Cleo.
Gue membuka dua bungkus nasi goreng yang tadi gue beli saat perjalanan pulang. Tebak, yang satu buat siapa? ya buat Kendra lah, siapa lagi.
Kejadian di parkiran kantor tadi sebenerannya cukup menampar gue. Setelah perdebatan tadi gue kira Kendra akan meninggalkan gue begitu aja tetapi cowok itu ikut malah memeluk gue dan ngucapin kata-kata yang sampai sekarang masih sulit buat gue cerna.
Jujur, gue sedikit takut karena dari tadi Kendra nggak membuka suara sama sekali. Dia nggak mencoba untuk menjelaskan apapun bahkan ketika gue menghentikan mobil di depan warung nasi goreng, cowok itu nggak bergeming sama sekali. Gue cuma bisa ngeliat dia ngelamun.
Dan entah kenapa gue baru ngerasa menyesal saat ini. Iya, gue akuin gue emang lega tapi gue ngerasa keterlaluan juga. Gue harusnya denger penjelasan Kendra dulu, bukan asal kebawa emosi aja.
Sampai sekarang Kendra belum juga keluar dari kamar, terakhir yang gue tahu dia sedang mandi. Tapi ini udah setengah jam lebih dan cowok itu belum keluar kamar juga, bikin gue sedikit ketar-ketir. Untungnya tepat saat gue memindahkan nasi goreng terakhir ke piring, Kendra akhirnya keluar dari kamar dengan kaos yang sebelumnya dia pakai.
Kenapa nggak ganti? kan bajunya ada disini?
Baru aja gue akan membuka suara, tapi cowok itu mendahului gue.
"Gue keluar ya." ucapnya terburu sambil menyambar handphonenya yang dia charge di deket TV.
Gue dengan reflek menarik lengannya saat Kendra melewati gue, membuat cowok itu menolehkan kepala bertanya.
"Balik kesini kan?"
Itu adalah sebuah permintaan berkedok pertanyaan yang gue lontarkan untuk Kendra.
Kendra mengangguk lalu mendorong kepala gue dari belakang hingga kening gue bertemu dengan bibirnya.
"Nggak usah ditunggu." ucapnya setelah melepaskan ciumannya dari kening gue.
Belum sempat gue merespon, Kendra udah melesat pergi begitu aja. Gue cuma bisa menghela nafas sambil berbalik memandang dua piring nasi goreng yang udah mendingin.
Huh, kenapa gue kayak istri yang ditinggal dinas tiba-tiba sih?
Dengan mood seadanya gue melahap sepiring nasi goreng yang rasanya hambar menurut gue. Menelan butir-butir nasi itu dengan berbagai pikiran yang terus berputar di kepala gue. Satu piring telah tandas karena gue emang beneran laper, dan yang satu lagi punya Kendra nggak mungkin gue habisin karena gue masih sayang sama perut gue dan nggak mau dia meledek.
Akhirnya gue biarkan aja dua piring itu di atas meja, nanti akan gue bersihin, biarin sekarang gue akan bersihin pikiran-pikiran gue yang enggak-enggak ini.
Gue memilih buat duduk di sofa tengah tanpa menghidupkan tv. Jendela balkon gue buka lebar membiarkan angin menghembus cukup kencang dan menyapa kulit gue yang hanya berbalut kaos dan celana pendek. Sekarang udah jam 1, Kendra mau kemana sih?
Gue akhir nya memilih untuk merebahkan diri di sofa.
•••
Kendra.
Gue mendorong pintu apartemen Cleo dengan perlahan. Sekarang udah hampir jam 3 lewat, cewek itu pasti udah tertidur. Gue merengut heran melihat lampu ruang tengah yang masih nyala. Cleo biasanya selalu matiin semua lampu dan hanya menyisakan lampu duduk kecil yang ada di dekat TV.
Di meja pantry juga masih ada satu piring nasi goreng dan satu piring kosong bekas. Tanpa sadar kedua ujung bibir gue terangkat. Baru gue akan duduk di pantry pandangan gue malah teralihkan oleh seorang cewek yang tidur lelap di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Seasons
Fanfiction(COMPLETED) Menurut Kendra, kehidupannya terbagi menjadi empat masa, dan sekarang Kendra berada dimasa keempat, masa terakhir, masa dimana dia belajar menerima, belajar berdamai dengan bahagia dan luka yang pernah dia rasa di masa sebelum nya, bers...