; April

2.7K 373 21
                                    

Cleo's

Ulang tahun, apa yang kalian pikirin waktu mendengar kata itu? kado? kue? lilin? apa lagi?

Kalau gue, nggak ada sesuatu yang istimewa saat gue mendengar kata itu. Dalam hidup gue ulang tahun sama seperti hari biasanya, nggak ada perbedaan yang spesifik malah kadang gue suka merenung karena jatah umur gue yang berkurang.

Gue dan keluarga memang bukan type yang suka merayakan ulang tahun, atau lebih tepatnya semua perayaan. Kelulusan, liburan, juara kelas, diterima di sekolah bagus, semua nggak pernah ada perayaan. Sehingga gue juga tumbuh dengan tidak terlalu peduli dengan hal-hal semacam itu.

Paling gue hanya akan diberi uang buat traktir temen-temen gue yang sebenernya juga cuma itu-itu aja. Selain itu ya nggak ada apa-apa lagi, satu-satunya orang yang selalu ingat dan selalu memberi gue kejutan adalah dia, sehingga gue udah nggak merayakannya beberapa tahun ini.

Tapi, semenjak gue mengenal Kendra gue jadi terbiasa merayakan sesuatu lagi yang bahkan hanya hal kecil seperti saat pertama kali tulisan gue berhasil dimuat dikoran atau saat dia mendapat nilai statistika A semester lalu.

Walaupun mungkin kita cuma akan keluar buat makan di restoran favorite gue atau dia tapi gue bisa merasakan perayaan yang dia maksud. Kata Kendra itu sebagai bentuk syukur dia atas pencapaian-pencapaian yang dia raih, dan memang biasanya dia udah nazar dulu sebelum nya.

Setelah beberapa bulan berpacaran gue paham kalau hal itu diturunkan dari keluarganya. Keluarga cowok itu sangat dekat satu sama lain walaupun kedua orang tuanya sama-sama bekerja dan kakaknya yang cuma berbeda satu tahun itu lebih sering pergi.

Namun mereka nggak pernah melewatkan hal-hal seperti ulang tahun, kenaikankan kelas, kelulusan, atau liburan keluarga walaupun hanya sehari.

Keluarganya memang hangat, walaupun Kendra diluar sana sama sekali nggak mencerminkan seperti itu. Cowok itu lebih terlihat seperti cowok yang simpel dan nggak terlalu family oriented makanya gue cukup kaget waktu pertama kali datang kerumah nya.

"Udah dong Ken ngambek nya, janji deh seminggu habis itu gue turutin lo kemana aja." ucap gue sambil menggoyang-nggoyangkan lengannya.

Udah dua hari ini Kendra mogok ngomong ke gue karena gue nggak bisa ikut ngerayain ulang tahunnya dua hari lagi. Cowok itu bener-bener nggak ngomong sama sekali dan muka nya selalu ditekuk.

Bahkan gue sampai dichat kakaknya, gara-gara Kendra yang seharian bermuram durja di rumah kalau kata kak Kai. Dia pikir gue lagi ngerjain adeknya ala-ala surprise ulang tahun padahal gue bener-bener nggak bisa ikut kepuncak karena ada siaran yang bener-bener nggak bisa gue tinggalin.

Biasanya cowok itu bakal ngerti tapi nggak tau kenapa kali ini dia jadi ngambekan yang sebenernya gemes banget.

"Gue harus gimana dong Ken?" tanya gue masih menggoyang-goyangkan lengannya sambil memasang wajah sedih.

Kendra akhirnya menghela nafas lalu menatap gue.

"Ya udah."

"Ya udah apa?"

"Ya udah mau gimana lagi kan emang pentingan siaran lo." katanya sambil bangkit dari sofa tapi gue tahan.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang