terdapat Kadek dengan tangan penuh permen kapas dan melahapnya dengan semangat. "Loh kow adah abwu abwu?" tanyanya seraya menunjuk permen kapas warna abu - abu digenggaman Andi.
Andi menghela napas kasar, selalu saja Kadek terbiasa seperti ini jika berkaitan dengan permen kapas. "Ditelen dulu..." omelnya seperti mengomeli anak kecil.
Kadek menyengir seraya menunjukkan gigi kelincinya. "Itu kok bisa ada warna abu - abu Kak?" tanyanya setelah menelan semua permen kapas dimulutnya.
Andi mengangkat bahunya pertanpa tidak tahu. "Gua asal beli aja, menurut gua lucu..."
"Hmm...bener deh lucu, abu - abu" ada jeda. "Antara hitam dan putih, tidak ada kejelasan."
Andi mengangguk saja lalu menaiki motornya. "Mau mie ayam? Gue laper."
"Maunya mie ceker..."
"Emang masih buka jam segini?"
Kadek melihat jam diponselnya lalu mengangguk semangat. "Masih kok, ini masih jam setengah sembilan. Kan tutupnya jam sepuluh."
Andi mengangguk lagi dan menyuruh Kadek naik kemotornya. Tak lupa memakai helm, mereka berdua kembali menyusuri jalanan beraspal yang padat dengan orang - orang. "Kok rame ya?" tanya Andi sepontan.
"Kan malem minggu...makanya punya pacar biar gak gua doang yang lo ajak keluar." cerocos Kadek membuat Andi tersenyum tipis dibalik helm yang digunakan.
Tak sampai 20 menit, motor tersebut berhenti di sebuah kedai yang sangat ramai sekali. Mereka berdua turun lalu memasuki kedai tersebut yang disambut dengan ramah oleh para barista.
"Mau pesan apa Kak?" tanya barista di meja menu.
"2 porsi mie ceker level anak dan level 16. Level anak tanpa sayur dan level 16 banyakin sayur." jelas Andi seraya melihat meja kosong. "Nomor 12 pojok kiri dekat jendela."
Barista tersebut mengangguk dan memberikan nota pesanan mereka berdua yang diterima oleh Kadek. Mereka berdua berjalan menuju ke meja nomor 12 dekat jendela tersebut. Cuaca diluar mendung seraya gerimis membuat momen didekat jendela jadi lebih menyatu.
Tak lebih dari 10 menit, pesanan mereka datang. Barista tersebut mengantarkan seraya menyebutkan pesanan mereka. "2 porsi mie ceker level anak dan level 16. Level anak tanpa sayur dan level 16 banyak sayur." katanya seraya mengangguk dan tersenyum ramah. "Selamat menikmati..."
Kadek dan Andi ikut tersenyum menanggapi nya. Lalu mereka melakukan rutinitas. Andi menyingkirkan ceker kedalam mangkuk Kadek, sedangkan Kadek menyingkirkan semua mie kedalam mangkuk Andi. Selalu seperti itu jika makan mie ceker.
"Kenapa sih lo gak suka mie?" tanya Andi yang entah untuk keberapa kalinya.
"Ngembang diperut, gua ngerasa begah gitu rasanya." tutur Kadek dengan alasan yang sama dari dulu.
"Terus kenapa makan ceker? Padahal kan itu kaki ayam..."
"Enak loh kalo makan ceker tuh, coba deh..."
"Nononono." ada jeda. "Hujan gini gua gak bawa jas hujan."
"Kan lo pake jaket, nah kasih ke gue kenapa Kak?"
"Lagian suruh siapa pake rok gitu?"
"Kan gue...oiya ya kenapa gue pake rok gini?"
Andi mengangkat bahunya tak tahu menahu. Lalu melanjutkan kembali makannya yang sempat tertunda karena mereka mengobrol. Kadek pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua sama - sama terlarut dalam makanan masing - masing.
Hampir 10 menit makanan mereka telah habis. Kadek menguncir rambutnya karena merasa gerah seraya mengibas - ngibaskan tangannya membuat perhatian Andi tersita. "Gerah? Padahal geh level anak - anak."
Gadis itu menggangguk lalu menatap tajam kearah lawan jenis. "Cekernya kan dari punya lo, level 16 lagi. Otomatis kepedesan gua, Kak."
Andi hanya menyengir dan mengusap puncak kepala Kadek. "Gemes banget sih, itu belepotan banget kayak anak kecil..."
Kadek mengerucutkan bibirnya, menatap Andi dengan tatapan lebih tajam. "Gua mau 17tahun bulan ini loh, Kak..."
"Ckckck...iya iya jangan nangis gitu, ntar gak gua beliin permen kapas lagi."
Kadek tersenyum simpul lalu matanya melotot. "Astaga Kak Andi...permen kapas gua!" katanya setengah berteriak lalu keluar kedai dengan keadaan panik.
Permen kapasnya....ahh tidak bisa dibayangkan...
Buru - buru ia menuju motor yang terparkir didepan dan menatap iba permen kapasnya yang terkena air hujan. "Permen...kapas..." katanya putus asa.
Andi dibelakangnya merasa iba juga. Walaupun tidak basah isinya, namun basah luarnyapun Kadek sedih seperti ini membuatnya iba. "Yaudah dibawa masuk."
Kadek mengangguk pasrah dan membawa semua permen kapas digenggamannya. "Tapi yang warna abu - abu basah..."
"Masih ada putih sama biru..."
"...mau abu - abu." ada jeda. "Padahal abu - abu itu misterius. Gak hitam, gak putih juga. Abu - abu itu...tengah - tengah."
"Yaudah nanti beli lagi ya..."
"Warna abu - abu..."
"Kenapa jadi suka abu - abu?"
"Karena abu - abu itu...susah dijelasin deh."
Andi mengangguk lalu menarik Kadek masuk kedalam kedai kembali. "Yaudah masuk dulu, masih hujan."
Kadek pasrah mengikuti dari belakang. Menatap permen kapas warna abu - abu miliknya yang basah. "Padahal abu - abu itu...menandakan hubungan kita yang masih tak jelas. Perihal rasa, mungkin benar. Gua udah ngebohongin semuanya, karena nyatanya gua tertarik pada Kak Andi..." ucap Kadek dalam hati.
***
#A/N
Aku gak sabar banget buat update KADEK T.T
Rasanya gak kuat kalo lama - lama disimpen dalem draftttt wkwkwkw.Gak juga sih, sbnrnya aku gatau SABTU besok bisa update KADEK atau enggak, jadi lebih baik aku update dari sekarang aja kan ya?
Kalian tim siapa nih?
Kadek-Andi
Kadek-Iqbal
Andi-Citra
Hayo hayoo tentukkan pilihannya sekarang^^
Jangan lupa vote dan comment ya, with luv babe🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kadek [✓✓]
Teen Fiction[ S U D A H R E V I S I ] ->> Berbeda dengan versi wattpad #shskartikatamaseries [R15+] "Kadek Maharani kelas 10IPS3, anak pendiem bahkan ngomong aja ogah. Manusia batu yang selalu memikirkan dirinya sendiri dibanding oranglain, itu lo kan?" tanyan...