Chapter 7

53 16 0
                                    

"Maukah Kau...?"

25 Maret 2019, Senin (06.30)

"Aku tau kalian semua hebat! Tapi jangan gegabah seperti itu! Kita sudah janji agar hari sabtu dan minggu jadi waktu istirahat, kan?!" tanya Bintang marah.

"Maaf..." Alfi dan Rigan meminta maaf.

"Apa salah mereka hingga harus minta maaf?" tanya Dandi tidak terima.

"Mereka sudah membahayakan diri mereka sendiri! Mana bisa aku membiarkan mereka seperti itu!" Bintang memegang kerah Dandi.

"Dan kenapa kau tidak bisa mengontrol emosimu?!" tanya Dandi sembari teleport sedikit agar lepas dari cengkraman Bintang.

"Karena mana bisa aku menerima kenyataan bahwa salah satu temanku sudah tiada!" ucap Bintang dengan membentak. Namun seketika keadaan menjadi hening dan sunyi.

"Jadi kita akhiri saja perpecahan sialan ini?" tanya Rafly.

"Apakah komplikasinya selesai disini?" tanya Nabila.

"Ck," Raisya mendecak.

"Jangan dipaksakan... jika ada yang tidak suka maka biarkan saja," ucap Winda menengahi.

"Sepertinya aku banyak salah disini," Zalfa berdiri dan menghadap ke Winda.

"Salah?" Winda terlihat bingung.

"Maaf atas perlakuanku kemarin. Jujur saja, kemarin kondisiku sedang tidak baik. Maafkan aku," ucap Zalfa.

"Tidak apa-apa kok," jawab Winda.

"Punya teman baru lagi yah?" tanya Raisya menyindir.

"Maafkan ak-"

"Kalian itu maunya apa sih?" tanya Abil tiba-tiba, "Padahal saat ini kita punya kekuatan. Tapi kenapa kalian tetap saja egois?! Kalau begini lebih baik seperti dulu saja! Masing-masing asik dengan kelompoknya sendiri! Daripada banyak bertengkar dan berdebat seperti ini!" Abil tidak dapat menahan dirinya lagi.

"Aku tidak peduli terhadap yang lain. Tapi intinya kelompokku dan Alfi sudah menjadi satu kelompok," ucap Rigan.

"Eh," Winda terkejut.

"Lupakan tentang perpecahan atau persatuan yang konyol ini. Sekarang pertanyaanku adalah... siapa anak yang memanggil dirinya Winda ini?" tanya Tedi sembari menunjuk Winda.

"Aku adalah anak kelas tetangga kalian yang memiliki kemampuan seperti kalian," ucap Winda.

"Apa kekuat-"

"Memangnya tak masalah kau bergabung disini?" tanya Nayla memotong kalimat Tedi.

"Trims," Zalfa mengucapkan terimakasih pada Nayla.

"Tidak apa-apa. Lagipula aku tidak memiliki teman lagi, sebagian besar temanku sedang terkapar karena racun aneh itu," jawab Winda.

"Winda. Kau ingin ikut kelompok siapa?" tanya Dandi.

"Kalau boleh... kelompokmu saja Dandi," ucap Winda yang langsung disetujui oleh Dandi.

"Bersyukurlah," ucap Ilyani pada Nayla dan Zalfa tiba-tiba.

"Darimana kau tau?" tanya Nayla.

"... hanya menebak," jawab Ilyani.

"Np..." Ilmi memanggil pelan nama Np.

"Kau tidak sendiri," ucap Rifki tiba-tiba.

"Ya... sepertinya, kita harus mengurusi dulu masalah diri sendiri baru kita urusi masalah monster itu," ucap Sabian yang memotong semua kegiatan orang lain setelah mendengar keluhan Ilmi.

Incredible FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang