Pagi hari telah tiba, gadis kecil vian masih ada dipelukan reyhan kala itu.
Reyhan terbangun karena sinar matahari telah menembus jendela kamar vila mereka.
Reyhan yang melihat istrinya dipelukannya hanya bisa tersenyum, melihat istrinya yang dibilang masih kecil dan begitu cantik.
Entah apa yang membuat reyhan suka terhadap vian, padahal ia merupakan cowok yang sangat cuek terhadap perempuan.
Memang sejak pertama bertemu reyhan sudah ada rasa dengan vian yang sekarang menjadi istrinya itu.
Reyhan memaikan hidung vian, membuat vian bangun.
"Kak rey ada apasih, vian masi ngantuk" ucap vian dengan mata sedikit terbuka
"Hehehe, yaudah tidur sayang" sahut reyhan sembari mengelus rambut istrinya itu.
Reyhan membiarkan istrinya tidur dengan lelap, ia beranjak dari tempat tidur, lalu pergi kekamar mandi.
Vian yang sadar dia telah bangun kesiangan, bingung mencari kak reyhannya yang tidak ada disebelahnya.
Ternyata setelah ia mencari, reyhan melihat TV di tempat makan.
Reyhan telah menyiapkan sarapan untuk mereka yang ia pesan online.
"Kok udah bangun, katanya masi ngantuk" ucap reyhan yang kala itu melihat istrinya turun tangga menghampirinya
"Maaf kak rey vian kesiangan, vian agak capek gak tau kenapa badan vian pegel pegel gitu"
"Mau kak rey pijitin?" Jawab reyhan dengan menyuruh vian datang menghampirinya dan duduk disebelahnya.
"Gak usah kak, nanti juga sembuh sendiri" sahut vian yang duduk disebelah reyhan.
"Kamu mandi sana gih, terus kita sarapan"
"Oke kak" vian meninggalkan reyhan.
Vian telah menyelesaikan mandinya.
Lantas ia pergi ke ruang TV untuk menyusul kak rey nya.
Dipagi hari itu, reyhan mendapat kabar bahwa ia diperbolehkan mengambil cuti lagi selama 5 hari.
Dan reyhan pun menyetejui langsung tentang cuti tambahannya itu.
Vian yang sudah selesai mandi, menghampiri reyhan di ruang TV.
"Telfon dari siapa kak?" Tanya vian ke reyhan kala itu.
"Telfon dari sekretaris aku, katanya aku dikasih cuti 5 hari lagi, kamu mau kita kemana nih? Tetap disini apa kelain tempat"
Vian lantas berpikir kemana tempat selanjutnya yang ia tuju.
Dengan sedikit meminta pertimbanga dia meminta pendapat suaminya itu
"Gimana kalo kita kerumah eyang di Solo kak?" Tanya vian ke reyhan yang lagi memainkan ponselnya
"Solo? Boleh juga tuh, sekalian kan kakak juga belum pernah tuh ke solo"
"Wah nenek pasti suka nih kita kesana" sahut vian dengan senyum lebarnya
"Sayang, canggung gak sih, kamu manggil aku kakak? Hmm??" Tiba-tiba ucap reyhan
"Kalo kita kerumah eyang, tapi panggilan kamu ke aku kakak, bukannya seperti suami jadi seperti kakak" lanjut reyhan
"Maaf, kakak marah ya vian panggil kakak?"
"Gakpapa tapi lebih baik panggilannya selain kakak aja, kalo kamu pingin tetap kakak gapapa juga kok"
"Vian manggilnya apa dong?"
"Panggil mas aja gimana? Keliatannya itu lebih baik deh daripada kakak? Hmm?" Lantas sahut reyhan memberikan saran
"Baiklah mas rey" sahut vian dengan senyum manisnya
"Vian ambil handphone dulu mas ya, vian mau kabarin eyang kalo kita mau kesana, tapi kapan mas? Hari ini bukannya kita udah checkout ya?"
"Ini mas juga lagi mau pesen tiket, kita kesana sekarang ya, habis selesai sarapan kita pergi kebandara"
"Baik mas, aku kabarin eyang dulu ya"
Lantas vian meninggalkan reyhan untuk mengabari eyangnya yang akan ia kunjungi bersama suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love With Marriage.
Romance[18+++] Pernikahan karena perjodohan, membuat vian bingung untuk menghadapinya. apalagi calon suaminya selisih 9 tahun dengan umurnya. bagaimana ia menghadapi menikah diusia muda dengan pria dewasa? apakah ia sanggup? yang katanya calon suaminya ad...