Chapter 10

61 19 9
                                        

“Penghianat”

“Perkenalkan… namaku-”

“Zane?!” Alfi seketika terkejut, pria itu juga terkejut.

“… Ayah… ah, maksudku… kakak?!” Zane membuka topi dan maskernya.

“Zane! Kau… ternyata kau  baik-baik saja,” Alfi merasa lega sekaligus sedih.

“Aku tidak akan kemana-mana kok kak,” Zane menjawab dengan senyum lebar.

“Bagaimana bisa kau kemari?!” tanya Risma dengan senang.

“Seperti yang aku katakan sebelumnya. Aku adalah kalian, kalian adalah aku. Aku berada disini karena keinginan kalian sendiri. Aku ada disini… karena kakak menginginkan aku,” Zane menangis.

“Sudahlah,” Alfi mendekati Zane dan membiarkan Zane menangis di pundaknya.

“Kakak… aku… aku sangat merindukan kakak…” Zane menangis semakin keras.

“Sudahlah… sudah… sekarang kau baik-baik saja kan?” Alfi menepuk-nepuk kepala Zane.

“Semakin merepotkan saja ternyata,” ucap Winda tiba-tiba.

“Apa maksudmu?” Sabian tidak menyukai kalimat Winda.

“Ya, artinya ya itu lah… aku merasa repot dengan adanya anggota baru,” ucap Winda sembari menatap Zane dengan tajam.

“Nah, karena kau merasa repot maka pergi saja dan jangan perlihatkan mukamu disini lagi,” ucap Alfi dengan wajah tersenyum bahagia.

“Apa yang kau katakan tadi Alfi?” tanya Dandi yang langsung menghadang Alfi sembari menggunakan ekspresi yang sama dengan Alfi.

“Seperti yang kau dengar Dandi,” Alfi sedikit menundukkan badannya yang seperti mengatakan bahwa Dandi itu pendek, dengan niatan mengejek Dandi.

“Kau pikir ejekan itu dapat mempengaruhiku?” tanya Dandi.

“Ya. Kupikir begitu,” Alfi memberikan senyuman manis pada Dandi.

“Lalu apakah kau akan terpengaruh jika aku melempar anak bernama Zane itu ke dalam labirin dan membiarkannya tinggal selamanya di sana?” tanya Dandi sembari memegang pundak Alfi.

“Ya… kalau kau melakukan itu maka artinya kau mau mencoba rasanya kehilangan nyawa yah?” tanya Alfi sembari menyentil telinga Dandi.

“Kau dapat melakukannya kah? Aku tidak per-”

“Aku memang akan pergi kok. Berlama-lama dengan kelompok bodoh ini memang memberikanku sesuatu yang baik, tapi banyak juga yang tidak baiknya. Aku berterimakasih pada kalian yang mau menunjukkan kekuatan kalian dan membiarkan ku menyalinnya. Sekarang aku mau coba… bagaimana jika aku, gunakan kekuatan salinan ini?” ucap Winda yang berhasil membuat semua orang terkejut.

“Jadi… apa yang dikatakan Nayla waktu itu?!” Rigan tidak menyangka.

“Iya… aku terkejut Nayla bisa mengetahui kebenaran itu. Awalnya ya… aku ingin membunuh Nayla, tapi ternyata seseorang yang mengetahui segalanya adalah Zalfa… seseorang yang sudah menjadi kenangan itu,” ucap Winda sembari tertawa kecil.

“Apa… jadi kau,” Ilmi terlihat agak marah.

“Hm… aku sengaja mendorongnya sih. Soalnya dia itu terlalu tau. Eh tapi kalian harusya berterimakasih padaku loh~” ucap Winda sembari menepuk-nepuk kepala Ilmi.

“Berterimakasih dalam hal apa?!” Ilmi terlihat mulai marah.

“Kalian sudah tau kan tentang ‘Dia yang menyebut dirinya sebagai tuhan’  haha?” tanya Winda dengan sangat bahagia.

Incredible FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang