Bag 6 ~ Malaikat

3.7K 307 81
                                    

Hujan mengguyur bumi dengan derasnya disaat aku keluar dari gedung Fakultas.

Entah kenapa pagi tadi untuk kesekian kalinya aku melupakan payung yang harus kubawa sesuai pesan dari phi Arthitku.

Dan disinilah aku berakhir.... duduk diundakan tangga gedung Fakultas menunggu hujan deras untuk sedikit mereda.

Teringat kembali interaksi kami sebelum memulai hari pagi ini disaat aku dan phi Arthit berada di dormnya.

"Jangan lupa jaketmu Kong."

"Krab phi."

"Payungmu juga jangan ditinggal lagi, nanti sakit kalau sering kehujanan Kong." ucap phi Arthit lagi yang kujawab hanya dengan menganggukan kepala.

Phi Arthit marah karna beberapa hari ini aku selalu pulang dengan keadaan basah, yah itu karna aku selalu lupa membawa payung yang sudah dia siapkan dan sekarang akupun melupakannya, Lagi.

Dan aku yakin, saat phi Arthit sedang kesal tingkat dewa di dormnya karna untuk yang kesekian kalinya aku melupakan payung ku.😌😌

Mengingat phi Arthit yang marah membuat aku tersenyum.

Jika phi Arthit kesal dia akan cemberut, mulutnya yang lucu bergerak mengomeli sesuatu yang aku sendiri tak mendengarkan, karna fokusku hanya pada bibir mungilnya, ingin rasanya ku bungkam bibir merah itu, tapi saat tersadar bahwa phi Arthitku sedang marah mode on , akupun mengurungkan niatku untuk membungkam bibirnya.

Belum lagi jitakkan yang kudapatkan dari phi Arthit dikepala yang membuatku sedikit meringis sakit karna sapaan kasih sayang dari tangannya itu tidaklah lembut.

Mengingat semua yang phi Arthit lakukan selalu membuatku tersenyum bahagia.

Ya...saat ini aku tersenyum mengingat kelakuan phi Arthit ku.

Tanpa memperdulikan pandangan teman-teman yang menatapku curiga, seakan penuh tanya sedang apa diriku.😂😂😂

.

.

.

Disaat asik melamunkan sang kekasih hati, disaat itu pula tatapan mataku tertuju pada sesosok manusia indah yang berjalan ditengah guyuran hujan deras.

Dia terlibah bercahaya dimataku.

Senyumnya sangat manis dan lembut,

Senyum yang menghangatkan hati disaat cuaca sedingin ini.

Berjalan perlahan dengan payung yang ada ditangannya.

Entah..apakah dia seorang malaikat berwujud phi Arthit ku...??

🤔🤔

Karna seingatku phi Arhitt saat ini sedang istirahat karna baru pulang dari tempat magangnya.

Oke ini mungkin karna tingkat kerinduan yang kurasakan pada kekasih hatiku.

Membuat aku membayangkan phi Arthit yang berjalan menghampiriku.

Ia berjalan semakin mendekat kearahku, aku menatapnya tanpa berkedip.

Phi Arthitku begitu indah dengan pakaian kemeja putih yang kontras dengan kulit putihnya.

Dengan rambut yang sedikit berantakan,

Senyuman manis menghiasi wajahnya yang menambah kesan manis.

Satu tangan memegang payung dengan tangan lainnya dimasukkan ke kantong celana jeans yang dipakainya.

Phi Arthit ku seakan nyata dan begitu Indah.

"sudah memandangnya Kong..??"

Suara ini...

Suara matahariku,

Tanpa ku sadari aku mengedipkan mata beberapa kali karna merasa bahwa matahariku hadir didepanku bertepatan dengan berhentinya hujan deras yang digantikan dengan sedikit rintik-rintik hujan.

"matahariku datang." ucapku tanpa mengalihkan tatapan pada sosok itu.

"eeum...mataharimu sudah menjemputmu Kong, cepatlah...cuaca semakin dingin." ucapnya sambil tersenyum manis

"phi Arthit manis." ucapku lagi

Dan yang kulihat rona merah pada wajah nya yang membuat dirinya semakin manis

"cyaaah.....ayo pulang" ajaknya lagi

"ech...jadi ini sungguh phi Arthit..??" tanyaku tak percaya

"bukan...aku malaikat pencabut nyawa Kong, dan kamu targetku kali ini." Jawabnya acuh sambil berpaling dan melangkah menjauh dariku.

Akupun berdiri dan melangkah pelan disampingnya sambil memegang payung untuk memayungi kami berdua.

Berjalan dengan pelan dengan satu payung yang menemani sambil bergandengan tangan ditengah rintiknya hujan memang terlihat romantis bukan,,??

Apa kalian setuju dengan apa yang ku katakan,,?? cobalah dengan kekasihmu suatu saat nanti.

😂😂😂✌✌✌




"Jika phi Arthit memang malaikat pencabut nyawa, Kong rela menyerahkan diri Kong padamu phi....hanya padamu" ucapku pelan tepat ditelinganya.

"Ohoooyyy....memang kau rela mati Kong...??

"Krab phi...Kong rela mati, asal ditangan mu phi.....karna sedari awal Kong sudah menyerahkan jiwa dan raga hanya untukmu phi"

"......."


Hanya hening ditemani rintik hujan.

"phi...."

"eeum"

"phi tau bedanya dirimu dengan hujan...??"

"eemm..entah"

"kalo hujan jatuh ke bumi......."



"Kalau phi Arthit jatuh ke hatiku." sambung ku




Blusshh



Wajah memerah dengan senyum terkulum tak bisa disembunyikan dari penglihatanku.
Phi Arthit memang sangat manis dimataku.😚😚😚


bruugh


Akupun mendapatkan tendangan maut dari phi Arthit.

dan sang pelaku penendangan pun pergi begitu saja setelah mengambil payungnya kembali tanpa perduli dengan keadaanku yang sekarang basah kuyup karna hujan kembali turun dengan derasnya.

"Phi Arthit mau kemana...?" teriakku saat mulai mengejar phi Arthit ku

"Pulang....memang kemana lagi..." jawab phi  Arthit acuh sambil terus berjalan cepat mengindariku.

"Arah pulang bukan kesana phi...tapi ke sini." tunjukku pada persimpangan jalan menuju dorm phi Arthit, karna phi Arthit menuju arah yang berlawanan dari arah dorm miliknya😅😅😅

phi Arthit malu bukankah sangat manis dan  menggemaskan.😘😘😘

~End~

Always special tag buat akak yg bae hati
tangitan
CattleyaLian
stroberilongcake (jgn galau naa😘😘)
@rererevita
KristtVe (maaakk yg baru selesai hibernasi hari inih)😅😅😅

And buat kalian yg sudah meluangkan waktu untuk membaca story gaje ini..thanks naa😘😘😘😘

KongArthitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang