Dark World. [Tamat✓]

10. Without You.

"Without you, my world is empty"

- Taehyung Whingston.

*****

Aleysia membuka pintu balkon kamarnya, usai tadi Taehyung mengantar dirinya untuk balik ke kastil. Setelah semalaman ia mengelilingi hutan terlarang.

"Pelayan Jung, kejutan" ucap Aleysia memasuki kamarnya.

Namun, hasilnya nihil.

Dimana Pelayan Jung? bukankah setiap pagi sang ibu tiri selalu menyiapkan dirinya sarapan?

"Pelayan Jung" panggil Aleysia.

"Pelayan Jung"

"Pelayan Jung kau dimanaaa"

Aleysia kembali keluar menuju balkonnya.

Tepat dibawah sana, ia melihat Jessica yang sedang di cambuk dengan menggunakan rotan kayu yang cukup tebal.

Baju putih yang melapisi tubuh ringkih tersebut, kini telah berubah menjadi bercak kemerahan dari balik punggungnya.

"Pelayan Jung!!!" sentak Aleysia kembali masuk ke dalam kamarnya untuk meraih cadarnya.

Dengan terburu-buru Aleysia berlari menuju halaman istana utama.
tak peduli dengan penjaga yang kebingungan saat Aleysia keluar dari kastil.

Bahkan Aleysia juga ikut bingung, sejak kapan dikastilnya ada seorang penjaga?

"Cambuk terus sampai adikku ketemu!" perintah Jennie yang berdiri disamping seorang pengawal yang masih fokus mencambuki punggung Jessica.

Tcak... Tcak...

"Argh" ringis Jessica.

Tcak.... Tcak....

"Arghhhhh"

"HENTIKAN!!" tegas Aleysia.

Membuat seluruh yang ada disana, segera menoleh ke arahnya. Termaksud sang ayah beserta sang suami.

Jessica sendiri, sedang terengah-engah, menahan rasa sakit dipunggungnya.

Aleysia dengan perlahan menghampiri sang ibu tiri dengan air mata yang menetes dipipinya.

"Pelayan Jung" lirih Aleysia.

"Nona" balasnya yang berusaha tersenyum meskipun wajahnya tampak begitu pucat.

"Pelayan Jung hiks, kenapa hiks. kenapa bisa seperti ini?"
Aleysia mengusap lembut pipi Jessica yang terlihat banyak memar.
apa ini perbuatan sang ayah?

"Nona aku pikir anda telah tewas dimakan oleh hewan buas"

"Tidak hiks, aku baik-baik saja. Bagaimana bisa kau seperti ini?"

"Kemana saja kau semalam Putri Kedua!" sentak Edward.

Aleysia yang mendengar suara Edward, dengan penuh dendam mengepalkan tangannya. Lalu menatap sang ayah dengan pandangan yang sangat tajam.