# maaf sebelumnya, saya lupa menginfokan bahwa chap ini ada sedikit berhubungan sama chap sebelumnya...sepertinya banyak yang ga ngeh atau mungkin lupa karna chap itu dipublish sudah sangat lama...hehehe....Selamat membaca😘😘😘
Setelah aktifitas yang melelahkan seharian ditambah aktifitas malam yang tak kalah melelahkan plus menguras tenaga namun memiliki efek yang dahsyat itu kami tertidur berpelukan, dibalut selimut tebal untuk menutupi tubuh yang tak menggunakan sehelai benangpun.
Jam menunjukan pukul 5 pagi, yang mana biasanya pasangannya lah yang bangun lebih pagi..
Namun karna ia mendapat panggilan alam terlebih dahulu maka mata kantuknya pun terpaksa terbuka...
Tapi tidak langsung menuju ke arah suara panggilan itu, ia terpesona akan wajah tampan yang menunjukan kedamaian milik sang kekasih yang berada disampingnya.
Wajah tampan dengan aura tegas itu sangat mempesona dibalut alis yang sedikit tebal, hidung mancung dengan bibir sexy nya.
Tanpa sadar tangannya menelusuri pahatan Tuhan itu seakan Tuhan sedang Bahagia saat menciptakannya...
Pahatan yang mampu membuat semua orang bertekuk lutut hanya dengan sekali kedipan mata.
Senyum mempesonanya mampu membuat orang kehilangan akal sehat.
Apalagi tatapan matanya yang mampu membuat jantung berhenti berdetak sepersekian detik.
Dan tak bisa ia pungkiri bahwa ia pun telah terpesona oleh pesona yang kekasihnya miliki...
Hiks...
Isak lirih nan pelan keluar dari mulut sang kekasih disaat ia memandangi wajah tenangnya dikala tidur itu.
Ada kerutan kecil dikening nya...
Ada setetes air mata yang jatuh dari mata yang tertutup itu...
Jemarinya menggenggam erat sisi selimut yang menutupi tubuhnya...Hiks
Hiks"Phi Arthit..."
Suara itu seperti sebuah pisau yang menyayat hati...
Seakan ia merasakan apa yang kekasihnya rasakan...
Suara lirih sarat akan kesakitan, kesedihan, penderitaan dan kekelaman yang terkandung dari gumaman itu..Entah apa yang dimimpikan oleh sang kekasih, yang jelas ia mengabaikan panggilan alam saat ini, lebih memilih memeluk sang kekasih dengan usapan lembut dipunggung telanjangnya..
Berusaha menenangkan miliknya...
Mengecup kening yang berkerut itu berkali-kali...
Membisikan kata-kata penenang ditelinga kekasih agar bisa tenang kembali, nyatanya pelukan itu semakin erat ia rasakan.
Sang kekasih seakan takut ditinggalkan, takut kehilangan dan takut dilepaskan...
Maka saat ini, ia memiliki kewajiban untuk memeluk erat sang kekasih...
Terus memberikan usapan-usapan lembut, mengecup puncak kepala sang kekasih bertubi-tubi hingga suara sang kekasih terdengar ditelinganya lagi.
"Phi Arthit...?"
Arthit rasakan pelukan ditubuhnya mengerat.
"Sssttt....it's oke Kong...sssttt..."
ditepuk-tepuknya pelan punggung itu, membuat sang kekasih lebih mengeratkan pelukannya.
"Don't let me..."
"Eeum..."
Diciumnya kembali pucuk kepala sang kekasih yang mengeluarkan aroma perpaduan woody dengan sedikit citrus ditambah aroma keringat karna aktifitas mereka sebelumnya.