; Menuju

1.4K 215 32
                                    

Cleo terbangun tanpa ada Kendra di sampingnya. Padahal ketika semalam ia terbangun pukul tiga pagi, Kendra sudah tertidur nyenyak di sampingnya.

Cewek itu meraih ponselnya yang semalam ia charge dan jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat. Badannya yang kemarin seharian ia ajak bekerja keras sepertinya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Bahkan sampai sekarang.

Rasanya Cleo nggak kuat kalau disuruh bangun sendiri.  Makanta dia memutuskan untuk menunggu Kendra yang keliatannya lagi keluar aja.

"Pokoknya gue percaya sama lo aja deh El, gue juga nggak kreatif masalah gituan."

Suara khas Kendra berhasil menggagalkan mata Cleo yang hampir tertutup rapat lagi.

"Hahahha iye, gue tau lo jomblo makanya anggep aja ini latihan."

Kayaknya Kendra lagi telfonan. Sama siapa pagi-pagi gini?

"Iya gu- eh?" kalimat Kendra terputus seiring tubuhnya yang semakin berjalan mendekat dan menyadari Cleo yang sudah terbagun.

Walaupun cewek itu masih memeluk gulingnya erat, dan matanya terlihat menahan kantuk.

"Ehm nanti lo kabarin aja pokoknya, gue tutup telfonnya."

Setelah memutuskan sambungan, cowok itu lalu meletakkan handphone nya begitu saja di meja.

"Kirain bakal bangun jam dua belas." ujarnya sambil duduk di ujung kasur.

"Hmm, ini juga belum bisa bangun seratus persen."

"Hahaha ya udah lanjut tidur aja, nanti jam 12 aku bangunin."

Cleo dengan kesadaran yang hanya berada pada presentase 50% mengangguk lalu kembali ke alam mimpinya.

Sedangkan Kendra belum beranjak, memilih untuk menunggu Cleo sepenuhnya tertidur sambil sebelah tangannya mengusap kepala cewek itu lembut. Setelah memastikan Cleo sudah sepenuhnya kembali tertidur Kendra akhirnya beranjak dari sana setelah sebelumnya merapatkan selimut Cleo.

Sedari Kendra bangun tadi, Jogja masih diguyur hujan lebat walaupun sekarang udah nggak selebat tadi. Tapi cukup membuat dia merasakan dingin.

Kalau di rumah mungkin Kendra akan seperti Cleo, memilih untuk menggulung diri dalam selimut sampai Bunda membangunkannya.

Ah kalau gini cowok itu jadi rindu rumah. Biasanya Bunda akan membuatkannya sereal hangat sambil dia menonton kartun dengan Kai.

Sambil menunggu waktu yang masih lumayan lama sebelum membangunkan Cleo, Kendra memilih untuk memakai jaketnya lalu mengambil payung yang disediakan pihak hotel.

Hari ini giliran Kendra jadi Chef.

•••

Cleo.

Gue terbangun karena suara berisik dari mini kitchen yang ada di kamar hotel Kendra ini. Nggak perlu gue sebut kan siapa biangnya?

Karena udah pasti cowok tinggi yang memakai celemek berwarna cokelat itu.

A total chaos.

Walaupun nyawanya belum terkumpul 100% tapi Cleo yakin dia melihat beberapa piring di meja dapur. Ada, banyak lembaran tissue yang berhamburan di mana-mana. Ada juga kantong belanjaan yang entah isinya apa dentan ukuran lumayan besar.

Juga yang pasti ada Kendra yang sibuk melindungi dirinya dari cipratan minyak dengan tutup panci yang besarnya nggak seberapa.

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang