Chapter 9

65 20 2
                                    

“Apa yang Tidak Aku(Kau) Ketahui”

31 maret 2019, Minggu (10.09)

“Kira-kira bos seperti apa yang bakal kita lawan sekarang?” tanya Dandi.

“Hm… mungkin yang sejenis hewan raksasa?” tanya Bintang dengan  nada bercanda.

“Ya, berharap saja kalau bos ini dapat kita kalahkan,” ucap Winda tersenyum.

“Sepertinya kita harus menemukan jalan rahasia agar bisa merencanakan sesuatu sebelum bos itu menyerang,” ucap Zakyah.

“Tapi kita bisa menyerang dari pintu depan jika memiliki seseorang yang mampu berfikir dengan sangat cepat,” ucap Abil.

“Sepertinya Icha bisa melakukan itu, tinggal menghentikan waktu lalu berfikir. Iyakan?” tanya Winda.

“Tidak, walau aku bisa melakukan itu tapi aku tidak bisa membuat sebuah rencana atau taktik yang bagus,” Icha menolak.

“Di kelompok kalian siapa yang berfikir seperti itu?” tanya Dandi pada Alfi.

“Waktu itu kami menyerahkan semuanya kepada Zalfa… maaf,” ucap Alfi yang menyadari perubahan suasana hati Nayla.

“Mengapa kalian terus mengingatnya?” tanya Raisya.

“Dia baru saja meninggal kemarin! Bagaimana bisa aku melupakannya?!” tanya Nayla sembari berjalan penuh amarah kearah Raisya yang sedang memasukkan tangannya de dalam sakunya.

“Memangnya apa yang salah dengan itu?” tanya Raisya sembari menghadap Nayla.

“Dia sudah berjuang demi kita!” Nayla memegang kerah Raisya.

“Berjuang?! Dia mati konyol seperti itu kau bilang berjuang? Huh, pergilah untuk memeriksa kewarasanmu bodoh,” ucap Raisya yang melepaskan cengkraman Nayla.

“Kau tidak tau yang sebenarnya,” ucap Nayla pelan.

“…” Raisya hanya terdiam hingga ia diajak untuk pergi ke dalam labirin oleh kelompoknya.

“Aku tau apa yang kau tidak ketahui, begitu juga sebaliknya,” ucap Raisya dengan memunggungi Nayla.

“Lantai enam ini sungguh tidak ada ampunnya!!” Dandi terlihat kelelahan setelah melewati banyak jebakan.

“Iya, ternyata banyak sekali jebakan yang ada di sini,” Winda memegang pundak Dandi.
“Mulai sekarang jangan ada lagi yang hampir terkena jebakan. Aku hampir berada di batasku. Kalau begini terus aku akan pingsan di tengah jalan,” ucap Icha.

“Sialan… andai saja ada cara cepat untuk pergi ke ruang bos,” Dandi berfikir.

“Mungkin ada,” ucap Rafly sembari menatap langit-langit yang berwarna lebih muda dari yang lainnya.

“Ada?” tanya Bintang.

“Iya, sekarang kita tidak harus jalan lurus. Tapi keatas,” ucap Rafly sembari tersenyum dan menembakkan batu ke langit-langit itu menggunakan teleknisnya.

Tiba-tiba langit-langit itu runtuh dan terdapat sebuah ruangan besar yang familiar bagi mereka. Itu adalah ruangan bos seperti yang dipikirkan Rafly. Merekapun memasuki ruangan itu dan beruntungnya mereka ada tepat di belakang singgasana bos ke enam.

“Kita cukup aman disini,” Dandi berbisik.

“Tapi kita tidak tau bagaimana bentuk bosnya,” Rizal merasa kecewa.

“Bukankah saat ini kau berguna?” tanya Dandi sembari melihat Rizal dengan tersenyum.

“Eh…” Rizal merasa sedikit takut.

Incredible FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang