Haruskah aku menunjukan kedunia air mata kerinduan ini?
--Bilqis Sawitri--Heran mengapa hari ini sekolah begitu sepi?
Bilqis terheran heran dengan keadaan ini, dan setelah melihat dilapangan Basket.."Astaghfirullah Banjir?"
Bilqis kaget bukan main. dia langsung berlari menyusuri lorong lorong kelas menuju kekelasnya yang letaknya tepat sekali didepan lapangan yang banjir itu."Bilqis Woy!" suara Ibah membuat Bilqis terhenti.
"APA!?"
"Elahh...kenapa sih panik amat? yuk pulang tadi pagi pagi banget kepala sekolah bilang untuk musim hujan kaya gini kegiatan ajar mengajar dihentikan dulu sammpe keadaan normal"
"dimeja gua ada---"
Bilqis menghentikan ucapanya dia lupa kalau sebelunya Ibah pun belum tau akan hal ini.
"--eummm lo pulang aja dulu gua lagi...lagi nunggu Sari...tadi emmm tadi dia lagi dikamar mandi...iyah dikamar mandi"jawab Bilqis gugup takut ibah Curiga,namun karen Ibah tipe orang yang masa bodo dia langsung mengangguk mengerti dan meninggalkan Bilqis disekolah yang sepi itu.""gua harus cepet kekelas!"
Bilqis bergeming.
Bilqis melanjutkan pergalanannya, Dan ketika sampai kekelas.
"Tuhkannn Basahh...."
Bilqis menangis melihat Buku Diary nya basah. sudah hampir hancur isinya. dia keluar dengan lemas,
"HUJAN? ya ammpun mengapa tidak ada keberuntungan dihari ini"
Bilqis berjalan menuju taman belakang sekolah. di sekolah itu hanya ada dia sendiri. Dia menuju ketaman belakang sekolahnya itu. memang jarang ada yang datang kesitu dengan alasan kotor dan lain lain.Namun menurut Bilqis disitulah tempat paling nyaman. karena semua murid tidak mengetahui kalau dibelakang pohon besar yang berdaun rindang itu ada tempat yang indah. Yaitu ayunan dan kursi tempat duduk yang sudah tua. Memang itu biasa namun menurut Bilqis itu adalah tempat yang paling Aman saat dia sedang sedih.
Bilqis duduk dikursi panjanng dibawah pohon itu.
air hujan yang terus membenturkan dirinya kebadan Bilqis Membuat basah disekujur tubuh."nenek Maafin Bilqis yang ngga bisa menjaga Buku dari nenek ini--"
Bilqis menangis tersedu-sedu, Namun air matanya tersamarkan karena air hujan.
"--mungkin kalo nenek tahu isinya nenek akan memarahiku. ya nek..aku mengisinya dengan hal hal yang ngga penting,aku selalu menulis semua rasa kagumku terhadap Manusia buka sama Sang pencipta nek."hujan semakin deras namun Bilqis tak kunjung pergi dari tempat itu,karena mungkin dia telah terbawa emosi.
Namun ketika dia melihat kesekeliling dia mendapati seorang lelaki yang telah berdiri membawa payung didepanya. Mungkin dia tahu apa yang Bilqis ucapkan tadi.
Bilqis langsung mengelap matanya."Ada apa?"
"lo kan lagi sakit? kemaren pingsan terus kenapa lo sekarang disini."
"apa urusanya sama lo"
lelaki yang ternyata Bagas itu hanya terdiam. dia tahu kalau Bilqis sedang emosi.
Lalu dia duduk disamping Bilqis sambil menutup Payungnya sehingga dia ikut basah. Melihat Tingkah Bagas membuat Bilqis menggeleng tak mengerti."lo tau?hal apa yang paling menyakitkan?"
Bilqis tak menjawab dia hanya memandangi buku diarynya yang telah hancur karena air hujan membasahinya tadi.
"hemm...emang susah ya kalo ngomong sama orang yang belum kita kenal"
"Bilqis Sawitri" Bilqis memperkenalkan diri secara cepat ketika kalimat terakhit Bagas usai diucapkan.
"Bagas Zahidan"
"udah tau.!"
jawab Bilqis yang matanya tetap memandangi buku itu.melihat peluangnya untuk bericara menyemangati Bilqis, Bagas memberanikann diri untuk duduk lebih dekat lagi dengan Bilqis. Melihat Bagas semakin dekat membuat Bilqis semakin heran dengan sikap Bagas. Namun Sekali pun untuk pergi dari sini Bilqis tak mau.
"ada apa lo deket deket?"
"pertanyaan gua tadi blom dijawab.!"
"apaan?"
"ya... itu lo tau ngga hal yang paling menyakitkan?"
"menurut semua yang menimpa ke gua itu menyakitkan"
jawab Bilqis seolah memaki dirinya yang tak beruntung."salah satunya berharap sama gua,ya kan?"
"apa maksud lo?"
"ehh emmm emm maksud gua berharap sama lelaki itu..itu maksud gua"
hampir saja Bagas keceplosan.sebenarnya bagas sudah tau kalau Bilqis mengaguminya.
Namun karena dia sudah terlebih dahulu memilih Clara jadi apa boleh buat.
"Bukan sama lelaki saja...jika kita berharap sama sesuatu tpi sesuatu itu juga ngga mungkin bisa kita capai itu menyakitkan juga"
Secara santai Biqlis menerangkan. Agak salah tingkah tpi jika dia bisa memohon dia ingin terus berada dekat dengan Bagas.
"Nah itu lo tau...klo suatu harapan itu lebih menyakitkan dari pada sebuah jawaban" terang Bagas
"Maksud lo??" Tanya Bilqis
"Emm..udah lahh... hujanya tambah deres yuk pulang"
Sumpah demi apa Bagas ngejak gua pulang bareng
(Didalam hati Bilqis bertanya tanya)
"Ngga lah! Sana lo pulang duluan lagian gua ngga bawa sepeda kali"
"Ya ayok bareng,lo gua boncengin" terang bagas seraya melemparkan senyuman
"Ngga apa an...nanti klo clara liat gimana? Gua juga kan yang salah..udah sana lo pulang duluan"
"Ya emangnya lo mau disini aja hah?? Mau nunggu nih air disekolah surut? Yok pulang.."
"Iya iya...gua bisa pulang sendiri kok"
"Ayoo..." jawab Bagas seraya menggandeng dan menarik tangan Bilqis untuk beranjak pergi dari tempat itu.Oke semuaa..gimana part ini?? Udah langsung tarik aja ke part berikutnya okee...jangan lupa minta Vote nya dari kalian :) happy reding :*