; Utuh

1.9K 265 33
                                    

Kendra.

Gue tersenyum kecil melihat cewek di hadapan gue sibuk meremas-remas tissue di tanggannya sampai nggak sadar kalau lembaran putih yang udah tercabik-cabik itu sukses mengotori lantai.

Setengah jam lagi acara pemberkatan pernikahan mamanya Cleo akan dilaksanakan, dan gue nggak tau kenapa Cleo keliatan berkali-kali lipat lebih nervous. Padahal bukan dia yang mau menikah.

Acara pemberkatan di mulai jam 8 pagi dan gue udah di sini dari jam setengah 7 tadi. Tentu aja karena Cleo yang sekuat tenaga meminta gue buat ikut acara pemberkatan. Dan kemarin cewek itu juga minta gue buat datang lebih cepat.

Gue berjongkok di hadapannya untuk memunguti tissue-tissue yang mengotori lantai. Cleo sempat memandang gue dengan raut bertanya, sebelum akhirnya meringis begitu menyadari jika dia mengotori lantai.

"Kaku banget sih senyumnya, kayak foto ktp." ucap gue sambil membuang sampah tissue di tangan gue.

Cleo berulang kali menghembuskan nafasnya untuk meredakan nervous.

"Kendra." lirih nya sambil mengulurkan tangannya buat gue genggam. Kebiasaan Cleo waktu gugup.

Setiap kali merasa gugup Cleo biasanya akan mencari sesuatu buat digenggam. Dulu sebelum gue deket sama dia gue pernah liat cewek itu gugup sambil menggenggam pulpen di tangannya erat lalu beberapa kali mengelap telapak tangannya yang berkeringat.

Setelah bersama gue, biasanya gue akan meraih tangan Cleo yang reflek mencari-cari barang di sekitarnya untuk dia genggam dan menggantikannya dengan tangan gue.

"Minum dulu." ujar gue sambil menyodorkan air mineral tapi dibalas dengan gelengan kuat.

"Sini dulu."

Akhirnya gue meraih dan mengenggam tangan Cleo.

"Kenapa sih, yang mau nikah kan bukan kamu."

"Tetep aja Kendra, grogiiiiiii."

Iya sih mungkin kalau gue ada di posisi Cleo gue juga akan merasakan hal yang sama. Tangan Cleo yang dingin banget ini nunjukin seberapa nervousnya dia.

Sedikit mendongak gue bisa melihat wajah Cleo yang sudah dimake-up. Walaupun nggak telalu tebal cewek ini tetap keliatan cantik, banget malah. Atau emang karena dasarnya Cleo udah cantik aja  jadi walaupun dia nggak make up juga udah keliatan cantik.

Ini gue nggak gombal, tapi emang cewek gue secantik itu.

Dengan gaun putih selutut tanpa lengan, Cleo tampak begitu elegan tapi tetap sederhana.

Krek

"Kle ayo tu- loh ada Kendra?" 

Suara seorang perempuan yang nggak asing memasuki indera pendengaran gue dibarengi dengan suara knop pintu terbuka. Seorang cewek dengan gaun putih selutut mirip dengan yang dipakai Cleo menyembulkan kepala dari balik pintu.

"Hai The." sapa gue sembari bangkit berdiri tanpa melepas genggaman tangan Cleo.

Thea tersenyum sembari membuka pintu semakin lebar. "Halo Ken, pantes aja anteng ya Cleo, orang ada pawangnya." ucap cewek itu sambil terkekeh kecil.

Cleo mencebikkan bibirnya kesal, membuat gue ingin mecubit pipinya karena gemas.

"5 menit lagi ajakin turun ya Ken cewek lo, jangan pacaran terus." lanjut Thea menggoda lalu beranjak pergi. Gue cuma bisa menggaruk kepala gue yang sebenarnya nggak gatal. 

Ya elah digituin doang kenapa salting sih lo Ken, cupu banget.

"Turun sekarang?" tawar gue dan Cleo mengangguk. 

Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang