17. Aleysia.

957 138 3
                                    

"I never expected to be happy"

- Aleysia Damara Anka.

*****

Jennie mengigit kuku jemarinya dengan gelisah, dia tidak menyangka jika sang adik justru memiliki wajah seindah dewi.
selama ini ia pikir Aleysia benar-benar memiliki luka dan penyakit ditubuhnya, kalau seperti ini. Bisa-bisa kecantikannya dikalahkan oleh sang adik.

"Tidak, tidak akan. Aku tidak akan pernah dikalahkan"

"TIDAK AKAN PERNAH!!!" teriak Jennie menghancurkan seluruh barang yang diatas meja.

"Yang Mulia tenanglah"
Pelayan Jennie terlihat khawatir melihat nonanya yang mulai menggila.

"Bagaimana bisa, bagaimana bisa dia memiliki wajah seindah itu. BAGAIMANA BISAAAAA"

Pintu kamar Jennie terbuka, menampilkan sang ibu yang berjalan cepat menuju ke arahnya.

"Sayang apa yang kau lakukan?" bentak Tamara.

"Ibu hiks.. ibuuu"
Jennie memeluk tubuh Tamara yang menghampirinya.

"Ibu apa ibu tahu wajah Aleysia, apa ibu tahu???"

"Tidak, ibu tidak tahu. Kau tenanglah"
Tamara mengelus lembut rambut putri kesayangannya itu.

"Ibu aku ingin kau melukai wajahnya, tidak ada yang boleh menyaingkan kecantikanku, tidak adaaa"

"Tenang Putri! kau harus tenang!!"

"Aku tidak akan pernah tenang ibu, seluruh pangeran dikerajaan lain pun akan memperebutkannya! mereka tidak akan lagi memperebutkanku"

Tamara menghela berat, ia sangat tahu jika berada diposisi anaknya. Bahkan dia juga takut Kaisar Jin akan lebih tertarik untuk menikahi Aleysia, menjadikan anak itu Permaisuri dan membiarkan anaknya menjadi seorang selir yang seperti budak.

Dia tidak akan membiarkannya.

Membiarkan seluruh hak kenyamanan anaknya direbut oleh orang lain.

"Kau tenang saja, selama ibu masih ada disini. Ibu akan membantumu untuk melukai wajahnya, bahkan..."

"Untuk membunuhnya" lanjut Tamara.

*****

Edward memandang Aleysia yang membuang mukanya.

Ini bukanlah salah Aleysia.
cadar gadis itu dibuka sendiri oleh anak kesayangan dari sang ayah, jadi tidak mungkin bukan jika Edward tetap menghukumnya?

"Putri Aleysia" panggil Edward.

"Apa ayah akan menghukumku?"

Edward yang mendengar balasan Aleysia sempat terdiam, sebelum dirinya menghela berat.
"Mulai sekarang dan seterusnya, bukalah cadarmu"

"Apa?"

"Buang semua cadar yang ada dikediamanmu"

"Tidak, aku----"

"Siapkan para penjaga untuk mengunjungi kediaman Putri Jennie" ucap Edward memotong ucapan Aleysia.

"Baik Yang Mulia!"

"Ayah! apa yang ingin kau lakukan?" Aleysia mengejar langkah Edward yang keluar dari ruangannya.

"Kembali ke kastilmu Putri, ada urusan yang harus ayah selesaikan pada kakakmu"

"Ayah ini tidak sepenuhnya salah kakak, dia hanya----"

"Dia ingin mempermalukan-mu Putri Aleysia, apa kau tidak sadar akan hal itu!" bentak Edward.

Dark World. [Tamat✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang