; Asing

1.7K 275 50
                                    

Cleo's

Gue terbangun disebuah kamar yang asing tapi gue tau. Kamar di rumah mama.

Segera gue memilih untuk bersih-bersih mengingat sekarang udah hampir jam enam dan jam tujuh gue harus fitting baju.

Iya, tujuan gue ke Bandung yaitu buat fitting terakhir baju buat acara minggu depan. Nggak kerasa waktu berjalan cepet banget, minggu depan mama akan punya kehidupan baru.

Cuma mama, karena gue akan tetap dengan kehidupan gue sendiri.

Setelah acara bersih-bersih gue langsung turun dan mendapati Kendra yang baru keluar dari kamar tamu.

"Baru mau gue bangunin." ucapnya sambil menepuk puncak kepala gue.

Gue mengedarkan pandangan "Mama?"

"Pergi sih tadi tapi nggak tau kemana, disuruh makan terus langsung berangkat fitting aja katanya."

Gue menggangguk dan langsung berjalan kearah meja makan.

Sepi, kayak di apart.

Duduk di sana, gue nggak langsung makan melainkan malah diem dulu.

Gue memperhatikan semua makanan yang dihidangkan, ada sekitar lima macam makanan dan makanan ini, makanan-makanan kesukaan gue.

Harusnya gue seneng kan? harusnya gue seneng karena mama inget, tapi kenapa rasanya malah asing?

"Kendra." cowok yang lagi fokus dengan ponselnya itu menoleh ke arah gue.

"Kenapa Kle?" tanyanya sambil ikut duduk di samping gue.

"Cari makan di luar aja yuk?"

Kendra terdiam sebentar tapi setelahnya mengangguk.

"Tapi gue makan ini dikit dulu ya? sayang udah dimasak sebanyak ini."

Gue cuma mengangguk, Kendra selalu tau gimana cara menghargai orang.

Akhirnya gue berinisiatif buat ngambilin Kendra nasi dan lauknya. Satu-satunya makanan kesukaan kita yang sama cuma seafood terutama cumi goreng.

"beneran nggak mau nyoba? cuminya enak banget." katanya sambil menyodorkan satu ring cumi di depan mulut gue.

Gue cuma menggeleng.

Emang keliatan enak banget sih.

Tapi sayangnya gue nggak selera.

Syukurnya Kendra bukan orang yang suka maksa jadinya cumi tadi akhirnya dia makan sendiri.

Dan begitu aja sampai semua yang ada dipiring dia habis.

Setelahnya kita langsung siap-siap dan berangkat ke butik yang mama udah kasih alamatnya ke Kendra. Gue memutuskan buat makan pas pulang aja karena sebenernya gue belum laper juga.

Tempatnya nggak begitu jauh sih, tapi karena macet jadi baru sekitar satu setengah jam setelahnya kita sampai. Karena gue nggak mau berlama-lama gue langsung menuju ruang fitting sedangkan Kendra nunggu di sofa yang disediakan disana.

Kebayanya cantik, warnanya cream sesuai warna kesukaan mama.

"Em mbak, kalau pengantinnya pakai warna apa?" tanya gue sambil menyerahkan kebaya yang tadi gue coba.

Awalnya gue ragu buat bertanya, tapi ternyata rasa penasaran gue lebih besar.

"Oh, warna putih tulang kak. Kalau mau liat bisa kok." ucap pegawai butik sambil menerima kebaya gue tadi.

"Emm, boleh deh mbak mau liat ya."

"Baik kak bisa ikut saya."

Gue mengikuti pegawai tadi menuju bagian butik yang keliatannya khusus buat pakaian-pakaian pengantin.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang